Ragam Jalan Memahami Islam

Publish

24 August 2025

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
530
Istimewa

Istimewa

PADANG, Suara Muhammadiyah — Pemahaman terhadap Islam tidak bisa dilakukan secara serampangan. Aktivitas ini membutuhkan pendekatan yang tidak hanya tekstual, tetapi juga kontekstual, rasional, dan spiritual. Pandangan ini ditegaskan oleh Dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Bukittinggi, Dr. Irwandi Nashir, dalam sesi utama Baitul Arqam angkatan ke-7 bagi dosen dan tenaga pendidik Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat (UM Sumbar), Sabtu (23/8/2025), di Gedung Pertemuan Prof. Dr. Ahmad Syafi’i Maarif, Kampus 1 UM Sumbar.

Dr. Irwandi Nashir, yang juga Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Payakumbuh, membentangkan pemahaman mendalam tentang ragam jalan memahami Islam. Menurutnya, dalam memahami agama, umat Islam perlu membedakan antara Islam esensial (al-Islam al-Jawhariy) dan Islam aksidentalis (al-Islam al-'Aradiy). 

“Islam esensial adalah inti ajaran yang tidak bisa ditawar. Jika bagian ini rusak, maka rusaklah keseluruhan agama. Jika hilang, maka hilang pula Islam itu sendiri,” ujar Irwandi di hadapan peserta Baitul Arqam (Perkaderan) yang datang dari berbagai fakultas dan unit kerja UM Sumbar.

Sebaliknya, lanjut Irwandi, Islam aksidentalis adalah bentuk-bentuk luar yang dipengaruhi oleh budaya, geografi, bahkan sejarah lokal. "Yang ini bisa berubah dan tidak merusak agama. Namun sering kali yang aksidental ini justru dibela mati-matian, sementara yang esensial malah diabaikan," tambahnya.

Dalam mengupas cara memahami agama, Irwandi menggarisbawahi tiga unsur mutlak: subjek (manusia yang memahami), alat pengetahuan (metode dan perangkat berpikir), serta objek pengetahuan (Islam itu sendiri). Ketiganya harus hadir agar pemahaman agama menjadi utuh dan tidak sepotong-sepotong.

Puncak dari pemaparannya adalah penjelasan tentang epistemologi Islam, yakni cara atau jalan dalam memahami ajaran agama. Irwandi menyebutkan tiga pendekatan utama, yaitu al-Bayani, al-Burhani, dan al-‘Irfani.

Pendekatan al-Bayani, jelas Irwandi, berfokus pada teks dan bahasa. Ia mengandalkan dalil-dalil dari Al-Qur’an dan Hadis serta penafsiran ulama klasik. Ini adalah pendekatan yang paling banyak digunakan dalam tradisi keislaman.

Sementara al-Burhani menggunakan logika dan argumentasi rasional. Ini mendekati agama dengan pendekatan ilmiah, cocok bagi kalangan akademik dan pemikir modern. “Pendekatan ini penting untuk menjawab tantangan zaman, terutama dalam diskursus keilmuan dan sains,” katanya.

Adapun al-‘Irfani, adalah jalan spiritual dan intuitif. Pemahaman melalui dzauq (rasa batin), pengalaman ruhani, dan penyaksian langsung terhadap kebenaran ilahiah. “Pendekatan ini banyak dipraktikkan dalam tradisi tasawuf,” ungkapnya.

Rektor UM Sumbar, Dr. Riki Saputra, yang turut hadir dalam kegiatan ini, memberikan apresiasi atas kajian mendalam yang disampaikan Irwandi. Ia menyebut Baitul Arqam kali ini sangat relevan dengan semangat universitas dalam meneguhkan nilai-nilai keislaman yang rasional dan mencerahkan.

“Tema kita, Pengetahuan Nilai-Nilai Kemuhammadiyahan, sangat terasa maknanya dalam kajian ini. Sebab Muhammadiyah berdiri di atas pemahaman Islam yang murni, terbuka, dan berkemajuan,” ujar Riki.

Baitul Arqam angkatan ke-7 ini berlangsung selama empat hari, sejak 21 hingga 24 Agustus 2025. Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya pembinaan ideologis dan penguatan karakter dosen serta tenaga kependidikan di lingkungan UM Sumbar.


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

SUKOHARJO, Suara Muhammadiyah — Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Grogol menyelenggarakan Pen....

Suara Muhammadiyah

28 April 2025

Berita

METRO, Suara Muhammadiyah - Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Kota Metro meng....

Suara Muhammadiyah

25 September 2024

Berita

BENGKULU, Suara Muhammadiyah - Universitas Muhammadiyah Bengkulu (UM Bengkulu) menerima kunjungan ke....

Suara Muhammadiyah

10 August 2025

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir mengatak....

Suara Muhammadiyah

3 February 2025

Berita

MALANG, Suara Muhammadiyah - SD Muhammadiyah 1 Malang, atau yang dikenal dengan SD Muhammadiyah....

Suara Muhammadiyah

26 June 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah