Target 2045, Indonesia Menuju 15 Besar Global Food Security Index

Publish

12 December 2025

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
95
Foto Istimewa

Foto Istimewa

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Program Studi Hubungan Internasional (HI) Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisipol) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI menyelenggarakan Pertemuan Kelompok Ahli (PKA) pada Kamis (11/12) di Ruang Simulasi Sidang HI, Gedung Ki Bagus Hadikusumo E4 lantai 1, serta melalui Zoom Meeting. Acara bertema “Mencari Terobosan dalam Mendukung Ketahanan Pangan Nasional: Strategi Kemitraan Komprehensif dan Kolaborasi Praktis” ini menyoroti peran strategis diplomasi dalam memperkuat ketahanan pangan nasional di tengah dinamika geopolitik global.

Dalam paparannya, Prakoso Wicaksono, Diplomat Ahli Madya SKK Amerop Kemlu RI, menjelaskan bahwa ketahanan pangan Indonesia bersifat multidimensional dan merupakan isu keamanan manusia sekaligus keamanan nasional. Situasi geopolitik global, mulai dari konflik internasional, proteksionisme pascapandemi COVID-19, hingga perubahan iklim, telah memperburuk kerentanan struktural Indonesia dalam menjaga stabilitas pangan.

Menanggapi tantangan tersebut, Kemlu RI mendorong visi ambisius melalui diplomasi pangan. Diplomasi ini dirancang untuk mengangkat posisi Indonesia sebagai pemain utama ketahanan pangan dunia pada 2045. Target utamanya adalah menempatkan Indonesia dalam 15 besar Global Food Security Index pada tahun tersebut, sejalan dengan visi Indonesia sebagai negara dengan PDB terbesar kelima di dunia. Upaya ini juga diarahkan untuk meningkatkan ekspor pangan bernilai tambah tinggi serta menjadikan Indonesia sebagai bagian dari solusi isu pangan global.

Prakoso juga menyampaikan sejumlah rekomendasi strategis yang perlu menjadi landasan kebijakan luar negeri Indonesia. Pertama, Diversifikasi Sumber Daya dan Teknologi, yang menekankan perlunya diversifikasi pasokan pangan, percepatan inovasi domestik, serta peningkatan koherensi kebijakan keamanan pangan. Kedua, Mitigasi Risiko Geopolitik, yakni mendorong Indonesia lebih proaktif dalam mengantisipasi dampak perubahan geopolitik terhadap rantai pasok global.

Rekomendasi diplomasi juga disampaikan untuk berbagai kawasan dunia. Di Amerika Utara, Indonesia perlu memperkuat diplomasi teknologi pertanian dan pengembangan hasil pangan. Pada Amerika Latin, khususnya Brasil, didorong diplomasi investasi pertanian serta kontrak jangka panjang untuk komoditas strategis.

Di Eropa, negara-negara difokuskan pada diplomasi teknologi pertanian modern seperti precision farming, smart farming, dan mobile vertical farming. Sementara itu, di Asia, Indonesia disarankan memperluas sumber bibit gandum dari negara-negara nontradisional seperti Kazakhstan dan Belarusia, sekaligus mengadopsi teknologi mekanisasi serta varietas tanaman tahan iklim ekstrem.

Melalui pendekatan diplomasi pangan yang lebih komprehensif, diharapkan Indonesia dapat membangun jalur pasokan yang lebih tangguh, mendorong investasi berkelanjutan, serta memperkuat peran dalam tata kelola pangan global. (FU)


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

SURAKARTA, Suara Muhammadiyah– Dalam suasana hangat Jambore Pelajar dan Lingkungan Eco Bhinnek....

Suara Muhammadiyah

26 August 2025

Berita

MALAYSIA, Suara Muhammadiyah - Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan (UMPP) melaksanakan pe....

Suara Muhammadiyah

26 December 2023

Berita

BANDAACEH, Suara Muhammadiyah - Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Aceh (FE Unmuha)....

Suara Muhammadiyah

12 June 2024

Berita

Uhamka Agrovision peternakan domba milik UHAMKA turut memfasilitasi jamaah haji Indonesia yang terke....

Suara Muhammadiyah

25 June 2025

Berita

JAKARTA, Suara Muhammadiyah - Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA (Uha....

Suara Muhammadiyah

15 October 2024