SIDRAP, Suara Muhammadiyah - Sebuah karya monumental dan membanggakan tengah lahir dari rahim pesantren. Pondok Pesantren Darul Fallaah Unismuh Makassar di Bissoloro resmi menggelar Validasi Tahap I Draft Kitab Tafsir TRENQAUN di Aula ITKES Muhammadiyah Sidrap, Ahad (14/9). Acara ini digelar di sela-sela perhelatan Kemah Tahfidz dan Bahasa VIII di Kabupaten Sidrap yang berlangsung 13–16 September 2025.
Dr. KH. Maskuri, M.Ed., yang hadir membuka kegiatan, menegaskan pentingnya terobosan ini. “Kami apresiasi gagasan besar ini karena klop antara harapan dan kenyataan. Pesantren Darul Fallaah telah ditetapkan oleh LP2M PP Muhammadiyah sebagai Pesantren Agribisnis, sehingga kajian tentang ayat-ayat kauniyah adalah kreativitas yang patut dihargai,” ujarnya.
Hadir sebagai narasumber utama, Prof. Masyhar Idris, pakar hadis sekaligus Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Parepare, memberikan sejumlah catatan penting. Pertama, kitab ini lebih tepat diberi judul Kitab Tafsir Tematik TRENQAUN dengan fokus pada tema-tema alam, mulai dari tumbuhan, hewan ternak, tanah, hingga air. Kedua, pendekatan tafsir yang digunakan—burhani, bayani, dan irfani—sudah sesuai standar Muhammadiyah dan harus dijaga konsistensinya. Ketiga, tahap validasi berikutnya perlu melibatkan pakar bahasa agar makna tetap terjaga dan mudah dipahami pembaca.
Apresiasi juga datang dari Ketua Lembaga Pengembangan Pesantren Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel, KH. Lukman Abd. Samad. Ia menyebut inisiatif ini sebagai langkah awal lahirnya karya besar. “Kami berharap karya monumental ini benar-benar berlanjut hingga terbit kitab tafsir yang belum pernah ada di dunia,” tegasnya.
Direktur Ponpes Darul Fallaah Bissoloro, Dahlan Lama Bawa, yang juga Wakil Ketua PWM Sulsel, menjelaskan bahwa proses validasi akan dilakukan bertahap. “Tahap awal fokus pada metode tafsir, berikutnya validasi linguistik, lalu validasi isi. Mohon doa terbaik agar penulisan tafsir TRENQAUN ini sukses,” ujarnya.
Dahlan juga mengungkap alasan Sidrap dipilih sebagai lokasi validasi. Selain bertepatan dengan Kemah Tahfidz VIII, kegiatan ini didukung penuh ITKES Muhammadiyah Sidrap, mulai dari aula, konsumsi, hingga sarana prasarana. “Kami ingin membawa pulang produk keilmuan dari arena Kemah Tahfidz, bukan hanya piala juara,” imbuhnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Wilayah Kemah Tahfidz dan Bahasa VIII, Haidir Fitra Siagian, menyambut gembira penyelenggaraan validasi tafsir ini. Menurutnya, kehadiran agenda ilmiah tersebut semakin menyemarakkan perhelatan tahunan di Sidrap. “Kegiatan ini menambah bobot Kemah Tahfidz, bukan sekadar ajang kompetisi, tetapi juga menghasilkan karya keilmuan yang akan dikenang,” ungkapnya.
Acara yang dipandu Kyai Amiruddin Dg. Sarro ini diawali dengan pemaparan draft kitab oleh Gunawan Hatmin, Sekretaris Eksekutif Tim Kajian. Hadir pula sejumlah mudir PontrenMu se-Sulsel, akademisi, pimpinan persyarikatan, hingga alumni Ponpes Darul Fallaah. Suasana penuh keakraban dan semangat ilmiah mewarnai jalannya diskusi, menegaskan bahwa Sidrap tidak hanya menjadi tuan rumah lomba, tetapi juga ruang lahirnya gagasan besar.
Dengan lahirnya Kitab Tafsir TRENQAUN, Sidrap bukan hanya menjadi saksi perhelatan Kemah Tahfidz, melainkan juga pencetus lahirnya tafsir tematik berbasis ayat-ayat kauniyah pertama di dunia.*