MEMPERKUAT JAMAAH MEMPERLUAS DAKWAH
Pada masa sepuluh tahun awal keberadaannya, Muhammadiyah telah mengguncang tanah Jawa. Sebagai Gerakan Islam, dakwah amar ma’ruf nahi mungkar dan tajdid. Muhammadiyah telah melakukan berbagai macam usaha yang menggembirakan dan memajukan ajaran Islam di kehidupan masyarakat. Kehadirannya terbukti mampu mengubah Masyarakat Islam ke tata kehidupan juga kultur yang lebih baik.
Reportase dan “surat pembaca” yang ada di Suara Muhammadiyah pada masa itu secara langsung maupun secara tersirat telah menceritakan keadaan ini. Sumber yang sama di tahun-tahun itu juga menyebut kalau jumlah “anggota resmi” Muhammadiyah kala itu masih sangat sedikit. Jumlah kadernya masih dapat dibilang dengan hitungan jari. Memang, Muhammadiyah saat itu dapat dikatakan tidak bergantung pada jumlah massa tetapi bertumpu pada kualitas kader dan kekuatan pergerakannya.
Kondisi seperti itu bertahan hingga pada tiga perempat abad usianya, bahkan mungkin hingga saat ini. Saat semua ummat Islam di Indonesia (meminjam istilah Prof Abdul Munir Mulkhan) telah berhasil dimuhammadiyahkan. Saat semua umat Islam sudah mengirim anaknya belajar ke sekolah, bahkan membuat sekolah. Saat para penentang perintisan rumah sakit PKO sudah mau berobat ke rumah sakit ketika sakit bahkan juga mendirikan rumah sakit sendiri, membuat universitas, mengorganisir zakat dan infak, dan lain sebagainya, maka hal itu dapat dikatakan semua kelompok itu dapat dikatakan telah termuhammadiyahkan.
Suatu perubahan hal yang mesti disyukuri oleh Muhammadiyah sebagai bukti kesuksesan usaha dakwahnya. Sebagaimana yang juga disebut oleh Yunus Anies yang mensyukuri berdirinya organisasi perkumpulan para ulama pada tahun 1926. Para ulama yang amat getol mencela dan membid’ahkan adanya perkumpulan akhirnya juga mau berkongres bahkan mendirikan perkumpulan.
Selengkapnya dapat membeli Majalah Suara Muhammadiyah digital di sini Majalah SM Digital Edisi 09/2024