KALASAN, Suara Muhammadiyah - Ketua Umum Pimpinan Pusat 'Aisyiyah Salmah Orbayyinah hadir dan membuka Musyawarah Pimpinan Wilayah (Musypimwil) 'Aisyiyah DIY, Sabtu-Ahad (17-18/5) di Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) DIY, Karang Nongko, Tirtomartani, Kalasan, Sleman.
Salmah menyampaikan, Musypimwil ini menjadi ajang evaluasi kinerja, khususnya bagi PWA DIY. "Dan juga sebagai tempat untuk menyusun strategi bagi gerak dakwah wilayah 'Aisyiyah DIY ke depan," terangnya.
Termasuk mendengarkan laporan-laporan dari PDA se-DIY. "Itu artinya juga menjadi bahan evaluasi bagaimana PDA melakukan aktivitasnya, mengimplementasikan program-program Musywil yang telah dilakukan beberapa tahun terakhir ini," sebutnya.
Menilai tema Musypimwil 1 'Aisyiyah "Dinamisasi Perempuan Berkemajuan Mewujudkan DIY Berkeadilan" memiliki korelasi dengan tema milad 'Aisyiyah ke-108, yaitu "Memperkokoh Ketahanan Pangan Berbasis Desa Qaryah Thayibah menuju Ketahanan Nasional.”
"Jadi berkeadilan di sini luas sekali, salah satunya keadilan dalam hal pangan," bebernya.
Salmah menegaskan, topik pangan sangat penting untuk dibahas. Menurutnya, saat ini Indonesia berada di peringkat 69 dari 113 negara di dalam indeks ketahanan pangan global. "Artinya Indonesia masih ada masalah di dalam mencukupi kebutuhan pangannya," sebutnya.
Di samping itu, hampir 10,3 juta ton pangan terbuang di Indonesia setiap tahunnya.
"Indonesia masuk dalam kategori negara kedua terbesar setelah Arab Saudi yang membuang pangan terbesar," ungkapnya.
Jika dikontekstualisikan dengan ketahanan pangan, masyarakat masih belum paham dalam pengelolaan pangan dengan baik, distribusi pangan dengan baik.
"Ketahanan pangan tidak hanya berbicara kecukupan pangan, tapi ketahanan pangan juga bicara pendidikan. Bagaimana memahamkan seluruh anggota 'Aisyiyah pentingnya ketahanan pangan, kedaulatan pangan," ujarnya.
Oleh karena itu, PP 'Aisyiyah mengangkat isu ini karena berkelindan dengan program Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dalam asta cita kedua menyebut tentang Swasembada Pangan.
"Memantapkan sistem pertahanan keamanan negara dan mendorong kemandirian bangsa melalui swasembada pangan," tegasnya.
Substansi Qaryah Thayyibah
Dalam kesempatan itu, Salmah juga menyoal tentang Qaryah Thayyibah. Ia menjelaskan, istilah ini sudah dicanangkan 40 tahun yang lalu di Potorono, Banguntapan, Bantul.
"Ini sebuah perkampungan yang menjalankan ajaran agama secara kaffah dalam segala aspek kehidupan," urainya.
Secara umum, Qaryah Thayyibah adalah sebuah perkembangan yang masyarakatnya hidup tenang, damai, aman, saling menghormati segala perbedaan.
"Kalau kita perluas lagi, Qaryah Thayyibah, juga dari aspek ekonomi baik, pemahaman kesehatannya baik, aspek politik yang baik. Jadi suatu perkampungan yang sempurna," tuturnya.
Menurut Salmah, manifestasi perkampungan yang sempurna dimulai dari membangun dari basis keluarga. Keluarga harus dibangun dengan baik sehingga tampil keluarga sakinah, keluarga yang baik, damai, aman, dan tenteram.
"Kalau masing-masing anggota 'Aisyiyah mampu mewujudkan keluarga sakinah, Insyaallah Qaryah Thayyibah akan terbangun dengan baik. Kalau Qaryah Thayyibah terbangun dengan baik, maka ketahanan nasional (pangan) dapat terwujud dengan baik," tandasnya. (Cris)