LAMONGAN, Suara Muhammadiyah - Diikuti 22 utusan dari PCNA se-Kabupaten Lamongan, Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah menyelenggarakan lingkar ideologi organisasi yang dikupas oleh Dr Piet Hizbullah Khaidir. Kajian ideologi tersebut adalah upaya pemantapan gerakan dakwah yang dimotori Pimpinan Nasyiatul ‘Aisyiyah Lamongan di Aula Budi Utomo Lantai 3 Gedung A UM Lamongan, Ahad (15/10).
Piet mengatakan, para kader perlu meningkatan kamampuan dan pemahamannya secara mendasar tentang ideologi Nasyiatul ‘Aisyiyah. “Kegiatan seperti ini sangat perlu dilakukan secara masif, model perkaderan yang perlu untuk di kembangkan. Dan ditambah dengan mengelompokkan keahlian setiap kader, maka Nasyiah akan menjadi pelopor yang kompeten dan berkualitas,” ujar Sekretaris PDM Lamongan itu.
Ideologi mendasari bagaimana cara pandang kader Nasyiah dalam berdakwah. Ia menjelaskan bahwa untuk mencapai ideologi yang paripurna perlu refleksi, diskusi, berpengetahuan, dan memiliki semangat berdakwah.
“Pertama, refleksi berarti kita perlu membaca situasi sosial, budaya, politik, ekonomi, pendidikan maupun kesehatan dalam menentukan tren isu yang perlu diangkat dan didiskusikan,” tegasnya.
Selain itu Nasyiatul ‘Aisyiyah adalah penjaga gerbang kaderisasi yang islami untuk Persyarikatan, Bangsa dan Negara. “Kedua, kita perlu mendiskusikan berbagai permasalahan dan kemudian kita kaji. Dengan berlandaskan al-Quran dan Hadist maka akan kokoh dalam berdakwah dengan mengedepankan kader yang mukhlis,” ujar Piet.
Ketiga, kader NA perlu mengaplikasikan salah satu komitmennya yaitu “membaca satu hari satu tema” merupakan cara continue dalam meningkatan pengetahuan. Keempat, berdakwah dengan cara menjawab permasalahan sosial. “Yang perlu dilalukan saat ini adalah kaderisasi untuk memastikan roda organisasi tetap berputar. Dengan proses kaderisasi yang modern maka akan lahir kader militan yang mampu menjawab tantangan zaman,” tandas Piet Hizbullah Khaidir. (Novita Dwi Nur Hidayah/Diko)