Majelis Kesehatan PP Aisyiyah Gelar Seminar Perubahan Iklim
YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Majelis Kesehatan Pimpinan Pusat Aisyiyah gelar seminar perubahan iklim, peran perempuan, dan kesehatan untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang tangguh, di Universitas Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta, Sabtu (11/11). Seminar ini bertujuan untuk melihat keterkaitan antara perubahan iklim, aspek kesehatan dan peran perempuan dalam adaptasi lingkungan.
Selain itu juga bertujuan untuk memahami lebih dalam pengaruh perubahan iklim terhadap kondisi kesehatan fisik, mental dan kondisi kesehatan lainnya yang sensitif terhadap iklim baik secara langsung maupun tidak langsung dan untuk memahami peran perempuan dalam adaptasi lingkungan. akibat adanya perubahan iklim.
Rektor UNISA Yogyakarta sekaligus Ketua Majelis Kesehatan Pimpinan Pusat Aisyiyah, Dr. Warsiti, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat dalam sambutannya menyampaikan bahwa perubahan iklim saat ini merupakan persoalan kemanusiaan yang berpengaruh besar terhadap kehidupan manusia dan lingkungan. Menurutnya, perempuan dan anak merupakan salah satu kelompok paling rentan akan perubahan iklim yang menyebabkan bencana.
Hal ini dikarenakan penghidupan kelompok perempuan sangatlah tergantung pada sumberdaya alam yang terancam oleh perubahan iklim, khususnya bagi mereka yang bermukim di daerah pedesaan. Akses yang tidak seimbang terhadap sumber daya dan proses pengambilan keputusan, keterbatasan mobilitas menempatkan perempuan di daerah pedesaan pada suatu posisi di mana mereka dipengaruhi oleh perubahan iklim secara tidak proporsional. Namun juga bisa juga dialami oleh perempuan di wilayah lainnya, termasuk juga perkotaan dengan resiko berbeda yang mereka.
Lebih lanjut Warsiti menegaskan, perempuan memiliki kapasitas yang memadai sebagai agen perubahan yang efektif dalam upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.
‘’Jika diberdayakan dengan baik dan dibangun serta dikelola kapasitas yang dimilikinya, perempuan akan dapat memiliki pengetahuan dan keahlian yang dapat digunakan dalam mitigasi perubahan iklim, strategi pengurangan resiko bencana dan juga adaptasi. Hal ini dikarenakan perempuan memiliki tanggungjawab dalam rumahtangga/keluarga dan masyarakat, sebagai pengurus sumber daya alam dan rumah tangga’’, kata Warsiti.
Menurutnya, penanganan masalah perubahan iklim ini harus dilakukan secara bersama sama, melalui Aisyiyah, melibatkan semua stake holder dan juga termasuk para angkatan muda. Oleh karena itu melalui seminar ini menghadirkan narasumber dari berbagai kalangan antara lain persyarikatan Muhammadiyah Aisyiyah, kementrian kesehatan, akademisi, praktisi lingkungan dan aktifis muda.
Seminar yang dilaksanakan secara hybrid ini diikuti oleh 300 peserta dari berbagai unsur antara lain pimpinan majelis dan lembaga di muhammadiyah/aisyiyah, amal usaha aisyiyah dan muhammadiyah, akademisi, lembaga kemitraan dan lembaga donor internasional, organisasi masyarakat sipil, pemerhati perubahan iklim, masyarakat umum dan mahasiswa. (Riz)