YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Selasa pagi, (9/9/2025), Aula Utama PWM DIY mulai dipenuhi peserta Inkubasi Calon Saudagar Muda Muhammadiyah (ICSMM) #2. Para siswa SMA/SMK Muhammadiyah datang dengan penuh percaya diri untuk memamerkan inovasi dan kreativitas usaha yang telah mereka kembangkan.
Tidak sekadar pameran, kegiatan bertajuk “Gelar Karya Inkubasi Calon Saudagar Muda Muhammadiyah (ICSMM) #2” ini menjadi momentum bagi 15 kelompok dari 14 sekolah Muhammadiyah se-DIY untuk unjuk karya setelah melewati berbagai proses. Mulai dari penyusunan dan perbaikan proposal, seleksi ketat, pelatihan, hingga pendampingan dan monitoring langsung ke sekolah oleh tim Majelis Dikdasmen PNF PWM DIY.
Penanggung jawab ICSMM 2025, Dr. Lutfi Wibawa, M.Pd., pada laporannya menyampaikan, tahap akhir program ICSMM berupa gelar karya yang ditampilkan dalam bentuk pameran. Produk dan prototipe awal yang dipamerkan diharapkan tidak hanya berhenti di meja juri, tetapi juga bisa dikembangkan lebih lanjut.
“Hari ini akan sekaligus dilaksanakan penjurian. Dewan juri akan menentukan Kelompok terbaik yang akan mendapatkan fasilitas untuk tampil di Muhammadiyah Jogja Expo (MJE) sebagai ajang promosi yang lebih luas,” ujar Anggota Majelis Dikdasmen PNF PWM DIY yang membidangi Pendidikan Nonformal itu.
Menurut Lutfi, gelar karya ini menjadi ruang penting bagi siswa-siswi Muhammadiyah untuk menyalurkan kreativitas sekaligus melatih mental berkompetisi. “Semoga kegiatan ini juga membawa motivasi dan keberkahan, agar para siswa benar-benar siap tampil sebagai saudagar muda Muhammadiyah,” harapnya.
Hal senada juga disampaikan Sekretaris Majelis Dikdasmen PNF PWM DIY, Fathur Rahman, M.Si. Ia menilai bahwa gelar karya menjadi salah satu bentuk pendidikan sejati, karena mengasah life skill siswa.
“Inilah pendidikan yang sesungguhnya. Selain menimba ilmu dari bapak-ibu guru, adik-adik juga memperoleh pengalaman keterampilan hidup. Ini akan menjadi bekal berharga, baik saat masuk dunia kerja maupun melanjutkan studi,” papar Fathur.
Baginya, produk-produk yang dipameran adalah embrio yang menunjukkan kreativitas siswa Muhammadiyah dalam mengolah bahan sederhana menjadi usaha potensial. Meski tidak semua kelompok bisa tampil di MJE, Fathur mengingatkan bahwa masih banyak peluang pemasaran yang bisa dimanfaatkan.
“Jangan berkecil hati, adik-adik semua bisa menggunakan strategi pemasaran lain untuk terus mengembangkan usaha. Sekarang banyak alternatif pemasaran digital dan lain sebagainya,” pesannya.
Fathur berharap, produk dan usaha yang telah dilakukan tidak berhenti dimeja juri, tapi bisa dimanfaatkan untuk mengisi waktu luang yang bermakna dan berharga. Sehingga menjadi bekal dimasa yang akan datang.
Dalam gelar karya ini, penilaian dilakukan oleh tiga dewan juri, yakni Purwanti, S.Pd., M.Pd. (Guru SMKN 1 Sewon Bantul), Erwin Yuniati, S.H., M.H. (Owner Bahana Batik Bantul), dan Dr. Siti Dyah Handayani, M.M. (Wakil Bendahara Majelis Dikdasmen PNF PWM DIY).
Kehadiran para juri dengan latar belakang berbeda tersebut diharapkan dapar menjaga objektivitas penjurian, sekaligus memberikan masukan konstruktif agar karya siswa semakin berkembang dan siap bersaing di masyarakat. (guf)