SURAKARTA, Suara Muhammadiyah — Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah RI, Fajar Riza Ul Haq, menegaskan pentingnya integrasi masjid dan pendidikan sebagai pilar penguatan karakter bangsa menuju Indonesia Emas 2045. Hal tersebut disampaikan dalam peluncuran dan bedah buku Integrasi Masjid dan Pendidikan karya KH. Marpuji Ali, tokoh pendidikan Muhammadiyah yang dikenal sebagai penggagas sekolah unggulan berbasis masjid di Indonesia.
Dalam sambutannya, Wamen Fajar menyampaikan apresiasi kepada KH. Marpuji Ali yang telah membuktikan bahwa sekolah tidak hanya menjadi tempat mencerdaskan anak bangsa, tetapi juga ladang dakwah dan pusat pemberdayaan umat. “Prinsip beliau sederhana namun mendalam: AUM harus disengkuyung bersama, semua milik persyarikatan, dan diperlukan kolaborasi serta pikiran terbuka untuk mewujudkan AUM unggul,” ujar Fajar mengutip pesan KH. Marpuji Ali.
Salah satu bukti nyata gagasan tersebut adalah Sekolah Muhammadiyah Kottabarat, yang lahir dari kompleks masjid dan menjadi contoh “sekolah urban berkemajuan.” “Model ini memadukan empat modalitas: keberjemaahan spiritual masjid, tata kelola manajerial pendidikan, penguatan sosial komunitas, serta keahlian pendidikan profesional.”terang Wamen Fajar
Fajar juga merefleksikan pemikiran Marpuji Ali dengan karya Muslim Tanpa Masjid dari Kuntowijoyo. Jika Kuntowijoyo menggariskan visi konseptual revitalisasi masjid di ranah publik, Marpuji Ali menghadirkan bukti nyata bahwa visi tersebut dapat diwujudkan melalui inovasi manajerial di sekolah. “Buku ini menjadi proof of concept bahwa masjid dapat menjadi pusat pendidikan, pemberdayaan, dan pembangunan karakter,” jelasnya.
Wamen Fajar juga menyoroti model sekolah berbasis masjid yang dinilai sejalan dengan program prioritas Kemendikdasmen, seperti revitalisasi sekolah berbasis komunitas, integrasi pendidikan karakter, dan kolaborasi lintas pihak. Fajar menegaskan, pendekatan ini akan memperkuat SDM unggul berkarakter yang dibutuhkan untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045.
Dalam kesempatan kunjungan kerja di Solo ini, Wamen Fajar juga turut hadir dalam gelaran Masa Taaruf bagi tak kurang dari 8000 mahasiswa baru Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS). Fajar berpesan kepada seluruh mahasiswa untuk tidak takut bermimpi besar meski memulai dari keterbatasan. “Dalam semangat Dirgahayu Indonesia, mari kita warisi semangat para pendiri bangsa ini, agar di tahun 2045 Indonesia benar-benar menjadi bangsa yang unggul, berkarakter, dan berperadaban mulia,” pungkasnya.[]