Pancasila Ideologi Moderat

Publish

17 July 2024

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
328
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Dr H Haedar Nashir, MSi

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Dr H Haedar Nashir, MSi

BATU, Suara Muhammadiyah - Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Dr H Haedar Nashir, MSi menyebut dalam konteks keagamaan, hampir semua agama mengajarkan ajaran moderasi. Merujuk pandangan Islam, istilah moderasi sering dinamakan dengan wasathiyah atau konsep jalan tengah. Yaitu keberagamaan yang adil, kasih sayang, sikap-sikap toleran, dan membangun komitmen kemanusiaan semesta.

“Dalam perspektif kami, semua agama mengajarkan moderasi. Dan di situlah kita bertemu,” ujarnya saat memberikan Seminar Kebangsaan Yayasan Pelayanan Pekabaran Injil Indonesia (YPPII) di Balai Persekutuan “Bukit Zaitun” Batu, Jawa Timur, Kamis (4/7).

Dalam konteks kebangsaan, Pancasila sebagai dasar negara yang mengandung nilai-nilai moderat atau tengahan. Bahkan proses terjadinya kesepakatan Pancasila sebagai dasar negara itu menjadi klimaks dari titik temu pikiran moderat para pendiri bangsa. Salah satu tokohnya berasal dari Persyarikatan Muhammadiyah yaitu Ki Bagus Hadikusumo, Ketua Umum PP Muhammadiyah periode 1942-1953.

“Jadi, ini anugerah Tuhan sekaligus juga kearifan dari para pendiri bangsa kita dari berbagai latar belakang dan golongan, baik agama, daerah, suku, aliran politik dan lain sebagainya. Sehingga Pancasila akhirnya menjadi kesepakatan nasional sebagai dasar negara,” tuturnya.

Haedar menerangkan, dari sila pertama sampai kelima jika ditinjau dari nilai (value), Pancasila mengandung pandangan-pandangan moderat. “Jadi betapa moderatnya Pancasila itu sebagai sebuah nilai dasar dalam berbangsa-bernegara,” tegasnya. 

Dipertegaskan oleh Haedar bahwa Pancasila selalu ada relasi-relasi konseptual yang memberikan keseimbangan. Misalnya, persatuan Indonesia. Sila ini sebut Haedar sebagai orientasi untuk memperkokoh Bhinneka Tunggal Ika. “Ketika kita ingin merawat Indonesia, kuncinya di persatuan Indonesia di tengah keragaman,” lanjutnya.

Guru Besar Sosiologi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta itu menyimpulkan secara substansial Pancasila sebagai ideologi moderat. Dan pada saat bersamaan merupakan proses hasil dari kesepakatan nasional. Sebab itu, Haedar mengatakan dalam perspektif Muhammadiyah menyebutnya sebagai Dar al-Ahdi wa al-Syahadah.

“Pancasila merupakan manifestasi dari kebijaksanaan dan kecerdasan para pendiri negara dalam memformulasikan nilai-nilai yang hidup di Indonesia yakni agama dan kebudayaan luhur bangsa Indonesia. Karenanya Pancasila sangat kokoh sebagai dasar negara, yang niscaya diaktualisasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” jelasnya. (Cris/Lika/Fab)


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

MAKASSAR, Suara Muhammadiyah – Pelaksana Tugas (Plt) Wakil Rektor I Universitas Muhammadiyah (....

Suara Muhammadiyah

12 October 2024

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Mengekspresikan rasa syukur adalah yang Islam anjurkan. Mengucapkan....

Suara Muhammadiyah

18 November 2024

Berita

BANYUMAS, Suara Muhammadiyah - PCM dan PCA Purwokerto Selatan telah melaksanakan kegiatan pengajian ....

Suara Muhammadiyah

13 October 2024

Berita

BANYUWANGI, Suara Muhammadiyah - Eco Bhinneka regional Banyuwangi menggelar Fun Camp di Pantai ....

Suara Muhammadiyah

29 July 2024

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Pimpinan Pusat Muhammadiyah secara resmi mengumumkan 1 Ramada....

Suara Muhammadiyah

20 January 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah