BANDUNG, Suara Muhammadiyah – Peran ibu sebagai pembelajar memiliki arti penting dalam membentuk generasi emas Indonesia 2045. Hal ini disampaikan Kaprodi Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD) Universitas Muhammadiyah (UM) Bandung Dian Kusumawati saat mengisi program Gerakan Subuh Mengaji Aisyiyah Jawa Barat pada Selasa (19/8/2025).
Dian menegaskan, keberhasilan bangsa di masa depan sangat ditentukan oleh kualitas pendidikan dan pengasuhan sejak usia dini. Menurutnya, meski faktor genetik berpengaruh terhadap kecerdasan anak, peran aktif ibu tetap menjadi kunci utama.
“Hasil riset menunjukkan IQ anak sangat dipengaruhi oleh IQ ibu. Namun, dukungan emosional dan intelektual dari seorang ibu juga menentukan perkembangan otak anak, khususnya pada area hipokampus yang berhubungan dengan memori jangka panjang,” ujarnya.
Lebih jauh, Dian menjelaskan konsep fitrah sebagai potensi unik yang dimiliki setiap anak. Merujuk pada teori kecerdasan majemuk Howard Gardner, ia menekankan pentingnya peran ibu sebagai pengamat, peneliti, sekaligus pendidik yang mampu memberikan stimulasi sesuai tahap perkembangan anak.
Ia juga mengingatkan bahwa pendidikan anak tidak hanya terkait aspek duniawi, tetapi spiritual. Dian mencontohkan kisah Nabi Yakub dan Yusuf yang menunjukkan pentingnya doa dan harapan orang tua kepada Allah dalam mendidik anak.
Dalam kesempatan itu, Dian memaparkan pola asuh berbasis fitrah yang terbagi dalam tiga fase 21 tahun. Menurutnya, fase ini dimulai dari memperlakukan anak seperti raja, kemudian membimbingnya sebagai prajurit, hingga menjadikannya sahabat diskusi untuk membangun kemandirian.
Selain membahas peran ibu, Dian juga memperkenalkan Program Studi PIAUD UM Bandung yang menawarkan kelas reguler, kelas karyawan, dan program Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) berbasis online. Program ini ditujukan untuk mendukung calon guru dan para ibu dalam meningkatkan kompetensi mendidik anak usia dini.
Menutup sesi, Dian mengajak para ibu untuk terus meningkatkan ilmu, iman, dan kapasitas diri dalam mendidik generasi penerus bangsa. “Ibu pembelajar adalah investasi terpenting untuk mencetak generasi emas Indonesia 2045,” pungkasnya.***(FA)