YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Universitas Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta telah selesai membangun sebuah masjid megah di atas tanah seluas 14.354 meter persegi. Dalam waktu dekat masjid yang memiliki nama Walidah Dahlan ini akan beroperasi secara komprehensif pada Ramadan bulan depan. Berbagai program telah disusun untuk menunjang aktivitas mahasiswa dan masyarakat sekitar. Diantaranya melalui 5 program pilar yaitu ibadah, edukasi, dakwah, pemberdayaan perempuan, hingga pemberdayaan komunitas.
Dalam hal ini Presiden Republik Indonesia Joko Widodo berkesempatan hadir guna meninjau masjid dua lantai milik UNISA Yogyakarta pada Rabu, 31 Januari 2024.
Rektor UNISA Yogyakarta Warsiti mengatakan bahwa masjid Walidah Dahlan terletak di kawasan startegis kampus terpadu UNISA Yogyakarta. Menjadi icon baru bagi universitas yang didirikan oleh organisasi perempuan terbesar di dunia. Masjid ini diharapkan bisa memancarkan keilmuan perempuan melalui gerakan dakwah di semua lini yang bisa dijangkau melalui masjid. Keberadaannya menjadi sangat penting bagi lebih dari 7.200 mahasiswa UNISA dalam tahun akademik 2023-2024 ini dan lebih dari 350 pegawai, termasuk dosen dan tenaga kependidikan dan dimanfaatkan bagi masyarakat luas.
Dalam kunjungan tersebut Presiden berkeliling meninjau melihat fungsi masjid sebagai pusat kegiatan keislaman di lingkungan kampus. Masjid ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga menjadi pusat kegiatan yang berkaitan dengan pengamalan keislaman serta menjadi wahana pendidikan karakter, dan implementasi kehidupan Islami bagi seluruh civitas UNISA.
Keberadaan masjid ini juga menarik perhatian masyarakat umum, karena lokasinya yang sangat mudah dijangkau. Diharapkan masjid ini dapat menjadi pusat kegiatan bagi segenap civitas akademika dan masyarakat umum, menciptakan lingkungan inklusif yang mengedepankan nilai-nilai keislaman dan keberagaman.
Jokowi memberikan apresiasi terhadap peran strategis Masjid Walidah Dahlan dalam mendukung pendidikan karakter dan kehidupan Islami di lingkungan perguruan tinggi. Selain itu juga sebagai sarana pendukung dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045. Kunjungan ini secara tidak langsung juga turut memberikan dorongan positif bagi pengembangan lembaga pendidikan yang berkomitmen pada nilai-nilai keagamaan dan keilmuan. (diko)