Menjaga Nilai Profetik dalam Pendidikan Muhammadiyah

Publish

20 November 2025

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
132
Foto Istimewa

Foto Istimewa

Menjaga Nilai Profetik dalam Pendidikan Muhammadiyah

Oleh: Noval Sahnitri, S.Pd., Pengajar Pesantren Muhammadiyah Darul Hikmah Purbolinggo, Mahasiswa Magister PAI UM Metro

Kehidupan modern akan selalu dihadapkan dan dirumuskan oleh manusia itu sendiri dengan perkembangan era yang serba cepat. Sebagian manusia memandang kehidupan sekarang, cenderung untuk berpikir menguntungkan dirinya secara pribadi. Produktifitas dan efektivitas yang dilakukan hanya sebatas kepentingan belaka, sementara ukuran keberhasilan hanya yang bersifat rasionalitas dalam segi ekonomi, jenjang karier ataupun kekuasaan. Nilai pragmatisme mulai merajalela di manapun, pertanyaannya bagaimana nasib pendidikan Muhammadiyah kedepan, apakah masih mengedepankan nilai-nilai profetik?

Muhammadiyah sejak awal berdirinya tidak pernah memisahkan pendidikan dan dakwah. K.H. Ahmad Dahlan menekankan pentingnya memadukan pelajaran umum dan agama, sehingga apa yang dipelajari bisa senafas dengan ajaran agama islam. Harapannya melalui lingkungan pendidikan Muhammadiyah dapat membentuk pendidik, siswa maupun mahasiswa yang berilmu dan berakhlak mulia. Dalam tulisannya, Nurcholish Madjid menekankan pentingnya mengintegrasikan wahyu dan akal dalam pendidikan, sebuah pendekatan yang membuka ruang bagi pendidikan yang tidak hanya berfokus pada ilmu agama, tetapi juga pada pembentukan karakter dan nilai-nilai moral siswa. Lebih lanjut, Kuntowijoyo juga menekankan bahwa pendidikan Islam harus memperhatikan aspek-aspek moral yang berlandaskan wahyu dan akal sebagai fondasi dari seluruh proses pendidikan yang bermuara pada pembentukan individu yang seimbang antara ilmu dan akhlak. Inilah nilai wujud profetik yang seharusnya diimplementasikan dalam pendidikan Muhammadiyah.

Namun, realitas hari ini, ada sebagian dalam internal Perguruan Muhammadiyah terdapat orang-orang yang memiliki arah pandangan yang berbeda yang seolah-olah memiliki semangat yang tinggi untuk mengabdi dalam membesarkan Amal Usaha Muhammadiyah di bidang pendidikan. Semangat profetik yang seharusnya di kedepankan mulai tergerus dengan orientasi pragmatis. Indikator keberhasilan lembaga pendidikan diukur dari seberapa tinggi nilai ujian, seberapa banyak siswa diterima di perguruan tinggi favorit, mencetak lulusan kerja yang berkualitas atau seberapa modern fasilitas yang dimiliki. Sementara terkadang, nilai-nilai kenabian seperti sidiq, tablig, fatonah dan amanah mulai hilang dari pendidiknya maupun peserta didiknya.

Dalam pendidikan profetik tidak hanya serta merta menekankan kecerdasan kognitif. Ia juga menuntut kesadaran moral dan spritual yang mengarahkan ilmu kepada kemaslahatan umat. Sebagai guru, dosen, ataupun tenaga kependidikan yang ada di lingkungan Muhammadiyah bukan hanya seorang karyawan yang bekerja atas dasar kepentingan dirinya. Tetapi juga mengusahakan kepada dirinya untuk bisa mentransfer ilmunya kepada siapapun dan menanamkan nilai, serta menjadi teladan sebagaimana yang termaktub dalam pendidikan profetik. Dalam ruh profetik, proses pendidikan adalah dakwah, menyampaikan kebenaran, menegakkan keadilan dan menumbuhkan kasih sayang.

Allah SWT, berfirman dalam surat Ali Imran Ayat 110

كُنْتُمْ خَيْرَ اُمَّةٍ اُخْرِجَتْ لِلنَّا سِ تَأْمُرُوْنَ بِا لْمَعْرُوْفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُوْنَ بِا للّٰهِ ۗ وَلَوْ اٰمَنَ اَهْلُ الْكِتٰبِ لَكَا نَ خَيْرًا لَّهُمْ ۗ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُوْنَ وَاَ كْثَرُهُمُ الْفٰسِقُوْنَ

"Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman, namun kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik."

Menurut Buya Hamka, dalam tafsir Al Azhar dalam surat tersebut dibagi menjadi empat bagian, pertama kamu adalah sebaik-baik ummat yang dikeluarkan Tuhan untuk seluruh manusia. Kedua (Karena) kamu menyuruh berbuat yang ma’ruf. Ketiga, kamu melarang perbuatan yang munkar. Keempat, serta kamu percaya kepada Allah. Keempat hal Ini merupakan satu ayat yang tidak terpotong-potong dan tidak boleh dipotong-potong. Keempat bagian kalimat itu, menyebabkan hubungannya erat dan tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lain. Ummat Muhammad akan tetap menjadi sebaik-baik ummat yang timbul di antara perikemanusiaan, selama dia mempunyai tiga sifat keutamaann itu. Berani menyuruh berbuat ma’ruf, berani melarang perbuatan munkar dan percaya kepada Allah.

Senada dengan Kuntowijoyo, amar ma’ruf nahi mungkar dan tu’minu billah merupakan pendidikan yang berlandaskan nilai ini akan melahirkan manusia yang bukan hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga berani menegakkan kebenaran dan memiliki kepedulian sosial. Tenaga pendidik dan kependidikan harus menjadi agen perubahan tidak hanya menumbuhkan otak menjadi cerdas, akan tetapi juga menumbuhkan hati nurani.

Ditengah derasnya arus pragmatisme pendidikan yang menilai keberhasilan hanya dari angka dan prestasi semata. Maka siapapun yang ada di lingkungan perguruan Muhammadiyah harus menjaga nilai-nilai profetik sebagai ruhnya pendidikan. Bekerja bukan hanya berfokus pada sesuai profesinya, melainkan panggilan dakwah dan tanggung jawab peradaban.

Dalam konteks inilah, pendidikan Muhammadiyah harus terus berstranformasi, bukan sekadar lembaga yang modern, tetapi juga menjadi ruang pembentukan akhlak dan karakter yang hidup.

Sebenarnya tidak ada yang salah dengan seberapa tinggi nilai ujian, seberapa banyak siswa diterima di perguruan tinggi favorit, mencetak lulusan kerja yang berkualitas atau seberapa modern fasilitas yang dimiliki. Justru, Muhammadiyah harus hadir sebagai pelopor kemajuan. Namun dalam perjalanannya, perlu diingat ada nilai profetik yang disertakan sehingga kesadaran dalam mengembangkan Amal Usaha Muhammadiyah dapat terkendali supaya tidak kehilangan arah.

Sekolah, madrasah, universitas Muhammadiyah harus menjadi pelopor utama dalam mengembangkan inovasi, teknologi dan rasionalitas yang berjalan seiring, seirama dan senada dengan nilai spritualitas dan etika islam.

Jika kita berkaca kembali, apa yang dulu dilakukan K.H Ahmad Dahlan dalam mendidik selalu menekankan untuk memahami ayat-ayat Al-Quran, terutama surat Al-Ma'un. Kemudian mengamalkannya dalam kehidupan sosial. Inilah misi besar sebenarnya ditengah arus pragmatisme, yakni menghadirkan pendidikan Muhammadiyah yang berorientasi sebagai cahaya bagi peradaban.

Kini, tugas utama kita adalah memastikan setiap ruang pembelajaran di Muhammadiyah terus berdenyut dengan nilai-nilai profetik. Di tengah persaingan global yang menuntut efisiensi dan kecepatan, pendidikan Muhammadiyah harus mencapai keseimbangan, modern tanpa kehilangan ruhnya, progresif tanpa kehilangan arah, dan pragmatis tanpa kehilangan nuraninya. Sebab kemajuan sejati bukan hanya terletak pada kemampuan kita untuk bersaing di dunia, tetapi juga pada kemampuan kita untuk menjunjung tinggi nilai-nilai kenabian dalam setiap langkah menuju masa depan.

Semua uraian di atas, hanya untuk sebagai pengingat dan refleksi kita. Supaya kita ingat bahwa kita bekerja itu untuk mengabdi atas apa yang telah dititipkan oleh K.H Ahmad Dahlan kepada kita semua. Mudah-mudahan kita selalu bisa mengedepankan nilai profetik ditengah arus pragmatisme.

 


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Wawasan

Untuk Sang Presiden Oleh: Ahsan Jamet Hamidi, Ketua Pimpinan Ranting Muhammadiyah Legoso, Wakil Sek....

Suara Muhammadiyah

22 October 2024

Wawasan

Oleh: Drh. H. Baskoro Tri Caroko Bekerja adalah suatu keadaan yang diinginkan oleh semua orang. Kar....

Suara Muhammadiyah

13 November 2023

Wawasan

CERDAS MEMILIH PEMIMPIN Oleh: Mohammad FakhrudinWarga Muhammadiyah tinggal di Magelang Kota  ....

Suara Muhammadiyah

31 January 2024

Wawasan

Islam Berkemajuan: Dinamika Sosiospiritual dalam Ruh Bermuhammadiyah Oleh: Soleh Amini Yahman, Drs.....

Suara Muhammadiyah

14 October 2025

Wawasan

Pangkon dan Dinamika Kehidupan Manusia Oleh: Rumini Zulfikar (Gus Zul), Penasehat PRM Troketon "Di....

Suara Muhammadiyah

1 May 2024