YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – SMK Muhammadiyah 1 Yogyakarta (Muhiyo) meraih prestasi membanggakan dalam ajang Olimpiade Ahmad Dahlan (OlympicAD) VIII tingkat Daerah Istimewa Yogyakarta, Sabtu-Ahad (22-23/11).
Dengan pembukaan yang berlangsung di SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta, Kepala Sekolah SMK Muhiyo Widi Astuti bersyukur, para siswa yang diikusertakan sukses mendapat raihan prestasi di kategori bidang kaligrafi, news reading dengan medali emas.
“Kemudian robotik kita ada dua, jadi yang satu medali emas, yang satu medali perak. Kemudian untuk film dan MTQ kita medali emas. Itu hal luar biasa, dan menggaungkan nama sekolah kami," katanya saat diwawancarai Suara Muhammadiyah, Selasa (2/12).
Widi merasa bangga dengan perjuangan para siswanya di ajang tersebut. Hal ini disokong dengan dukungan penuh dari sekolah, “Sehingga para siswa termotivasi,” ungkapnya.
Tentu, tidak stagnan pada tingkat wilayah saja. Para siswa yang berprestasi tersebut, selanjutnya akan mengikuti ditingkat nasional di Makassar, Sulawesi Selatan bulan Februari 2026.
“Berlatih lagi, lebih intens lagi,” jelasnya, dengan menuntut kesiapan matang. “Ajangnya sampai 4-5 hari, butuh tenaga yang ekstra,” ujarnya, seraya menyebut kesehatan harus dijaga secara saksama, karena Widi sebut sangat fundamental sekali.
“Perjalanannya jauh. Ajangnya sampai 4-5 hari, butuh tenaga yang ekstra,” tekannya, di samping mempersiapkan mental dan kompetensi. Juga, para guru pembing harus melatih dengan sebaik-baiknya agar mendapat hasil maksimal ketika berlaga di Kota Anging Mammiri tersebut.
“Tidak hanya sekolah, kalau memang ada di luar jam disepakati, silakan untuk bisa mengadakan pelatihan,” ucapnya.
Sisi lain, bertungkus lumus meraih juara, OlympicAD juga dikonstrusikan sebagai ruang mempererat silaturahmi pelajar dan guru Muhammadiyah se-Indonesia, di lain sisi. Namun, pokok pangkalnya, Widi mewanti-wanti jangan sampai mengaburkan substansi kompetisinya.
“Ketika diperlombaan itu, kita harus berusaha semaksimal mungkin agar kita bisa meraih prestasi,” terangnya, dengan menargetkan para siswanya menelurkan prestasi di ajang tersebut.
“Alhamdulillah yang bisa berangkat ke Makassar ada tiga cabang lomba, targetnya bisa meraih medali emas. Ini saya targetkan dan diharapkan,” pesannya.
Upaya ke arah situ, sudah dilakukan sedemkian rupa. Selain sokongan dari sekolah, pada saat yang sama, orang tua, menjadi pasak utama untuk mendukung kesuksesan dalam berkompetisi. “Eman-eman sudah maju ke tingkat nasional, tapi orang tuanya tidak mengizinkan berangkat,” katanya.
Akumulasi dari itu semua, Widi sangat bangga dengan dedikasi para siswa dan gurunya. Dengan mengerahkan pasokan energi dan daya peluhnya berlatih begitu rupa meraih hasil terbaik dalam mempersiapkan segalanya di ajang tersebut.
“Ini suatu kebanggaan saya dalam arti akhir tahun anak-anak saya masih mampu berkarya, mampu bersaing dengan sekolah-sekolah yang lain,” tandasnya. (Cris/Anggi/Nurvi)


