Saudagar Reborn, Membangun Ekosistem Bisnis Persyarikatan

Publish

12 November 2025

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
57
Foto Istimewa

Foto Istimewa

Saudagar Reborn, Membangun Ekosistem Bisnis Persyarikatan

Oleh: Suwatno Ibnu Sudihardjo, Inisiator Aspirasimu; Pegiat UMKM Muhammadiyah Jateng

Selaras dengan gagasan Presiden: "Indonesia Butuh Orang Kaya Baru"
Kalimat yang diucapkan Prabowo Subianto pada tahun 2019 itu kini terasa makin relevan. Bukan orang kaya konsumtif, tapi orang kaya produktif —yang membuka lapangan kerja, menggerakkan ekonomi, dan membawa manfaat bagi sesama.

Dan kalau menengok sejarah, jauh sebelum Republik ini berdiri, Muhammadiyah telah lebih dulu melahirkan para saudagar. Mereka adalah pengusaha batik, pedagang kain, dan pelaku usaha kecil yang berdagang sambil berdakwah. Mereka tak hanya berjualan, tapi juga berjuang.

Suatu kali saya ngobrol dengan Kyai Khafid Sirotudin, Ketua LP UMKM PWM Jawa Tengah. Dengan gaya khasnya yang santai tapi mengena, beliau berkata: 
“Lha wong bisnis sama non muslim saja boleh, masa sesama warga Muhammadiyah malah ribut soal kepemilikan bisnis?”
ujarnya sambil tertawa ringan.

Kami pun tertawa bersama. Tapi di balik candaan itu ada hikmah besar. Yang perlu disejahterakan itu manusianya,  jamaahnya, rakyatnya.
Kalau jamaahnya makmur, organisasi akan bergerak dengan sendirinya. Infaq, zakat, sedekah, dan wakaf akan mengalir deras ke Lazismu tanpa perlu instruksi panjang.

Kini Muhammadiyah memiliki Tiga kekuatan besar dalam bidang ekonomi yang berwatak sosial (social entrepreneurship):
1. AUM (Amal Usaha Muhammadiyah) Ribuan Sekolah/Perguruan Tinggi, Rumah Sakit/Klinik Pratama dan Panti Asuhan tersebar di seluruh Indonesia. Bahkan beberapa Sekolah/PTM sudah mulai berdiri di luar negeri. 
2. BUMM (Badan Usaha Milik Muhammadiyah) Badan Usaha yang dimiliki dan dikelola secara resmi oleh persyarikatan.
3. BUMWM (Badan Usaha Milik Warga Muhammadiyah) Usaha yang dimiliki secara pribadi atau berkelompok oleh kader, warga, simpatisan, dan jamaah Muhammadiyah di berbagai sektor.

Ketiganya seharusnya berjalan beriringan dan bersinergi, bukan berhadapan. Meski faktanya, kadang masih ada yang terjadi sebaliknya. BUMM mendirikan unit bisnis baru yang sebelumnya telah dijalankan oleh BUMWM. Sehingga  BUMWM yang sudah lebih dulu berjalan justru merasa terancam, tersaingi.
Padahal keduanya punya misi sama: memajukan ekonomi umat dan menegakkan kemandirian ekonomi persyarikatan.

Membangun Ekosistem Bisnis Saling Menguatkan

Agar tidak saling tumpang tindih, diperlukan ekosistem bisnis yang berkeadilan dan berkelanjutan, dimana AUM Pendidikan --khususnya PTMA-- sebagai lembaga riset dan penguat IPTEK. BUMM menjadi pengarah dan penguat sistem. Sementara BUMWM menjadi motor produksi dan praktisi di lapangan.

Berikut kerangka sinerginya:

1. PTMA sebagai wadah para cerdik cendekia mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, produk dan sistem pemasaran. Juga sebagai Inkubator Bisnis Umat yang mampu melahirkan lebih banyak wirausaha/ entrepreneur baru. Dalam hal ini saya mengapresiasi tinggi pendirian Kampus Ramah UMKM di 6 PTMA se Jateng sebagai salah satu program utama LP-UMKM PWM Jateng.

