Urgensi Nasehat Luqman Bagi Gen Z

Publish

5 September 2024

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
325
Foto Istimewa

Foto Istimewa

Urgensi Nasehat Luqman Bagi Gen Z 

Oleh: Dr. Nasrullah, M. Pd.

 Generasi Z merupakan warga bangsa yang jumlahnya hampir mencapai 1/3 dari seluruh penduduk  Indonesia. Data statistik menunjukkan jumlah mereka mencapai 27% dari seluruh populasi. Generasi ini sangat melek teknologi dan mampu mengekspresikan diri dalam berbagai platform media sosial. Sehingga sangat mudah dikenal dan sangat berpengaruh dalam menentukan arah Indonesia ke depan. Bahkan ditahun 2045, saat 100 tahun kemerdekaan Indonesia, merekalah yang akan menjadi generasi emas.

 Harapan untuk menjadikan gen Z sebagai generasi emas pada masa yang akan datang telah diungkapkan berbagai kalangan. Bahkan berbagai program pendidikan dan rancangan kurikulum telah dibuat untuk itu. Sehingga pada saatnya, gen Z betul-betul menjadi generasi emas sesuai harapan. 

 Meskipun demikian, sebagai manusia, gen Z juga memiliki beberapa titik lemah. Dibalik penguasaan teknologi yang mumpuni, mereka menderita akibat teknologi tersebut. Mereka banyak yang mengalami gejala kecemasan, stres bahkan depresi dan mengalami gejala-gejala lainnya yang berkaitan dengan masalah mental. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya paparan media sosial.              

Terpaparnya gen Z oleh media sosial, memang tak bisa dielakkan, sebab, generasi ini memang sudah bersentuhan dengan teknologi semenjak kecil. Bahkan, bagi mereka media sosial sudah merupakan ajang untuk berkomunikasi dan menunjukkan eksistensi diri. Banyak diantara mereka yang menggunakan waktu lama untuk mengedit foto yang terbaik, membuat caption yang menarik dan memantau pertambahan ‘like’ yang diterima.

 Hal di atas membuat mereka terjebak dalam keinginan untuk selalu diakui dan dihargai orang lain. Motivasi seperti ini sebenarnya tidak salah, hanya saja jika itu dilakukan berlama-lama, sampai mengurangi waktu untuk bersosialisasi dan melakukan hal produktif lainnya, tentu akan merugikan. Bahkan inilah yang merusak mental. Hal ini di awali dengan kecemasan jika penampilan dianggap belum sempurna, jumlah orang yang me’like’ berkurang, takut ketinggalan dari trend yang berkembang atau mengalami gejala FOMO (Fear Of Missing Out).

Pada sisi lemah gen Z ini tentu diperlukan penguatan, sehingga tidak menimbulkan efek yang tidak diingini. Diperlukan upaya menciptakan ketahanan mental sehingga generasi emas itu tidak terjebak menjadi generasi cemas. Generasi yang gagap dalam menghadapi tantangan real kehidupan. Generasi yang terpukau oleh banyak pengikut, generasi yang ingin selalu tampil sempurna dan generasi yang selalu menginginkan atau mengharapkan unsur-unsur yang menimbulkan kebanggaan lainnya.

Kebanggaan terhadap hal tersebut, meskipun tidak semuanya salah, namun perlu ditinjau ulang ataupun dievaluasi,  sehingga tidak menimbulkan akibat yang merugikan atau menimbulkan permasalahan mental. Dalam surat Luqman ayat 18 ditegaskan bahwa, Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri. Ini menunjukkan bahwa Allah tidak menyukai orang yang membangga-banggakan kelebihan-kelebihan yang dimilikinya. Menurut Quraish Shihab, nasehat Luqman ini mencerminkan akhlak mulia seorang muslim yang rendah hati, penuh kasih sayang dan selalu menjaga kesopanan dalam berinteraksi dengan sesama (Tafsir Al Misbah, jilid XI, hal. 136-139).  

 Pentingnya menjaga kesopanan dalam berinteraksi dengan sesama juga merupakan unsur penting dalam Profil Pelajar Pancasila, yang memiliki ciri utama, yakni : Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berkebhinnekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis dan kreatif.  Hal ini juga penting untuk mencegah berkembangnya politik kartel pada masa yang akan datang. Menurut Hamka Hendra Noer (Republika, 30-8-24), politik kartel merupakan upaya bergotong royong mengumpulkan sejumlah parpol untuk mencapai tujuan tertentu dengan meminimalisir lawan, kalau perlu yang dilawan hanya kotak kosong. Kemampuan untuk ini tentu menimbulkan kesombongan dan keangkuhan, dan merupakan ancaman serius dalam menegakkan akhlak mulia gen Z 

Melaksanakan politik kartel ini jelas kurang menguntungkan dilihat dari perspektif Profil Pelajar Pancasila, sebab menumpulkan pemikiran kritis dan memaknai gotong royong atau kolaborasi dari segi yang kurang tepat.  Jika ini berkelanjutan, maka upaya menjadikan Profil Pelajar Pancasila sebagai panutan bagi generasi emas, akan menempuh jalan panjang, terjal dan berliku. Bahkan  bukan tak mungkin seperti pungguk merindukan rembulan.  Dalam hal ini berarti nasehat Lukmanul Hakim sangat relevan dimaknai, dihayati dan dilaksanakan oleh generasi Z, demi untuk menciptakan ketahanan mental. 

Nasehat itu juga bermanfaat bagi mereka yang terlanjur terjebak dalam labirin politik kartel. Sebab, tata cara politik ini menimbulkan kesombongan dan keangkuhan, sebab mampu mengeliminir lawan dengan cepat, tepat dan akurat. Hanya saja hal ini memiliki implikasi kurang mendukung dalam  mewujudkan Profil Pelajar Pancasila. Sebab, menunjukkan kemauan mendominasi, kemauan untuk menguasai, dan ekses lainnya. Sehingga menyuburkan kesombongan dan menabur keangkuhan. Berarti, suka atau tidak suka, ini merupakan batu sandungan dalam menciptakan demokratisasi yang tercermin dalam Profil Pelajar Pancasila. Ini merupakan alarm peringatan dalam mempersiapkan generasi emas tahun 45. Wallahu a’lam

 

 

 

 

 

 

 


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Wawasan

Oleh: Wildan dan Nucholid Umam Kurniawan "Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu  Pemeri....

Suara Muhammadiyah

1 November 2023

Wawasan

Trilogi Bagian ketiga: Suami Istri Harus Saling Mengapresiasi, Menjaga dan Melindungi Oleh: M. Rifq....

Suara Muhammadiyah

28 November 2023

Wawasan

Ikhtiar Awal Menuju Keluarga Sakinah (30) Oleh: Mohammad Fakhrudin (warga Muhammadiyah tinggal di M....

Suara Muhammadiyah

28 March 2024

Wawasan

Kemerdekaan untuk Mempersiapkan Generasi Emas Oleh: Drh H Baskoro Tri Caroko, Anggota LPCRPM PP Muh....

Suara Muhammadiyah

26 August 2024

Wawasan

Jelang Munas Satu Abad: Menyongsong Transformasi Kedua Majelis Tarjih (5) Oleh: Mu’arif Jika....

Suara Muhammadiyah

30 January 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah