Konsolidasi Ulama Aisyiyah Kuatkan Peran Perempuan dan Anak

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
123
Ketua Umum Pimpinan Pusat Aisyiyah Salmah Orbayinah

Ketua Umum Pimpinan Pusat Aisyiyah Salmah Orbayinah

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Ketua Umum Pimpinan Pusat Aisyiyah, Salmah Orbayinah menegaskan bahwa Islam adalah agama yang dihadirkan Tuhan untuk memerdekakan umat manusia dari segala ketidakadilan, kekerasan, hingga penyimpangan. Merebaknya ketidakadilan saat ini menurutnya ditengarai oleh pemahaman umat Islam terhadap agama yang belum tepat. Melihat kenyataan ini, Pimpinan Pusat Aisyiyah mengumpulkan seluruh ulama perempuannya untuk melakukan konsolidasi dalam hal penguatan dari sisi penafsiran terhadap problem-problem kontemporer, khususnya yang menyangkut urusan perempuan dan anak. 

“Masih banyaknya fenomena ketidakadilan yang terjadi dikarenakan umat ini belum memahami Islam secara benar,” tegasnya. 

Melalui acara yang mengambil nama Seminar dan Workshop Pra Silaturahmi Nasional I Ulama ‘Aisyiyah dengan tema “Konstruksi Pemikiran Ulama ‘Aisyiyah: Respon terhadap Isu Keumatan dan Kebangsaan” Aisyiyah mencoba mengumpulkan para kader ulamanya untuk mengkaji kembali Al-Qura’an dan Hadits dengan pemahaman yang lebih baik dan tidak diskriminataf. 

“Kami memahami bahwa jumlah ulama Aisyiyah masih terbatas karena banyak yang belum terdata. Dari kegiatan ini kami berharap bisa melakukan konsolidasi gerakan dalam penguatan perempuan dari aspek penafsiran dan keilmuan,” ujarnya. 

Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Hamim Ilyas mengapresiasi kegiatan yang dilakukan oleh Aisyiyah di Aula Kantor Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah Lantai 2 Jl. KHA. Dahlan No. 32 Yogyakarta itu. Ia menyadari bahwa posisi perempuan sejatinya masih kurang menguntungkan dalam dinamika keumatan dan kebangsaan. Dalam banyak hal, perempuan masih sering mengalami perilaku ketidakadilan. Untuk keluar dari masalah tersebut, dibutuhkan sebuah tafsir dengan pandangan fundamental dari Al-Qur’an, yang mana Al-Qur’an sebagai subjek yang dikaji. Sehingga produk tafsir yang keluar benar-benar berdasar pada perspektif Al-Qur’an sendiri. 

Menurut hematnya, Al-Qur’an adalah kitab rahmat, bukan kitab undang-undang atau kitab hukum. “Rahmat itu artinya cinta, kasih sayang yang mendorong kepada ihsan. Oleh karena itu Al-Qur’an diturunkan agar manusia bisa hidup dengan sejahtera sesejahtera-sejahteranya, damai sedamai-damainya, dan bahagia sebahagia-bahagianya,” tutupnya. (diko)

 


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

SEMARANG, Suara Muhammadiyah - Dalam rangka meningkatkan kompetensi guru-guru di Kota Semarang, Faku....

Suara Muhammadiyah

28 October 2023

Berita

BANDUNG, Suara Muhammadiyah – Kepengurusan Himpunan Mahasiswa (Hima) Ilmu Komunikasi Universit....

Suara Muhammadiyah

7 August 2025

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Permasalahan keluarga di Indonesia kini semakin kompleks dan k....

Suara Muhammadiyah

27 October 2025

Berita

MAKASSAR, Suara Muhammadiyah — Sebanyak 46 mahasiswa baru diterima pada Program Pendidikan Ula....

Suara Muhammadiyah

9 September 2025

Berita

Gelar Manasik Haji TK ABA Se-Bandung dan Cimahi BANDUNG, Suara Muhammadiyah - Pimpinan Daerah Aisyi....

Suara Muhammadiyah

2 October 2023