UMJ Gelar Konferensi Internasional, 14 Negara Bahas Tantangan SDGs

Publish

17 May 2025

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
58
Foto Istimewa

Foto Istimewa

JAKARTA, Suara Muhammadiyah - Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) menjadi tuan rumah International Conference of Social Work and Social Sciences (ICSWSS) 2025 yang menghadirkan 14 negara dari seluruh dunia. 14 negara ini berasal dari Indonesia, Amerika Serikat, China, Filipina, Vietnam, Bangladesh, Malaysia, United Kingdom, Romania, Pakistan, Jepang, Italy, Korea Selatan dan India.  

Kegiatan ini merupakan kolaborasi antara Asian and Pacific Islander Social Work Educators Association (APISWEA) dengan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UMJ, dimana pembukaan acara berlangsung di Auditorium KH Ahmad Azhar Basyir Gedung Cendekia UMJ, Sabtu (17/05). Konferensi ini merupakan pertemuan akademisi dan praktisi yang berlangsung selama empat hari, pada Jumat-Senin (16-19/5).

Wakil Rektor I UMJ Dr Muhammad Hadi, SKM, MKep, menyampaikan ucapan terima kasih karena telah mempercayakan UMJ untuk menjadi tuan rumah konferensi ini. Ia menyambut hangat kepada 284 peserta yang berasal dari 14 negara yang mempunyai latar belakang budaya, disiplin ilmu dan pengalaman yang beragam.

“Kehadiran Anda semua hari ini bukan sekadar partisipasi, melainkan bukti komitmen kita bersama untuk mendorong kemajuan sosial, menjunjung tinggi keunggulan akademik, dan membangun masyarakat yang lebih adil dan penuh empati,” ujarnya.

Hadi menekankan bahwa penyelenggaraan konferensi ini, memiliki makna khusus karena UMJ menjadi kampus pertama kali di Perguruan Tinggi Muhammadiyah Aiyiyah (PTMA) yang menyelenggarakan konferensi Internasional bekerjasama dengan APISWEA. Saat ini, Muhammadiyah memiliki 162 universitas di seluruh Indonesia serta lembaga pendidikan di Australia, Malaysia, dan sejumlah negara lainnya.

APISWEA Prof Peter Szto, PhD menyampaikan pentingnya kolaborasi global dalam menghadapi tantangan sosial di era modern. Sebagai perwakilan dari APISWEA, Peter menekankan bahwa kerja sama lintas negara dan budaya sangat krusial untuk menciptakan solusi atas berbagai permasalahan global.

“Meskipun saya berasal dari Amerika Serikat, saya merasa bahwa kita terhubung secara erat sebagai pekerjaan sosial dari kawasan Asia Pasifik. Saat ini, dunia menghadapi banyak persoalan besar, dan tanpa kerja sama yang erat, persoalan-persoalan itu tidak akan terselesaikan,” ujarnya.

Peter menyampaikan konferensi ini sangat bermanfaat sebagai ruang pembelajaran bersama antar peserta dari berbagai negara. Ia mendorong peserta untuk tidak hanya membuka pikiran, tetapi juga membuka hati dalam mengikuti rangkaian kegiatan.

President APKPSI, Dr Rudi Saparudin Darwis menerangkan bahwa APKPSI merupakan organisasi yang menaungi program studi kesejahteraan sosial dan pekerjaan sosial di Indonesia. Organisasi ini memiliki peran penting dalam menerbitkan standar pelaksanaan pendidikan, termasuk kurikulum, praktik lapangan, kualifikasi dosen, serta infrastruktur pendukung lainnya.

“Saat ini, APKPSI memiliki anggota dari 22 universitas di Indonesia. Mereka menyelenggarakan 24 program studi jenjang sarjana (S1), 6 program magister (S2), dan 2 program doktoral (S3),” ujarnya.

Rudi mengungkapkan bahwa, salah satu agenda utama APKPSI tahun ini adalah memperkuat pendidikan profesi bagi pekerja sosial sebagai jenjang lanjutan setelah pendidikan sarjana. Menurutnya ICSWSS yang diselenggarakan oleh APISWEA dan UMJ menjadi momentum penting untuk mendukung upaya tersebut.

“Kami yakin konferensi ini akan memberikan inspirasi dalam mempersiapkan kurikulum pendidikan sarjana dan profesi di bidang pekerjaan sosial,” tambahnya.

Tahun ini, ICSWSS mengusung tema "Global Transformation and Challenges in Social Work and Social Sciences Toward Achieving the 2030 SDGs". Tema tersebut menyoroti pentingnya integrasi tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) dalam peran keilmuan ilmu sosial dan profesi pekerjaan sosial, terutama dalam merespons berbagai tantangan global seperti kemiskinan, ketimpangan sosial, serta upaya mewujudkan pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan.

Pembukaan ini dimeriahkan oleh lembaga seni otonom Terasenja yang membawakan tari tradisional dari Aceh yaitu Ratoh Jaroe. Terasenja merupakan lembaga UMJ yang berasal dari mahasiswa Fakultas Agama Islam UMJ.

Turut hadir Direktur Jenderal Perlindungan Jaminan Sosial Kementrian Sosial RI Prof Dr Agus Zainal Arifin, SKom, MKom, dan Direktur Jenderal Sains dan Teknologi Ahmad Najib Burhani, MA, Jajaran Wakil Rektor UMJ. (m)


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

MAKASSAR, Suara Muhammadiyah - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko ....

Suara Muhammadiyah

11 July 2024

Berita

BANGKALAN, Suara Muhammadiyah - Dalam rangka merayakan Tanwir dan Milad Muhammadiyah ke-112, Pimpina....

Suara Muhammadiyah

27 December 2024

Berita

PURWOKERTO, Suara Muhammadiyah - Kabar gembira datang dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Univers....

Suara Muhammadiyah

24 July 2023

Berita

PULANG PISAU, Suara Muhammadiyah - Festival Pustaka Muhammadiyah tahun 2023 sukses digelar di Pusat ....

Suara Muhammadiyah

11 December 2023

Berita

AEKKANOPAN, Suara Muhammadiyah – Siswi SMP Muhamamdiyah-24 Aekkanopan Putri Ananda Susanti dar....

Suara Muhammadiyah

4 December 2023

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah