Sabar Melaksanakan Perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala
Oleh: Mohammad Fakhrudin
Banyak pelajaran yang semestinya dapat kita peroleh dari peristiwa kurban yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim ‘alaihi salam. Salah satu di antaranya adalah kesabaran beliau dalam melaksanakan perintah Allah Subḥanahu wa Ta'ala untuk berkurban. Tidak kalah sabarnya adalah Hajar (istrinya) dan
Ismail (anaknya).
Nabi Ibrahim, Hajar, dan Ismail melaksanakan perintah tersebut dengan sabar karena cintanya Allah Subhanahu wa Ta’ala jauh lebih besar daripada cintanya kepada segala sesuatu yang bersifat duniawi. Pengurbanannya amat besar sehingga memperoleh balasan yang amat besar pula. Mereka tidak tergoda sedikit pun oleh bujukan setan. Sudahkah kita mencontohnya?
Karena ketakwaannya pada Allah Subhanahu wa Ta’ala, Ibrahim memperoleh balasan yang luar biasa besarnya. Firman-Nya pada surat ash-Shaffaat (37): 108 dan 109,
وَتَرَكْنَا عَلَيْهِ فِى الْاٰ خِرِيْنَ
"Dan Kami abadikan untuk Ibrahim (pujian) di kalangan orang-orang yang datang kemudian,"
سَلٰمٌ عَلٰۤى اِبْرٰهِيْمَ
""Selamat sejahtera bagi Ibrahim.""
Bukankah umat Islam di seluruh dunia sekurang-kurangnya setiap salat pasti membaca shalawat Ibrahimiyah?
Shalawat tersebut dinyatakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai shalawat yang paling sempurna! Salah satu lafal shalawat tersebut sebagaimana terdapat di dalam HR al-Bukhari dan HR Muslim adalah
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى (إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى) آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ اللَّهُمَّ بَارِكْ (فِي رِوَايَةٍ: وَ بَارِكْ) عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى (إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى) آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ
"Ya, Allah. Berilah (yakni, tambahkanlah) shalawat (sanjungan) kepada Muhammad dan kepada keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberi shalawat kepada Ibrahim dan kepada keluarga Ibrahim, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji (lagi) Maha Mulia. Ya, Allah. Berilah berkah (tambahan kebaikan) kepada Muhammad dan kepada keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberi berkah kepada Ibrahim dan kepada keluarga Ibrahim, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji (lagi) Maha Mulia."
Di samping itu, Ibrahim dijadikan nama salah surat di dalam Al-Qur’an.
Sementara itu, Ismail adalah pemuda yang taat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan orang tuanya. Demi mencapai tujuan hidup yang mulia, dan karena tahu bahwa yang dilakukannya merupakan kebenaran Ilahi, ia rela berkurban sebagai wujud ketakwaannya. Ismail juga diabadikan sebagai nama tempat mustajab untuk berdoa, yaitu Hijir Ismail. Inilah bukti nyata bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala pasti membalas amal hamba-Nya.
Perintah Bersabar dalam Beribadah
Dalam hubungannya dengan sabar melaksanakan perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala, di dalam Al-Qur’an surat Maryam (19): 65 dijelaskan,
رَّبُّ السَّمٰوٰتِ وَ الْاَ رْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا فَا عْبُدْهُ وَا صْطَبِرْ لِـعِبَا دَتِهٖ ۗ هَلْ تَعْلَمُ لَهٗ سَمِيًّا
"(Dialah) Tuhan (yang menguasai) langit dan bumi dan segala yang ada di antara keduanya, maka sembahlah Dia dan berteguh hatilah dalam beribadah kepada-Nya. Apakah engkau mengetahui ada sesuatu yang sama dengan-Nya?"
Ada bermacam-macam ibadah yang diperintahkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, baik yang bersifat wajib maupun sunnah. Di antaranya adalah berinfak. Dalam hubungannya dengan perintah berinfak, berikut ini firman-Nya di dalam Al-Qur’an surat Ali ‘Imran (3): 92
لَنْ تَنَا لُوا الْبِرَّ حَتّٰى تُنْفِقُوْا مِمَّا تُحِبُّوْنَ ۗ وَمَا تُنْفِقُوْا مِنْ شَيْءٍ فَاِ نَّ اللّٰهَ بِهٖ عَلِيْمٌ
"Kamu tidak akan memperoleh kebajikan, sebelum kamu menginfakkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa pun yang kamu infakkan, tentang hal itu, sungguh Allah Maha mengetahui."
Berdasarkan ayat tersebut, kita pahami bahwa agar memperoleh kebajikan, kita diperintah menginfakkan harta yang kita cintai. Bagi orang yang sabar, melaksanakan perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala, menginfakkan harta yang dicintai pun dirasa ringan! Oleh karena itu, perintah itu dilaksanakan dengan senang; tanpa merasa dibebani sama sekali.
Bagaimana halnya perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam hal membalas kejahatan? Berikut ini fiman-Nya di dalam Al-Qur’an surat an-Nahl : 126
وَاِ نْ عَا قَبْتُمْ فَعَا قِبُوْا بِمِثْلِ مَا عُوْقِبْتُمْ بِهٖ ۚ وَلَئِنْ صَبَرْتُمْ لَهُوَ خَيْرٌ لِّلصّٰبِرِي
"Dan jika kamu membalas, maka balaslah dengan (balasan) yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu. Namun, jika kamu bersabar, sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang yang sabar."
Dari ayat tersebut kita ketahui bahwa kita hanya boleh membalas kejahatan dengan balasan yang sama, tidak boleh lebih jahat. Namun, jika memilih bersabar, justru lebih baik! Masyaallah! Bagi orang sabar, perintah itu pun dilaksanakan dengan senang.
Sementara itu, di dalam surat ar-Ra’d (13): 22 Allah Subhanu wa Ta’ala berfirman,
وَا لَّذِيْنَ صَبَرُوا ابْتِغَآءَ وَجْهِ رَبِّهِمْ وَاَ قَا مُوا الصَّلٰوةَ وَاَ نْفَقُوْا مِمَّا رَزَقْنٰهُمْ سِرًّا وَّعَلَا نِيَةً وَّيَدْرَءُوْنَ بِا لْحَسَنَةِ السَّيِّئَةَ اُولٰٓئِكَ لَهُمْ عُقْبَى الدَّا رِ
"Dan orang yang sabar karena mengharap keridaan Tuhannya, melaksanakan sholat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka, secara sembunyi atau terang-terangan serta menolak kejahatan dengan kebaikan; orang itulah yang mendapat tempat kesudahan (yang baik),"
Di dalam ayat terebut terdapat perintah menolak kejahatan dengan kebaikan. Tentu untuk mengamalkan perintah tersebut diperlukan bekal kesabaran! Tanpa bekal tersebut, sungguh sangat berat! Bahkan, jika dinalar, rasanya aneh.
Sekali lagi, bagi yang sabar melaksanakan perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala, seberat apa pun ibadah yang diperintahkan-Nya dirasa ringan dan dilaksanakan dengan penuh kecintaan pada-Nya. Ada keyakinan yang sangat kuat bahwa ibadah apa pun yang dilaksanakan dengan cara demikian, pasti mendatangkan keberkahan.
Balasan untuk Orang yang Sabar
Banyak janji Allah Subhanu wa Ta’ala bagi orang yang sabar. Di antaranya adalah
1. membersamai orang-orang yang sabar (QS al-Baqarah: 153);
يٰۤاَ يُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اسْتَعِيْنُوْا بِا لصَّبْرِ وَا لصَّلٰوةِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ مَعَ الصّٰبِرِيْنَ
"Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan sholat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar."
2. mencintai orang-orang sabar (QS Ali ‘Imran: 146);
وَكَاَ يِّنْ مِّنْ نَّبِيٍّ قٰتَلَ ۙ مَعَهٗ رِبِّيُّوْنَ كَثِيْرٌ ۚ فَمَا وَهَنُوْا لِمَاۤ اَصَا بَهُمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ وَمَا ضَعُفُوْا وَمَا اسْتَكَا نُوْا ۗ وَا للّٰهُ يُحِبُّ الصّٰبِرِيْنَ
"Dan betapa banyak nabi yang berperang didampingi sejumlah besar dari pengikut(nya) yang bertakwa. Mereka tidak (menjadi) lemah karena bencana yang menimpanya di jalan Allah, tidak patah semangat dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar."
3. memberinya pahala yang lebih baik dari yang dikerjakannya (QS an-Nahl: 96),
مَا عِنْدَكُمْ يَنْفَدُ وَمَا عِنْدَ اللّٰهِ بَا قٍ ۗ وَلَـنَجْزِيَنَّ الَّذِيْنَ صَبَرُوْۤا اَجْرَهُمْ بِاَ حْسَنِ مَا كَا نُوْا يَعْمَلُوْنَ
"Apa yang ada di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal. Dan Kami pasti akan memberi balasan kepada orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan."
4. memberinya tempat kesudahan yang baik (QS ar-Ra’d: 22).
وَا لَّذِيْنَ صَبَرُوا ابْتِغَآءَ وَجْهِ رَبِّهِمْ وَاَ قَا مُوا الصَّلٰوةَ وَاَ نْفَقُوْا مِمَّا رَزَقْنٰهُمْ سِرًّا وَّعَلَا نِيَةً وَّيَدْرَءُوْنَ بِا لْحَسَنَةِ السَّيِّئَةَ اُولٰٓئِكَ لَهُمْ عُقْبَى الدَّا رِ
"Dan orang yang sabar karena mengharap keridaan Tuhannya, melaksanakan sholat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka, secara sembunyi atau terang-terangan serta menolak kejahatan dengan kebaikan; orang itulah yang mendapat tempat kesudahan (yang baik),"
Kita yakin bahwa janji-Nya pasti ditepati. Oleh karena itu, tetaplah menjadi orang yang sabar dalam melaksanakan perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala agar kita diabadikan. Jika manusia tidak mengabadikan, yakinlah bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala pasti mengabadikan!
Allahu a’lam