YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Perguruan Tinggi Swasta (PTS) sebagai institusi pendidikan tinggi memiliki peran yang begitu besar dalam memberikan pelayanan pendidikan kepada masyarakat. PTS yang selama ini bergantung kepada sumber daya berupa aset dan keuangan dalam beroperasi, seringkali mengalami tantangan dimana kapasitas keuangan yang dimiliki PTS berada sangat jauh di bawah Perguruan Tinggi Negeri (PTN) berdasarkan jumlah mahasiswa per institusi. Permasalahan keuangan PTS, menurut Guru Besar Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Prof. Dr. Suryo Pratolo, SE., M.Si., Ak., CA., CGAA dapat diatasi dengan menerapkan pandangan akuntansi holistis sebagai instrumen untuk mengelola kestabilan finansial dari PTS.
Pandangan ini disampaikan oleh Suryo dalam Rapat Senat Terbuka Orasi Ilmiah Guru Besar UMY pada Sabtu (23/12). Menurutnya, akuntansi holistis merupakan sebuah pandangan yang berfokus kepada seluruh cabang akuntasi yang saling terkait, dan digabungkan berdasarkan entitas seperti PTS. Suryo mengatakan bahwa salah satu tantangan dalam mengelola keuangan PTS adalah kurangnya diversifikasi dari sumber pendapatan yang dimiliki PTS.
“PTS yang memiliki badan hukum bisnis secara terpisah dapat menjadi sumber pendapatan lain bagi PTS, namun yang sering terjadi PTS justru men-subsidi lembaga bisnisnya dan bukan sebaliknya. Ini ditambah dengan tantangan lain seperti peminat PTS yang turun, terlilit hutang dan permasalahan fiskal lainnya yang menjadi tantangan finansial bagi PTS,” ujar Suryo.
Guru Besar UMY di bidang akuntansi ini menegaskan bahwa dengan kuantitas PTS di seluruh Indonesia belum sebanding dengan kondisi keuangan yang baik dan stabil, maka penerapan akuntansi secara holistis terbukti mampu memecahkan permasalahan keuangan di banyak entitas, dan UMY menjadi contoh PTS yang sudah menerapkan akuntansi holistis dalam tata kelola keuangannya. Penerapan akuntansi holistis dalam mengelola dan menerapkan berbagai praktik akuntansi di PTS akan saling terhubung sehingga dapat menangkal permasalahan secara sistematis.
“Akuntan harus memiliki kapasitas yang juga menyeluruh, karena akuntansi holistis merupakan pandangan baru dalam pemahaman akuntansi secara mendalam dan meluas pada berbagai komponen untuk mengelola permasalahan yang dihadapi oleh PTS. Berbagai komponen ini saling terkait sehingga dengan pemahaman akuntansi holistik akan mampu memberikan informasi yang baik dalam tata kelola keuangan. Apabila berbagai permasalahan tersebut perlahan sudah mulai menghilang dengan menggunakan akuntansi holistik, maka PTS tersebut dapat dikatakan sebagai PTS berkemajuan,” imbuh Suryo.
Orasi ilmiah yang disampaikan oleh Suryo direspon dengan sangat baik oleh Rektor UMY, Prof. Dr. Ir. Gunawan Budiyanto, M.P., IPM., ASEAN Eng. Gunawan mengatakan bahwa pemikiran yang dimiliki oleh Guru Besar UMY ini memberikan kebaruan bagi ilmu pengetahuan.
“Dengan berbagai teori dan pemikiran yang luar biasa di bidang ilmu akuntansi ini dapat mendobrak kemapanan yang harus terkoreksi dengan prinsip good university governance. Anggapan yang beredar bahwa kemapanan itu nyaman harus berubah karena saya percaya bahwa perubahan adalah suatu keharusan, dan dengan tata kelola keuangan yang baik maka UMY dapat menjadi salah satu PTS yang mendapat predikat Wajar Tanpa Pengecualian,” ungkap Gunawan. (ID)