JAKARTA, Suara Muhammadiyah – Pimpinan Pusat Muhammadiyah menerima kunjungan Duta Besar Republik Indonesia untuk Kenya, Somalia, Uganda, dan Demokratik Republik Kongo (DRC), Witjaksono Adji, Selasa (1/7) di Menteng Raya, Jakarta Pusat.
Hadir menyambut Ketua PP Muhammadiyah Syafiq A Mughni, Sekretaris PP Muhammadiyah Muhammad Izzul Muslimin, Sekretaris dan Anggota Lembaga Hubungan dan Kerja Sama Internasional (LHKI) PP Muhammadiyah Yayah Khisbiyah dan Bunyan Saptomo, Anggota Lazismu PP Muhamamdiyah Artati Haris, Hening Parlan dan Triningsih, dari Ecobhinneka.
Syafiq melaporkan kepada Dubes bahwa ada 50 mahasiswa berasal dari Kenya mendapatkan beasiswa pendidikan dari Muhammadiyah. Selain itu, aksi sosial lainnya yang telah banyak dilakukan oleh Muhammadiyah, khususnya di kawasan Afrika Timur.
“Muhammadiyah juga pernah membangun Masjid dan Sumur di wilayah Afrika Timur,” kata Syafiq.
Bersamaan dengan itu, Syafiq juga mengusulkan agar mulai dibuat database mahasiswa asing penerima beasiswa di Perguruan Tinggi Muhammadiyah-‘Aisyiyah (PTMA), sehingga dapat dilakukan pelacakan sejauh mana kontribusi mereka terhadap negara asal masing-masing setelah lulus.
Sementara, Witjaksono menyampaikan kunjungan ini menjelang keberangkatannya ke Kenya sebagai misi untuk mempererat kerja sama dengan Muhammadiyah dalam berbagai bidang.
“Agar bisa membantu misi perwakilan dari kita di Nairobi untuk meningkatkan hubungan people to people contact untuk meningkatkan hubungan pendidikan, kesehatan, dan juga menginginkan peran Muhammadiyah di kawasan Afrika Timur,” sebutnya.
Fokus kerja sama Dubes Kenya dengan Muhammadiyah terletak di bidang pendidikan. Serupa yang dikatakan Syafiq, Muhammadiyah banyak memberikan beasiswa pendidikan kepada mahasiswa Kenya.
“Kami ingin agar itu (pemberian beasiswa) bisa terus dipertahankan dan kalau bisa ditambah,” sambungnya.
Selain itu, Witjaksono menyebut, Islamic University of Uganda yang dulu didirikan oleh OKI, kini tengah berencana mendirikan Fakultas Farmasi, dan memohon kepada Muhammadiyah agar bisa mempertimbangkan pemberian beasiswa kepada tenaga pendidiknya.
“Saya melihat mungkin Muhammadiyah punya kapasitas untuk mendukung universitas di Uganda tersebut membentuk Fakultas Farmasi dengan cara mendidik para calon-calon pengajar berkualifikasi S2 atau S3 yang bisa dididik di Muhammadiyah,” jelasnya.
Alumnus HI UGM tahun 1985 itu mengharapkan agar kerja sama yang telah terjalin selama ini antara KBRI Nairobi dengan Muhammadiyah bisa terus diperkuat. “Dan agar komunikasi antara Muhammadiyah dengan KBRI bisa terus terlaksana dengan baik,” tandasnya.
Terkait usulan Dubes untuk membentuk Fakultas Farmasi, Hening menyebut bahwa Muhammadiyah mendukung hal itu karena banyak memiliki potensi.
“Potensi Muhammadiyah sangat besar karena kita punya banyak kampus dan sekolah. Namun harus dilihat yang terpenting bagaimana pedataannya dan kekuatannya, sehingga kerja sama dengan Majelis Diktilitbang itu bisa dilakukan dengan baik,” tutupnya. (Cris)