YORDANIA, Suara Muhammadiyah – Kehadiran Lazismu dalam misi kemanusiaan untuk Pelestina di kamp pengungsian Al-Jhaufa dan Al-Wihdat yang berlokasi di Yordania memberikan asa bahwa masa depan anak-anak Palestina jangan sampai terlupakan.
Nasib anak-anak Palestina yang lain di luar pengungsian yang berada di Gaza dan Tepi Barat turut menjadi perhatian dunia. Di Tengah krisis kemanusiaan yang tak kunjung usai dan dampak blokade berkepanjangan mengakibatkan bencana kelaparan yang dialami anak-anak Pelestina.
Kehancuran dan kehilangan menjadi tragedi dalam sejarah kemanusiaan abad modern. Di saat akses menuju Palestina tersumbat oleh blokade Israel, Lazismu datang menyapa lokasi pengungsian anak-anak Palestina di kamp Al-Jhaufa dan Al-Wihdat.
Bersama para diaspora yang tergabung dalam relawan PCIM Yordania dan mitra lokal, Lazismu berusaha menghadirkan suasana kebahagiaan bagi anak-anak di lokasi pengungsian pada Jum’at (12/9/2025). Layaknya buah hati, semua ikut tersenyum bermain dan bernyanyi bersama. Mereka saling bergandeng tangan menaruh harapan masa depan itu masih ada di depan mata.
Wakil Ketua Badan Pengurus Lazismu, Muarawati Nur Malinda mengatakan, Lazismu dengan bantuannya menyalurkan 500 paket sembako di dua lokasi pengungsian tersebut. Suasana keakraban menyertai keceriaan sambil menikmati makanan ringan.
“Selama di sini, Lazismu berupaya hadirkan kebahagiaan dan harapan bagi anak-anak Palestina di pengungsian,” tandasnya. Lihat di Gaza dan Tepi Barat, mereka kesulitan memperoleh kebutuhan dasar. Sementara di pengungsian ini, Sebagian dari mereka terpisah dari keluarga dan tempat tinggalnya yang hancur tak tersisa oleh serangan Israel.
Di tengah keterbatasan, sambung Muarawati, Lazismu akan terus berkomitmen memberikan dukungan dan bantuan kemanusiaan untuk warga Palestina. Hak – hak dasar anak-anak ini jangan sampai terlupakan. “Terima kasih kepada masyarakat Indonesia yang telah meniitipkan amanah ini melalui Lazismu. Tetap terus dukung Lazismu untuk menyuarakan misi kemanusiaan ini,” pungkasnya.
Pengalaman lain dialami Manager Program Pendistribusian dan Pendayagunaan Lazismu Shofia Khoerunisa. Saat pelatihan program Bina Damai, mendapat cerita peserta pelatihan asal Tepi Barat, Palestina. Perserta pelatihan itu berjuang datang ke Yordania menempuh jarak waktu 6 jam. Harusnya sampai di lokasi pelatihan hanya ditempuh 1 jam saja.
“Tekadnya kuat, dia berganti bis sebanyak tiga kali dan sebanyak tiga kali juga harus melewati check point yang dijaga ketat tantara Israel,” kata Shofia menceritakan. Padahal dia punya adik laki-laki yang ditahan di penjara oleh militer israel, tanpa tau alasannya, kemudian dibebaskan dan ditahan lagi, jadi sudah bolak-balik ke penjara Israel.
Dalam kegiatan tersebut di kamp pengungsian, turut hadir Muhammadiyah Aid, LHKI PP Muhammadiyah dan perwakilan dari KBRI Yordania. Duta Besar RI di Yordania, Ade Padmo Sarwono, menyatakan apresiasinya kepada Lazismu. Kiprah Lazismu dalam misi kemanusiaan untuk Palestina merupakan Langkah nyata pembangunan perdamaian bagi masyarakat Palestina.