WASYATIYAH BERKEMAJUAN

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
96
Foto Istimewa

Foto Istimewa

WASYATIYAH BERKEMAJUAN 

Butir keempat al-Khasha’ishu al-Khamsu (Karakteristik Lima),  al-Islam al-Taqaddumi  (Islam berkemajuan) dalam Risalah Islam Berkemajuan  adalaha  Tanmiyat alWasathiyah  (Mengembangkan Wasathiyah).

Dalam keputusan Muktamar Muhammadiyah ke-48  tersebut, mengembangkan wasathiyah dijabarkan dengan kalimat: Al-Qur’an menyatakan bahwa umat Islam adalah ummatan wasathan (umat tengahan), yang mengandung makna unggul dan tegak. Islam itu sendiri sesungguhnya adalah agama wasathiyah (tengahan), yang menolak ekstremisme dalam beragama dan sikap sosial baik dalam bentuk sikap berlebihan (ghuluww) maupun sikap pengabaian (tafrith).

Wasathiyah juga bermakna posisi tengah di antara dua kutub, yakni ultra-konservatisme dan ultra-liberalisme dalam beragama. Selaras dengan itu, wasathiyah menuntut sikap seimbang (tawazun) antara kehidupan individu dan masyarakat, lahir dan batin, serta duniawi dan ukhrawi.

Wasathiyah tidak mengarah pada toleransi terhadap sekularisme politik dan permisivisme moral. Karena Islam adalah agama wasathiyah, maka ia harus menjadi ciri yang menonjol dalam berpikir dan bersikap umat Islam. Wasathiyah diwujudkan dalam sikap sosial (1) tegas dalam pendirian, luas dalam wawasan, dan luwes dalam sikap; (2) menghargai perbedaan pandangan atau pendapat; (3) menolak pengkafiran terhadap sesama muslim; (4) memajukan dan menggembirakan masyarakat; (5) memahami realitas dan prioritas; (6) menghindari fanatisme berlebihan terhadap kelompok atau paham keagamaan tertentu; dan (7) memudahkan pelaksanaan ajaran agama.

Al-Qur’an Surat al-Baqarah 143 menyebut “Dan demikian pula Kami telah menjadikan kamu (umat Islam) umat pertengahan”. Kalimat ini bersambung dengan “agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia”. Dua frasa yang bersambung tersebut mengandung makna  bahwa umat wasathiyah berfungsi menjadi pelaku perbuatan dalam kehidupan. Bukan semata-mata bersifat pertengahan atau umat yang adil dan pilihan belaka. Dengan demikian karakter atau sifat dasar wasathiyah yang dikehendaki Allah sebagaimana terkandung dalam  Al-Qur’an itu adalah “wasathiyah berkemajuan” atau “wasathiyah Islam Berkemajuan”.

Selengkapnya dapat membeli Majalah Suara Muhammadiyah digital di sini Majalah SM Digital Edisi 08/2025


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Editorial

IKHTIAR MENYELAMATKAN SEMESTA Apa jadinya jika negara-negara sponsor Hak-hak Asasi Manusia (HAM) du....

Suara Muhammadiyah

21 December 2023

Editorial

DAKWAH, SENI, DAN GELANGGANG BERSAMA Kalau kita membuka album foto Muhammadiyah masa lalu, kita pas....

Suara Muhammadiyah

24 January 2024

Editorial

Agenda Strategis Umat Islam  Oleh: Prof Dr H Haedar Nashir, M.Si Umat Islam Indonesia sungguh....

Suara Muhammadiyah

28 November 2024

Editorial

Harga Politik Sangat Mahal Sebagian elit politik nasional menggelindingkan isu “kembali ke UU....

Suara Muhammadiyah

28 March 2025

Editorial

GEMBIRA BERSAMA CABANG, RATING, DAN MASJID  ”Dilihat dari kehidupan organisasi, sekarang....

Suara Muhammadiyah

11 December 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah