YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Beberapa hari lagi umat Islam akan memasuki tahun baru 1446 H. hari Jum’at (5/7) Lembaga Pengembangan Studi Islam (LPSI) Universitas Ahmad Dahlan mengadakan Pengajian Tahun Baru Hijriyah 1446. Bertempat di Masjid Islamic Center, para dosen, tendik dan seluruh civitas akademika di lingkungan UAD turut hadir dalam pengajian tersebut. Pengajian ini disiarkan langsung secara online pada kanal youtube LPSI UAD.
Kemudian, Rahmadi Wibowo Suwarno, Lc., M.A., M.H. selaku Kepala Lembaga Pengembangan Studi Islam (LPSI) UAD menyampaikan bahwa momentum pengajian tahun baru Hijriyah ini menandai awal lembaran baru umat Islam di seluruh dunia dan momentum istimewa yang menjadikan waktu untuk refleksi diri.
“Wakil Rektor bidang al-Islam dan Kemuhammadiyahan sudah menerbitkan himbauan kepada fakultas untuk menyelenggarakan pengajian bulanan. Nah tentu harapannya bisa menjadi insan yang unggul” tambahnya.
Pada pengajian kali ini, pemateri dari Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah yaitu ustadz Dr. H. Oman Fathurohman SW, M.Ag. yang akan sosialisasikan terkait Kalender Hijriyah Global Tunggal (KHGT).
KHGT dapat dikatakan sebagai versi yang palig mutakhir untuk menyatukan tanggal di seluruh dunia. Prinsipnya adalah satu hari satu tanggal, di mana jatuhnya tanggal baru hijriyah adalah hari yang sama di seluruh muka bumi. Dan tentu ini menuai banyak diskusi lebih lanjut dan bahkan dinamika perdebatan juga dating dari internal Muhammadiyah sendiri.
Oman sampaikan bahwa KHGT ini singkatan terakhir dari rancangan sebelumnya, nama itu dulu disebut Kalender Islam Internasional, ada juga Kalender Islam Global dan lainnya. Pada tahun 2007 Muhammadiyah mengadakan simposium kalender Islam Internasional di Hotel Syahid, Jakarta. Ketika itu ketua umum PP Muhammadiyah Prof.Dr. Din Syamsudin dan Wakil Presiden Jusuf Kalla sudah membincangkan tentang kalender tersebut. Pada kalender Masehi jika hari ini misal hari Jum’at tanggal 5 Juli 2024 maka di muka bumi lainnya hari Jum’at itu tanggal 5 Juli. Hal itu, sama halnya Kalender Hijriyah Global Tunggal, jadi satu hari satu tanggal di seluruh dunia.
Kemudian kaidah-kaidah kalender Islam yaitu bulan Qamariyah, 1 tahun sama dengan 12 bulan, tanpa interkalasi bulan, Umur bulan 20 atau 30 hari, acuan siklus bulan sinodis (ijtimak ke ijtimak) dan komprehensif. Pada karakteristik KHGT yaitu sesuai dengan kaidah Kalender Islam, berlaku Global (seluruh dunia) dan berprinsip satu hari satu tanggal di seluruh dunia. Dan prinsip KHGT ini, pertama adanya penerimaan hisab. Berlaku baik sebagai metode perhitungan untuk penyusunan kalender maupun sebagai sarana yang sah untuk menentukan waktu ibadah.
“Hisab juga dapat digunakan untuk penolakan sekaligus penetapan Kalender Hijriyah Global Tunggal menghendaki penerimaan hisab karena tidak mungkin membuat kalender, yang memuat penjadwalan waktu jauh ke depan, dengan berdasarkan rukyat fi’liyah. Bahkan kalender local sekalipun tidak mungkin dibuat berdasarkan rukyat fi’liyah.” Terangnya.
Kemudian transfer imkanur rukyat. Oman sampaikan bahwa KHGT menghendaki transfer imkanur rukyat ini untuk mewujudkan tanggal yang sama di seluruh dunia. Karena imkanu rukyat pada saat visibilitas pertama tidak dapat mengcover seluruh muka bumi, melainkan sebagian besar muka bumi atau bahkan sebagian kecil muka bumi.
Ketiga adanya kesatuan matlak. Konsekuensi lebih lanjut dari prinsip transfer imkanu rukyat adalah keharusan diterimanya prinsip kesatuan matlak dan ditolaknya prinsip perbedaan matlak. Prinsip ini menunjukkan bahwa seluruh muka bumi dipandang sebagai satu matlak sehingga apabila suatu tempat telah terjadi imkanur rukyat maka dipandang berlaku bagi seluruh kawasan muka bumi.
Keempat, keselarasan hari. Dan kelima, tanggal di seluruh dunia dan penerimaan garis tanggal internasional. Garis itu adalah garis pembatas antara dua hari yang berbeda. Garis itu adalah garis imajiner yang secara teoritik terletak pada garis 180 derajat. Tapi kenyataannya garis itu tidak lurus, melainkan berbelok-belok untuk menghindari pembelahan beberapa Negara.
“GTI ini berbelok-belok dari utara ke selatan melalui samudera pasifik. Garis itu membatasi dua hari atau tanggal berbeda di mana hari pada kawasan sebelah barat garis mendahului hari pada kawasan sebelah timur sebanyak satu hari. Jika kawasan sebelah kiri garis itu hari Jumat maka di kawasan sebelah kanan itu hari Kamis” jelasnya.
Terakhir Oman sampaikan kriteria imkanu rukyat tinggi bulan minimal harus 5 derajat dan elongasi matahari bulan minimal 8 derajat. Elongasi itu jarak dari bulan ke matahari atau matahari ke bulan.
Dalam kesempatan kali ini, Ketua Lembaga Amil Zakat, Infaq dan shadaqah Muhammadiyah (LAZISMU) UAD yaitu Andi Putrawijaya, S.E.I., M.Si. menyampaikan laporan semester yaitu bulan Januari-Juli terkait dengan mentasarufkan dana di LAZIS UAD melalui 4 pilar yaitu Pilar Pendidikan, Ekonomi, Kesehatan, dan Sosial Dakwah. Salah satunya, Program Sang surya yaitu pemberian beasiswa bagi mahasiswa aktif UAD pada jalur du’afa dan prestasi. Andi sampaikan bahwa LAZIS UAD berharap semua bisa kolaborasi kebaikan bersama LAZIS UAD.
“LAZIS UAD ini resmi milik Muhammadiyah yang ada di Universitas Ahmad Dahlan dan kami berharap bapak ibu semua bisa berpartisipasi aktif di dalam kolaborasi kebaikan bersama bersama LAZIS UAD ini karena kita bagian dari civitas akademika UAD. Yang mana UAD itu bagian dari Muhammadiyah. Maka memang sudah sepantasnya dana Yis kita disalurkan melalui LAZIS UAD," terangnya.