Meneladani Akhlak Manusia Agung dalam Kehidupan di Era Digital

Publish

3 October 2023

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
3217
Foto Istimewa

Foto Istimewa

Meneladani Akhlak Manusia Agung dalam Kehidupan di Era Digital

Oleh: Rumini Zulfikar

Setiap tanggal 12 Rabiul Awal, seluruh umat Islam di seluruh penjuru dunia diingatkan akan sebuah peristiwa besar, yaitu kelahiran Sang Pelopor Peradaban Umat Manusia yang membawa risalah ajaran Islam. Tujuannya adalah memberikan umat manusia jalan yang lurus dan membimbing mereka menuju keselamatan dunia dan akhirat. Peristiwa tersebut adalah Lahirnya Nabi Muhammad SAW, yang tepatnya terjadi pada hari Senin tanggal 12 Rabiul Awal, yang juga dikenal sebagai Tahun Gajah (Al Fill).

Jika kita melihat sejarah zaman dahulu, kita akan menemukan bahwa di Kota Makkah pada masa itu, masyarakatnya hidup dalam kebodohan yang terstruktur. Mereka belum mendapatkan hidayah dari Allah, dan juga enggan untuk mempelajarinya. Akibatnya, terjadi krisis tauhid dan peradaban. Maka Allah mengutus seorang yang telah dipersiapkan-Nya untuk mengubah tatanan yang tidak beradab menjadi masyarakat yang beradab. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Surat Al Anbiya ayat 107 yang berbunyi, "Dan Aku mengutus kamu supaya menjadi Rahmat bagi seluruh alam."

Atas perintah ini, Nabi Muhammad SAW pertama kali diajarkan tentang IQRA, yaitu "membaca," oleh Allah melalui malaikat Jibril. Maka turunlah Surat Al 'Ala. Selanjutnya, Nabi diajarkan mengenai akhlak atau adab. Dalam sabdanya, Nabi berkata, "Innama Bu'qistu lill utami Akhlak," yang artinya, "Aku diutus oleh Allah sesungguhnya untuk menyempurnakan Akhlakul Karimah (Akhlak yang mulia)."

Dengan upaya yang sungguh-sungguh, dakwah Rasulullah berhasil membawa kesadaran kepada masyarakat di Makkah, meskipun banyak rintangan, hinaan, dan cacian. Rasulullah menyadari bahwa banyak hal yang menghambatnya di Makkah, sehingga beliau bersama para sahabat hijrah ke Kota Madinah. Alhamdulillah, di Madinah, mereka berhasil menyebarkan agama tauhid (Islam) dengan baik, bahkan membangun sebuah peradaban yang maju dengan sebutan Madinatul Munawwaroh (Kota yang bercahaya). Setelah itu, Rasulullah bersama para sahabat mujahirin dan ansor melanjutkan pembangunan peradaban baik di Kota Madinah dan di Kota Makkah Al Mukarromah.

Dengan penerapan nilai-nilai sikap dan perilaku yang mulia, seperti Sidiq (jujur); Amanah (dapat dipercaya); Tabligh (menyampaikan kebenaran); Fatonah (kecerdasan); Memanusiakan (humanis); Berbudi luhur.

Rasulullah dan para sahabatnya berhasil mencatat banyak prestasi dan menguasai hampir seperempat dunia. Banyak tokoh di masa Rasulullah dan para sahabat yang mampu membawa masa kejayaan Islam, seperti Abu Bakar, Umar bin Khattab, Usman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, dan tokoh-tokoh lainnya.

Namun, dalam perjalanannya, umat Islam menghadapi perubahan zaman yang cepat dan masif, terutama dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Di satu sisi, perkembangan ini memudahkan kehidupan, terutama dengan adanya internet yang memungkinkan akses informasi dari berbagai penjuru dunia hanya dengan menggunakan smartphone. Namun, di sisi lain, penggunaan teknologi ini juga berdampak negatif bagi masyarakat, terutama jika tidak digunakan dengan bijak.

Dampak negatif tersebut antara lain Krisis keadaban (kebencian, permusuhan, saling mencela); Erosi moralitas (penyebaran hoaks, penipuan, berita palsu); Hidup serba instan (kejahatan maya, kerapuhan mental, hedonistik); Overdosis internet (menghambur-hamburkan waktu, distraksi digital).

Oleh karena itu, tugas berat jatuh pada pemimpin agama, ulama, intelektual, elit bangsa, tokoh adat, institusi pendidikan, dan sosial keagamaan untuk hadir secara digital dan menyelamatkan umat dari dampak negatif teknologi ini.

Cara-cara yang harus dilakukan antara lain Menerapkan akhlakul karimah dalam bermedia sosial; Menggunakan media sosial untuk beramar ma'ruf nahi mungkar; Menyebarkan konten positif; Menggunakan media sosial sebagai wahana silaturrahim dan bukan untuk memecah belah umat; Menggunakan media sosial untuk memberikan pencerahan; Menggunakan media sosial untuk saling mengingatkan, sosialisasi, dan pertemuan.

Selain itu, pengawasan terhadap anak-anak dalam menggunakan gadget juga menjadi hal yang sangat penting. Jika kita mampu menggunakan teknologi ini dengan baik dan meneladani sifat dan sikap yang telah menjadi teladan dari Nabi Muhammad SAW, kita akan menjadi umat yang unggul dan beradab.

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW ini merupakan momentum untuk merenung dan mengevaluasi apakah kita telah meneladani uswah hasanah Nabi Muhammad SAW yang begitu agung ini dengan mengedepankan tauhid, kegembiraan, pencerahan, dan beradab.

Rumini Zulfikar, Ketua PRM Troketon


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Wawasan

Ikhtiar Awal Menuju Keluarga Sakinah (24)  Oleh: Mohammad Fakhrudin (warga Muhammadiyah tingga....

Suara Muhammadiyah

16 February 2024

Wawasan

Ibadah Haji dan Persamaan Nilai Kemanusiaan Oleh: Alvin Qodri Lazuardy, M. Pd Ibadah haji merupak....

Suara Muhammadiyah

19 June 2024

Wawasan

Membaca Realitas: Posisi Pemuda sebagai Pelopor Perubahan Oleh: Agusliadi Massere Dalam catatan se....

Suara Muhammadiyah

25 October 2023

Wawasan

Outlook Microfinance Muhammadiyah 2024 Oleh: Agus Yuliawan, Direktur Eksekutif Induk Baitut Tamwil ....

Suara Muhammadiyah

29 December 2023

Wawasan

Ekonomi Berdikari Muhammadiyah Oleh: Dr Masud HMN Berdirinya gedung SM delapan tingkat yang terlet....

Suara Muhammadiyah

5 October 2023

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah