Menjalani Kehamilan dengan Nyaman dan Sehat

Publish

4 July 2025

Suara Muhammadiyah

Penulis

5
110
Ilustrasi

Ilustrasi

Oleh: Liliek Pratiwi, S.Kep., Ners., M.KM

Setiap wanita yang sedang mengandung, beserta seluruh anggota keluarganya, tentu saja mengharapkan kesehatan yang prima bagi sang ibu dan bayi yang dikandungnya. Untuk mencapai tujuan ini, usaha yang terkoordinasi dan saling mendukung sangatlah diperlukan. Kehamilan yang sehat ditandai dengan kondisi ibu yang baik secara jasmani, rohani, dan sosial, serta tidak adanya masalah yang berarti dalam kehamilan dan perkembangan janin yang optimal. Di Indonesia, kesadaran ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan kehamilan di fasilitas kesehatan sudah cukup baik, namun lebih ditingkatkan kembali. Kesehatan ibu hamil juga sangat dipengaruhi oleh dukungan dari suami dan keluarga, sebagai bagian dari konsep Family Center Maternity Care, di mana perawatan kesehatan ibu hamil melibatkan peran aktif keluarga. 

Berikut adalah rincian hal-hal penting yang perlu diperhatikan demi menjaga kesehatan ibu hamil dan mencegah terjadinya komplikasi selama masa kehamilan. 

Memahami Antenatal Care dan Pentingnya Pemeriksaan Kesehatan Ibu Secara Teratur 

Antenatal care adalah serangkaian pelayanan kesehatan standar bagi ibu hamil yang mencakup penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan, pengukuran tekanan darah, pengukuran lingkar lengan atas, pengukuran tinggi fundus uteri, penentuan denyut jantung janin dan posisi janin, pemberian imunisasi tetanus toxoid, pemberian tablet zat besi (Fe), pemeriksaan laboratorium, penanganan kasus, dan konsultasi. Pemeriksaan kesehatan rutin bagi ibu hamil dapat dilakukan di Puskesmas maupun rumah sakit. Ibu hamil disarankan untuk melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur minimal 6 kali selama masa kehamilan, dengan rincian 2 kali pada trimester pertama, 1 kali pada trimester kedua, dan 3 kali pada trimester ketiga. 

Nutrisi Ibu Hamil

Asupan nutrisi yang baik sangatlah krusial selama masa kehamilan karena berpengaruh langsung pada kesehatan ibu serta pertumbuhan dan perkembangan si kecil dalam kandungan. Selama hamil, kebutuhan energi serta berbagai zat gizi pada ibu meningkat untuk menunjang pertumbuhan janin, pembentukan plasenta, dan berbagai perubahan fisiologis dalam tubuh ibu. 

Asupan Energi dan Zat Gizi Makro   

Kebutuhan energi selama kehamilan meningkat sekitar 300–500 kkal per hari, khususnya pada trimester kedua dan ketiga. Asupan kalori yang memadai penting untuk menghindari bayi lahir dengan berat badan rendah (BBLR) dan kelahiran prematur. Zat gizi makro utama seperti karbohidrat, protein, dan lemak memiliki peran masing-masing. Protein penting untuk pertumbuhan jaringan janin dan plasenta, sementara lemak diperlukan untuk perkembangan sistem saraf pusat bayi.

Zat Gizi Mikro yang Penting   

Beberapa zat gizi mikro yang sangat penting selama kehamilan meliputi:   

Asam folat: Berfungsi mencegah cacat tabung saraf seperti spina bifida. WHO menyarankan konsumsi 400 mcg asam folat setiap hari, terutama sebelum dan selama trimester pertama kehamilan (WHO, 2022).    

Zat besi: Dibutuhkan untuk menunjang peningkatan volume darah pada ibu dan mencegah anemia. Kebutuhan zat besi meningkat dua kali lipat selama masa kehamilan.    

Kalsium: Penting untuk pembentukan tulang dan gigi janin, serta mencegah terjadinya preeklampsia.    

Vitamin D: Berfungsi dalam metabolisme kalsium dan fosfor, serta perkembangan tulang janin. Yodium: Sangat penting untuk perkembangan otak janin dan fungsi kelenjar tiroid pada ibu. 

Pola Makan Seimbang dan Anjuran Gizi   

Ibu hamil sebaiknya mengonsumsi makanan bergizi seimbang yang terdiri dari berbagai kelompok makanan: biji-bijian utuh, buah-buahan dan sayuran, produk susu rendah lemak, serta protein dari ikan, telur, dan kacang-kacangan. Konsumsi makanan cepat saji, makanan tinggi gula, dan lemak jenuh perlu dibatasi.    

Menurut Pedoman Gizi Seimbang untuk Ibu Hamil dari Kementerian Kesehatan RI (2020), prinsip makan "Isi Piringku" juga bisa diterapkan dengan menyesuaikan porsi agar lebih banyak protein dan sayuran hijau.

Suplemen untuk Ibu Hamil   Dalam beberapa kasus, asupan gizi dari makanan saja mungkin tidak mencukupi, sehingga ibu hamil disarankan mengonsumsi suplemen zat besi, asam folat, dan kalsium sesuai anjuran tenaga kesehatan. Suplemen ini penting terutama bagi ibu dengan riwayat anemia, kekurangan gizi, atau kehamilan kembar.

Akibat Kekurangan Gizi pada Ibu Hamil   

Kekurangan gizi selama kehamilan dapat menyebabkan komplikasi serius seperti bayi lahir dengan berat badan rendah (BBLR), gangguan pertumbuhan janin (IUGR), kelahiran prematur, hingga risiko kematian bayi baru lahir. Pada ibu, kekurangan zat gizi tertentu juga dapat menyebabkan anemia, preeklampsia, bahkan masalah kesehatan mental setelah melahirkan.

Kebutuhan Nutrisi Berdasarkan Trimester   

Trimester Pertama: Fokus pada asupan asam folat dan makanan yang kaya zat besi untuk mendukung pembentukan organ-organ vital. Trimester Kedua: Tambahan kalori, protein, dan kalsium menjadi penting karena janin mulai berkembang dengan pesat.    

Trimester Ketiga: Perlu peningkatan konsumsi zat besi, vitamin D, dan omega-3 karena pertumbuhan otak dan tubuh janin mencapai puncaknya. Memenuhi kebutuhan gizi selama kehamilan adalah investasi terbaik bagi kesehatan ibu dan anak. Edukasi mengenai gizi sejak sebelum kehamilan hingga setelah melahirkan harus menjadi bagian penting dalam pelayanan kesehatan ibu. Masyarakat, keluarga, dan sistem kesehatan memiliki peran krusial dalam mendukung ibu hamil agar mendapatkan akses gizi yang memadai dan berkualitas.

Asap Rokok

Bagi ibu yang sedang mengandung, terpapar asap rokok, baik sebagai perokok aktif maupun tidak, bisa berdampak negatif bagi kesehatan diri sendiri dan juga janin. Dalam asap rokok terkandung lebih dari 7. 000 zat kimia berbahaya, seperti nikotin, karbon monoksida, dan tar. Zat-zat ini dapat menembus plasenta dan mengganggu pertumbuhan serta perkembangan bayi dalam kandungan. Hasil studi memperlihatkan bahwa ibu hamil yang sering menghirup asap rokok lebih berisiko mengalami keguguran, melahirkan bayi prematur, berat badan bayi lahir rendah, serta masalah pada perkembangan paru-paru dan sistem saraf bayi (Purwanti et al. , 2021). Di samping itu, terpapar asap rokok juga berkaitan erat dengan meningkatnya risiko terjadinya sindrom kematian bayi mendadak (SIDS). Maka dari itu, sangat penting bagi ibu hamil untuk menjauhi lingkungan yang penuh asap rokok dan meningkatkan pemahaman tentang bahaya rokok pasif demi melindungi kesehatan selama kehamilan dan juga kesehatan bayi yang dikandung (Kementerian Kesehatan RI, 2023). 

Manajemen Stres

Mengelola stres saat hamil itu krusial demi menjaga kesehatan ibu, baik secara fisik maupun mental, serta tumbuh kembang janin. Stres yang tak terkendali bisa menyebabkan masalah kehamilan seperti tekanan darah tinggi, kelahiran lebih awal, bahkan mempengaruhi emosi bayi kelak. Ada beberapa cara jitu untuk mengatasi stres bagi ibu hamil: 

pertama, cobalah relaksasi seperti latihan pernapasan, meditasi, dan yoga khusus ibu hamil. Cara ini terbukti ampuh menurunkan hormon stres (Fitriani dan Yuliana, 2021). Kedua, usahakan tidur cukup dan nyenyak agar tubuh dan pikiran bisa pulih. Ketiga, jalin komunikasi yang baik dengan suami dan keluarga agar mendapat dukungan moral. Keempat, perhatikan makanan yang bergizi seimbang dan tetap aktif dengan olahraga ringan seperti berjalan santai (Lestari dan Sari, 2022). Kelima, ikut kelas persiapan persalinan atau konsultasi dengan psikolog untuk lebih memahami perubahan emosi dan proses melahirkan.

Dengan menerapkan cara-cara ini secara rutin, ibu hamil bisa mengelola stres dengan lebih baik sehingga kehamilan menjadi sehat dan bahagia. Keenam, menjalankan ibadah dan mengingat Allah SWT memiliki pengaruh yang signifikan dalam memelihara kondisi prima dan meredakan tekanan yang dirasakan oleh wanita yang sedang mengandung. Masa kehamilan bukan hanya tentang persiapan fisik semata, tetapi juga kesiapan jiwa dan rohani. Perubahan hormon serta naik turunnya emosi seringkali membuat ibu hamil merasa khawatir, tertekan, bahkan mengalami sedikit depresi.

Dalam situasi ini, kegiatan spiritual menjadi cara yang ampuh untuk menumbuhkan ketenangan jiwa dan menyeimbangkan perasaan. Kegiatan beribadah seperti sholat, membaca kitab suci, dan berzikir bisa memunculkan rasa tenteram dan damai, karena memperkuat keyakinan bahwa seluruh perjalanan kehamilan adalah bagian dari rencana dan cinta kasih Tuhan. Secara ilmiah, berzikir dapat menurunkan tekanan darah, menormalkan detak jantung, serta meredakan ketegangan otot, yang tentu saja memberikan efek baik bagi kesehatan ibu dan bayi yang dikandung (Amalia dan Fitria, 2022).

Riset pun membuktikan bahwa ibu hamil yang memiliki spiritualitas yang baik cenderung lebih siap menghadapi persalinan dan jarang mengalami masalah psikologis (Rahmawati dan Sari, 2021). Kedamaian batin yang didapatkan dari ibadah dan zikir tidak hanya memperkokoh kekuatan mental, tetapi juga memperkuat sistem kekebalan tubuh, sehingga ibu menjadi lebih kuat dalam menghadapi berbagai perubahan selama kehamilan. Oleh karena itu, pendekatan spiritual menjadi unsur penting dalam upaya peningkatan dan pencegahan masalah kesehatan pada ibu hamil. 

Peran Suami dan keluarga

Keberadaan suami dan sanak family memegang peranan krusial dalam memelihara kesehatan ibu yang sedang mengandung serta menghindarkannya dari masalah selama masa kehamilan. Sokongan secara batin, raga, dan sosial dari orang-orang terdekat bisa meredakan ketegangan, memantapkan kesiapan psikologis ibu, serta menggenjot kedisiplinan dalam kontrol kehamilan dan gaya hidup sehat. Diharapkan suami sigap menemani istri selama masa kehamilan, termasuk dalam pemeriksaan kehamilan, membuat keputusan tentang kesehatan, dan meringankan pekerjaan rumah tangga agar istri tidak terlalu letih (Nurhaliza dan Ambarwati, 2021). 

Sanak keluarga, terutama ibu kandung atau mertua, turut ambil bagian memberikan wejangan, pengalaman, dan bantuan fisik ketika diperlukan. Bantuan ini punya andil dalam meminimalkan risiko masalah kehamilan seperti kurang darah, tekanan darah tinggi, dan kelahiran bayi prematur (Putri dan Handayani, 2023). Lebih jauh, hubungan baik dan komunikasi yang jujur antar anggota keluarga memperkokoh kondisi emosional ibu, yang berdampak baik bagi perkembangan janin. Dengan kerja sama yang baik antara suami dan keluarga, kesehatan ibu hamil bisa terpelihara dengan maksimal. Di sinilah konsep Family Center Maternity Care diterapkan dengan baik demi rasa responsif kita dalam menjaga kesehatan ibu hamil.

Liliek Pratiwi, Bidang kepakaran keperawatan maternitas, kesehatan reproduksi, kesehatan ibu dan anak, Dosen Ilmu Keperawatan, Fikes, Universitas Muhammadiyah Cirebon

 


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Wawasan

Karakteristik Ayat-ayat Puasa (2) Membangun Semangat Menaklukkan Tantangan Berat Ust. Rifqi Rosyidi....

Suara Muhammadiyah

23 March 2024

Wawasan

Oleh: Bahren Nurdin Bayangkan saat Jumatan di masjid lokal Anda: Khotib berdiri di mimbar, mengucap....

Suara Muhammadiyah

28 November 2023

Wawasan

Oleh: Suko Wahyudi Dalam beberapa dekade terakhir, budaya konsumtif telah menjadi fenomena global y....

Suara Muhammadiyah

7 December 2024

Wawasan

Oleh: Donny Syofyan, Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas Bagaimana seharusnya kita mensy....

Suara Muhammadiyah

11 September 2024

Wawasan

Generasi Nokturnal  Oleh: Bobi Hidayat, Dosen FKIP UM Metro Fenomena game online sudah meramb....

Suara Muhammadiyah

7 February 2025

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah