Menjaga Titik dan Koma
Oleh: Isngadi Marwah Atmadja
Pada mulanya titik dan koma
Lalu huruf berkumpul menjalin kata
Dari situlah peradaban bermula
Ini bukan kata saya, tapi sabda para ulama
Aku hanya mengamininya
Menghadirkan titik dan koma
mungkin bagimu merupakan pekerjaan yang sia-sia
semula aku juga berpikir sama, namun mengapa ?
para leluhur yang mulia setia menjaganya?
Haji Fahcrodin, Kyai Sudja’, Mbah Yunus Anies bahkan
Kyai Dahlan juga melakukannya
Kyai Abdurrozaq, Mbah Azhar, Ustadz Muchlas, dan Profesor Haedar juga
masih setia melanjutkannya?
karena titik, koma, dan kata ini adalah jiwa kita
jiwa kemajuan yang harus terus menyala
Hidup membutuhkan jeda
perlu koma untuk merenung
perlu titik untuk menyusun balik
perlu kata untuk mengikat juga
mengurai maknanya
Untuk itulah majalah Suara Muhammadiyah ini menjadi ada
Seratus sembilan tahun hanya hitungan fajar dan senja
Karena Majalah ini akan terus terbit hingga
setengah hari menjelang kiamat tiba
itu tekad kami yang juga diwasiatkan oleh Buya syafii
dua bulan sebelum pergi
Ngampilan, 13 Agustus 2024