SD Unggulan Aisyiyah Bantul; dari Modal Niat hingga Banjir Ratusan Prestasi

Publish

3 September 2024

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
135
Doc. Istimewa

Doc. Istimewa

BANTUL, Suara Muhammadiyah- Kali pertama menapakkan kaki di SD Unggulan Aisyiyah (SDUA) Bantul, Selasa (3/9/2024) rombongan kepala sekolah/madrasah Muhammadiyah Gresik, Jawa Timur, langsung disuguhkan suasana khas Jawa yang kental. Dinding-dinding sekolah dihiasi lukisan macam-macam batik dan aksara Jawa, serta beberapa spot unik khas Jogja yang menghiasi selasar kelas.

Acara kunjungan ini tidak sekadar seremonial, tapi juga sarat akan makna dan sejarah perjuangan pendidikan. Penasihat Majelis Dikdasmen dan PNF PDM Gresik Ir Dodik Priyambada SAkt, mengawali acara dengan sambutan yang berbeda dari biasanya. Ia membawakan nembang pucung, sebuah bentuk puisi tradisional Jawa, yang menambah suasana sakral dan khidmat.

Ketua Majelis PAUD Dasmen PDA Bantul Hj Tutik Saptiningsih MPd bersama Ketua PDA Bantul Hj Farida Ulfa Ma'rifah SH, menyambut rombongan dengan hangat. Dalam sambutannya, Farida menceritakan awal mula berdirinya SD Unggulan Aisyiyah (SDUA) Bantul yang tak lepas dari sejarah panjang dan tekad yang kuat.

“Berawal dari TK yang berkembang pesat, orang tua mulai khawatir tentang kelanjutan sekolah anak-anaknya. Maka, kami bertekad mendirikan SDUA ini pada tahun 2006, meski diskusinya sudah dimulai sejak 2002. Dengan modal niat, semangat, dan nekat, serta dukungan dari Muhammadiyah, akhirnya kami berhasil," cerita Farida penuh semangat.

SDUA Bantul tidak hanya mengenalkan pendidikan formal, tetapi juga moral dan spiritual. Kepala SDUA Bantul Suwardi MPd mengungkapkan, sekolah ini didirikan dengan hanya enam guru dan 34 siswa.

"Sekarang menghasilkan 100 prestasi tiap tahunnya. Jumlah siswa pun terus meningkat dari tahun ke tahun, dengan 716 siswa pada tahun ajaran 2024/2025, dan masih ada 224 calon siswa yang sudah inden untuk tahun ajaran berikutnya," kata dia.

Keberhasilan ini tak lepas dari komitmen sekolah dalam memberikan pendidikan berkualitas. “Satu kelas ada dua guru sekaligus penanganan konseling, karena kami paham pentingnya kesejahteraan emosional anak,” jelas Suwardi.

Dengan usaha dan keberanian yang luar biasa, SD Unggulan Aisyiyah Bantul kini menjadi contoh sukses bagi sekolah-sekolah lain dalam memajukan pendidikan berbasis nilai-nilai keislaman dan kebudayaan lokal. "Kami dibatasi maksimal empat kelas dari Dinas Pendidikan," ungkapnya.

Untuk menambah kesejahteraan guru dan karyawan, SDUA mempunyai dua unit usaha, yaitu SDUA Trans dan SDUA Mart. Acara dilanjutkan school tour ke semua area sekolah.

Rombongan sekolah Muhammadiyah Gresik terbagi menjadi 3 lokasi, yaitu SD Unggulan Aisyiyah Bantul, SMP Muhammadiyah Al Mujahidin Gunung Kidul, dan SMA Muhammadiyah 1 Yogakarta. (Ria/Lika)


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

MEDAN, Suara Muhammadiyah - Tahun 2024, Pembangunan UMSU Tower dimulai. UMSU Tower setinggi 17 tingk....

Suara Muhammadiyah

2 January 2024

Berita

MEDAN, Suara Muhammadiyah – Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah & Pendidikan Non-Formal ....

Suara Muhammadiyah

20 September 2023

Berita

PEKANBARU, Suara Muhammadiyah - Presiden dan Wakil Presiden Mahasiswa Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM....

Suara Muhammadiyah

5 April 2024

Berita

PURWOKERTO, Suara Muhammadiyah - Biro Layanan Psikologi Universitas Muhammadiyah Purwokerto gel....

Suara Muhammadiyah

29 December 2023

Berita

PURWOKERTO, Suara Muhammadiyah - Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP....

Suara Muhammadiyah

15 January 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah