SENIOR CARE SARANA UNTUK BERIHSAN
Salah satu “kenangan” musim haji 1444 H yang baru berlalu adalah tagline atau slogan “haji ramah lansia”. Lansia adalah akronim dari lanjut usia. Dengan slogan ini semua petugas penyelenggara ibadah haji harus memberikan perhatian ekstra kepada jamaah yang berusia lanjut.
Tidak ada yang salah dari slogan haji yang dicanangkan kementerian agama RI ini. Dalam menjalankan ibadah haji yang banyak bertumpu kepada ketahanan dan kekuatan fisik ini warga senior (lansia) memang harus lebih mendapatkan perhatian. Secara umum, warga senior lebih rawan terserang kelelahan dan jatuh sakit. Dari sisi yang lain, slogan ini membuka satu kenyataan yang agak kurang mengenakkan. Warga senior dianggap sebagai beban.
Apalagi, di musim haji tahun 1444 (2023) kemarin jumlah warga senior yang menjadi jamaah haji Indonesia cukup banyak. Sekitar 67.000 orang atau sepertiga (30%) dari total jamaah haji Indonesia yang berjumlah sekitar 229.000 jamaah. Ledakan jumlah warga senior yang berangkat haji di tahun 2023 ini karena adanya pembatasan jamaah haji selama 3 kali musim haji yang disebabkan adanya pandem Covid-19. Warga senior yang tidak diizinkan berangkat di tahun-tahun itu diprioritaskan untuk berangkat di tahun ini. Anggapan warga senior sebagai beban, sedikit banyak menyeruak di dalam pembahasan musim haji tahun ini.
Sudah pasti, kementerian agama tidak berpikir seperti itu (menganggap warga senior sebagai beban) saat meluncurkan slogan haji ramah lansia ini. Akan tetapi, kemenag justeru memaknai warga senior sebagai sarana “keihsanan” dalam pengabdian. Hal ini setidaknya tercermin dari pernyataan menteri agama yang memuji ketulusan para petugas haji Indonesia dalam melayani warga senior yang menjadi jamaah haji di tahun ini. Sebuah pelayanan yang mungkin belum pernah mereka berikan kepada orang tua mereka saat masih ada di tanah air.
Selengkapnya dapat berlangganan Majalah Suara Muhammadiyah
Klik di sini https://suaramuhammadiyah.or.id/ebook/paket
Atau, download di Playstore