SLEMAN, Suara Muhammadiyah - Hari Sabtu (17/2/2024), Lazismu Se-Kabupaten Sleman mengadakan Rakerda di PPM MBS Yogya. Rakerda dimulai pukul 09.30 Wib. Acara ini diikuti oleh 80 Ketua Lazismu dan Kantor Layanan Lazismu Se-Kabupaten Sleman. Rakerda kali ini mengangkat tema “Kontribusi Ekonomi Sirkular dalam Pencapaian SDGs”.
Dalam sambutannya, Ustaz Rahmat selaku wakil dari Direktur PPM MBS Yogya menyampaikan, “Selamat datang di PPM MBS Yogya, semoga hadirnya panjenengan semua, menambah berkah dan barokah.”
Wadir I PPM MBS Yogya juga menambahkan, “Selamat mengikuti Rakerda Lazismu Se-Sleman, semoga acaranya dilancarkan. Ia juga menceritakan perkembangan Lazismu MBS yang saat ini tidak hanya berkembang dari sisi pendidikan tetapi juga berkembang ke layanan yang lain dan semakin bermanfaat untuk umat. Semoga acara ini dapat menghasilkan rumusan yang menginspirasi dan bermanfaat untuk umat.”
Kepala Lazismu Kabupaten Sleman, Sinta Brata, M.Si dalam sambutannya menyampaikan, “Acara Rakerda ini juga diikuti oleh mitra-mitra Lazismu Sleman yang akan presentasi dan akan kita tindaklanjuti kerjasama dengan kita.”
Pak Sinta Brata, M.Si juga menekankan bahwa “Lazismu harus senantiasa berpegang pada dua hal yakni proses dan progress.”
Dalam acara pembukaan Rakerda Sleman ini hadir pula Drs. H. Irfan Harris yang mewakili PDM Sleman. Dalam sambutannya, ia memberikan amanat kepada Lazismu Se-Kabupaten Sleman.
“Sebelum berangkat ke sini, saya membaca topik ekonomi sirkular. Kalau melihat Muhammadiyah itu cukup berat. Apakah bisa Muhammadiyah menjalanlan ekonomi seperti itu. Mempertahankan nilai produk itu bersirkulasi tidak merusak sistem, tidak merusak alam dan berkelanjutan.”
Drs. Irfan Harris mengisahkan “Di zaman Rasullah dulu, Baitul Mal benar-benar memperhatikan orang-orang yang membutuhkan saat itu. Kita ini di lazismu baik di tingkat wilayah sampai dengan tingkat Cabang. Rasullah kala itu bisa mencukupi fakir miskin sampai satu tahun. Sanggupkah lazismu mencukupi selama satu tahun?Kalau sanggup ini akan menjadi luar biasa, kita bisa terus menyantuni fakir miskin dengan beras dan sembako per bulan.”
Dalam amanatnya, ia berpesan kepada Lazismu Se-Kabupaten Sleman. “Agar Lazismu bisa seperti di zaman Rasulullah, setidaknya ada 3 hal yang harus dikelola dan terus diperbaiki. Pertama tata kelola organisasi. Artinya, Lazismu tidak boleh bergerak one man one show, ia harus bersinergi bersama PDM di pendidikan menggandeng dikdasmen, dan seterusnya.”
Kedua, lazismu harus terus bergerak dan memperbaiki tata kelola usaha. Artinya, dalam penggalian dana dan pentasarufan harus sesuai Syar’I. Misalnya, hati-hati memasukkan golongan fii sabililah. Guru agama di sekolah adalah yang membangun dan memperkokoh kekuatan akidah. Maka harus dimasukkan dan diutamakan, agar guru agama kita cerah dan mencerahkan.
Ketiga, lazismu harus terus maju dan memperbaiki tata kelola keuangan. "Kita wajib WTP, karena setiap transaksi kita harus dipertanggungjawabkan dan tidak boleh lupa dalam pencatatan," ungkapnya. [Arif Yudistira]