2. BUMM sebagai Holding "korporatisasi gerakan ekonomi" persyarikatan, orkestrator ekonomi umat. Fokus pada pembinaan, suplly and chain, distribusi potensi ekonomi lokal dan penguatan jaringan antar wilayah. 
BUMM tidak perlu bersaing dengan BUMWM milik warga, tetapi menjadi wadah kolaborasi.
Misalnya, BUMM bisa membuat platform digital distribusi bagi produk-produk BUMWM di seluruh Indonesia.

3. BUMWM sebagai Ujung Tombak Produksi dan Pemasaran. Warga Muhammadiyah menjadi pelaku nyata yang menjalankan bisnis sehari-hari. UMKM, pertanian, ritel, hingga start up digital. BUMWM diberi ruang untuk tumbuh, mendapatkan akses pembiayaan, pelatihan, dan pasar yang lebih luas.

4. LP UMKM dan Lazismu sebagai Jembatan Sinergi. LP UMKM berperan sebagai pendamping dan pembina usaha warga. Lazismu menghimpun dan menyalurkan dana produktif —bukan sekadar santunan— untuk fasilitasi peralatan dan perlengkapan, atau "qardhul hasan" (pinjaman kebajikan) untuk membantu membuka usaha jamaah yang potensial.

Contoh Kolaborasi Nyata

Bayangkan ekosistem yang terbangun seperti ini:
BUMM punya jaringan Muhammadiyah Mart Nasional.
Produk-produknya diisi oleh BUMM Industri, BUMWM, pelaku UMKM dari kader, warga, simpatisan dan pelaku ekonomi mitra Muhammadiyah di berbagai daerah.

Distribusinya ditangani Koperasi dan Usaha Distribusi milik Ortom/AUM/BUMWM.

Modalnya disokong oleh BPRS dan Baitut Tamwil Muhammadiyah dan Lazismu.

Riset dan pengembangan produknya dilakukan oleh Perguruan Tinggi Muhammadiyah-Aisyiyah terdekat.

Semua saling menopang, sinergi, menghidupi bukan mematikan. Saling
kuat, saling angkat.
Itulah ekosistem ekonomi berkemajuan: satu tubuh yang bergerak bersama untuk kemaslahatan umat.

Momentum Saudagar Reborn

Era pemerintahan Presiden Prabowo adalah momentum yang tepat. Ketika pemerintah membuka ruang bagi lahirnya orang kaya baru atau "9 Haji". Muhammadiyah harus menjadi pelopor, bukan penonton.
Kita punya fondasi kuat: jaringan pendidikan, rumah sakit, lembaga sosial, dan terutama — jamaah yang loyal dan saleh.

Sekarang tinggal bagaimana semangat “saudagar” dihidupkan kembali. Bukan dengan seremoni, tetapi dengan strategi.
Bukan dengan pidato, tapi dengan ekosistem yang saling menghidupi.

Seperti kata Kyai Khafid dengan gayanya yang khas: “Yen kabeh gelem makmur bareng, Muhammadiyah iki ora usah disuruh maju, bakal mlaku dewe kok…”

Mari kita jadikan semangat Saudagar Reborn ini sebagai gerakan nyata. Menghidupkan kembali jiwa berdagang yang jujur, produktif, berkeadilan dan manfaat.

Membangun jejaring antara AUM, BUMM, BUMWM, Ortom dan UPP agar ekonomi umat tidak hanya kuat di atas kertas, tapi benar-benar menyejahterakan masyarakat.


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Wawasan

Jihad Ekonomi Muhamadiyah Kalbar Oleh: Amalia Irfani Selalu banyak kebaikan yang akan di dapat saa....

Suara Muhammadiyah

1 October 2023

Wawasan

Mengapa Kita Tak Bebas Menurut Sains, Tapi Punya Pilihan Menurut Islam? Oleh: Donny Syofyan, Dosen ....

Suara Muhammadiyah

10 October 2025

Wawasan

Menyenangkan Allah dengan Belajar Sains Halal Oleh: Vritta Amroini Wahyudi, Dosen Teknologi Pa....

Suara Muhammadiyah

4 August 2025

Wawasan

Oleh: Wildan dan Nucholid Umam Kurniawan "Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu  Pemeri....

Suara Muhammadiyah

1 November 2023

Wawasan

Saling Membantu dengan Tetangga Oleh: Mohammad Fakhrudin Topik kajian ini merupakan butir ke-5 dar....

Suara Muhammadiyah

18 August 2025

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah