Selamat Milad Kader 'Aisyiyah

Publish

18 May 2025

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
88
Musypimwil 1 'Aisyiyah DIY. Foto: Cris

Musypimwil 1 'Aisyiyah DIY. Foto: Cris

Oleh: A Hilal Madjdi, Wakil Ketua PDM Kudus

Hampir beriringan dengan ibunda ‘Aisyiyah, adek-adek Nasyiatul ‘Aisyiyah sedang bergembira merayakan miladnya yang ke 94, yang tentu saja dibarengi dengan refleksi, introspeksi dan evaluasi. Tiga tahapan dalam setiap titik balik ini merupakan suatu kiniscayaan di masa kini, merupakan rangkaian profesionalisasi organisasi modern dalam menatap dan melangkah ke depan.

Langkah ke depan serumpun padi putri ini memang sejak awal didirikan sudah digadang -gadang akan menjadi saka guru keluarga dan ummat di masa datang. Suatu saka guru yang bukan saja akan mengalirkan air dan  membuka pintu surga di bawah telapak kakinya, tapi juga sekaligus memberdayakan, mensejahterakan dan mencerdaskan generasi-generasi mungil penerusnya yang nantinya akan mereka lahirkan dari rahim sucinya.

Dari paparan di atas nampaknya rahim suci tunas -tunas padi ini bukan sekedar menjadi piranti sebagai seorang istri yang salah satu tugasnya adalah meneruskan regenerasi, tapi juga meneruskan kehidupan dan peradaban manusia. Kita tahu, bahwa diskursus tentang kehidupan dan peradaban manusia tidak pernah selesai hanya dengan diskusi tentang bagaimana memenuhi kebutuhan hidup dasar yang ternyata saat ini masih saja diperbincangkan para pejabat publik.

Diskursus peradaban manusia jauh lebih intensif berbicara tentang harkat dan martabat kemanusiaan. Di sanalah sesungguhnya serumpun tunas padi yang menamakan dirinya Nasyiatul ‘Aisyiyah berhidmad kepada ummat.

Kader ‘Aisyiyah

Dicermati dari wacana yang selama ini dibangun tentang peran dan posisi Nasyiatul ‘Aisyiyah, maka mau tidak mau posisi utama Nasyiatul ‘Aisyiyah adalah sebagai kader utama sang ibunda, ‘Aisyiyah (yang secara otomatis kader Muhammadiyah). Istilah kader tentu merujuk pada sumber daya manusia yang memiliki dan atau mempersiapkan diri untuk meneruskan perjuangan sang ibunda. 

Meneruskan perjuangan memiliki sedikitnya tiga langkah strategis yang harus berani dilakukan. Yang pertama adalah adalah belajar kepada ibunda ‘Aisyiyah dengan pendekatan "nyantri" karena "nyantri" merupakan proses belajar paling humanis. Sampai pada era modern ini, kegiatan pendidikan dengan pendekatan "nyantri" tetap relevan karena kedekatan dan pendekatan yang dilakukan oleh guru dan murid merupakan proses paling humanis.

Yang ke dua adalah melakukan kajian atau evaluasi kritis namun tetap dengan koridor kesantuan dan ketawadlukan tehadap program kerja ibunda. Sebab santri diperlakukan secara utuh sebagai manusia berpikir dan berkembang. Kajian atau evaluasi kritis tentu tidak dimasudkan untuk mencari-cari kelemahan atau kesalahan, tapi untuk memperoleh kata-kata kunci dalam rangka pengembangan dan peningkatan kualitas dan kuantitas program.

Yang ke tiga adalah menjadi "supporting team" Kegiatan -kegiatan ibunda ‘Aisyiyah sehingga sukses bersama sebagai sesama kaum wanita yang berjuang untuk ummat dapat diraih bersama -sama. Sebagai "supporting team" , adek -adek Nasyiatul ‘Aisyiyah tentu bukan hanya sebagai pelengkap penderita, tapi sebagai sumber daya terpelajar yang berkiprah sesuai marwah dan kepasitasnya sebagai kader penerus.

Tantangan ke depan

Jika proporsi pengkaderan dan peran yang diambil atau diberikan kepada serumpun padi ini sesuai dengan aras kekaderannya, maka dapat dipastikan harapan akan masa depan cemerlang sudah membayang. Semangat dan keceriaan sang rumpun padi ini memang harus terbina dalam lingkungan yang kondusif, bukan tumbuh dalam perspepsi dan bayang-bayang "kompetitiveness" yang saat ini mulai merambah ke hampir semua lini kehidupan.

Yang perlu terus dipikirkan bersama-sama sesungguhnya bukan bagaimana mentasbihkan posisi Nasyiatul ‘Aisyiyah sebagai kader penerus, karena semuanya sudah jelas. Sebagai kader penerus, posisi yang sebaiknya dipertegas adalah bagaimana semua kader memiliki kemampuan membaca, memetakan dannmerespons tantangan masa depan.

Ada sedikitnya empat tantangan masa depan yang membayangi Nasyiatul ‘Aisyiyah pada miladnya yang ke 94 ini. Yang pertama adalah bagaimana memerankan fungsi ibu di masa mendatang dengan baik dalam rangka membangun keluarganya sendiri mencapai keluarga sakinah,.mawaddah dan warohmah. Ini tentu saja tidak bisa dijalani secara alami. Perlu ada proses pendidikan keluarga atau pendidikan pra nikah secara lebih masif dan lebih intensif jika selama ini sudah dilakukan. Sebab menjadi ibu rumah tangga sekaligus sebagai bagian dari penggerak Persyarikatan bukan sesuatu yang sederhana.

Yang ke dua adalah memantapkan diri sebagai pendidik pertama dan utama. Pergolakan pemikiran tentang pendidikan modern masih memposisikan ibu sebagai pendidik pertama dan utama. Tantangan mas depan pendidikan bukan hanya bagaimana mendidik anak agar memiliki ketrampilan hidup,.tapi juga bagaimana mendidik anak agar memiliki kapabilitas sebagai manusia.

Tantangan ke depan yang ke tiga bagi Nasyiatul ‘Aisyiyah adalah merancang, menata kelola dan mengembangkan program kerja keummatan dengan sentuhan kewanitaan. Dalam kehidupan masyarakat modern yang terkungkung teknologi dan materialisme, program - program kegiatan tentu suatu saat akan sangat berbeda dengan apa yang sudah dilaksanakan selama ini.

Sebagai penutup tulisan ini, tantangan ke empat Nasyiatul ‘Aisyiyah adalah mengembangkan ilmu pengetahuan-sains dan teknologi yang lebih memanusiakan kaum wanita. Cita -cita inilah yang dicanangkan oleh Nyai Walidah sejak awal beliau mendampingi Kiai Dahlan. Menjadi tantangan masa depan karena apa yang dipikirkan Nyai Walidah ternyata sampai saat ini masih sangat relevan.

Selamat milad yang ke 94 kader-kader ‘Aisyiyah


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Wawasan

‘Ratu Adil’ di Zaman ‘Megatruh Kambuh’ Oleh Mu’arif  Megatruh a....

Suara Muhammadiyah

26 October 2023

Wawasan

Refleksi Hardinas dan Jembatan Emas Pendidikan Oleh: Adam Dahlanisme, Pascasarjana UMS Tujuan Pend....

Suara Muhammadiyah

2 May 2024

Wawasan

Oleh: Donny Syofyan Allah menyuruh kita memahami lingkungan di mana kita berada (qul sîr&ucir....

Suara Muhammadiyah

27 October 2023

Wawasan

Oleh: Abdur Rauf. Anggota MPK-SDI PDM Kota Yogyakarta Periode 2022-2027 Warga Muhammadiyah semestin....

Suara Muhammadiyah

24 December 2024

Wawasan

Oleh: Donny Syofyan Pada tulisan sebelumnya saya sudah menyajikan penekanan Islam pada hak-hak oran....

Suara Muhammadiyah

6 October 2023

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah