YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) terus memperluas jejaring akademik globalnya. Pada Senin (6/10), UMY menerima kunjungan resmi dari University of Sussex, Inggris, dalam rangka menjajaki peluang kerja sama di bidang pendidikan, riset, dan pengembangan kapasitas internasional.
Pertemuan yang berlangsung di Gedung AR Fachrudin A ini menjadi forum strategis untuk membahas berbagai model kolaborasi akademik, mulai dari program joint degree, pertukaran mahasiswa (student exchange), hingga penelitian bersama lintas negara (joint research projects).
Delegasi University of Sussex Business School yang dipimpin oleh Dr. Xiaoxiang Zhang, Associate Dean of Global and Civic Engagement, memaparkan sejumlah model kemitraan internasional yang telah dijalankan Sussex bersama berbagai universitas di dunia. Salah satunya adalah skema 3+M, yakni program studi lintas negara yang memungkinkan mahasiswa menempuh tiga tahun studi sarjana di kampus asal dan satu tahun studi magister di University of Sussex.
“Model ini memberikan efisiensi waktu dan biaya, sekaligus membuka peluang mahasiswa Indonesia untuk memperoleh gelar yang diakui secara global,” ujar Dr. Zhang.
Ia juga menekankan pentingnya inovasi, keberlanjutan, dan transformasi digital sebagai nilai inti dalam kurikulum Sussex. Selain itu, ia membuka peluang kolaborasi riset di bidang keuangan berkelanjutan, kebijakan sains, dan ekonomi digital.
Menanggapi hal tersebut, Ir. Slamet Riyadi, M.Sc., Ph.D., Wakil Rektor Bidang Mutu, Reputasi, dan Kemitraan UMY, menyambut baik inisiatif kerja sama tersebut. Ia menegaskan kesiapan UMY untuk menjadi mitra sejajar dalam pengembangan riset dan pendidikan internasional.
“UMY memiliki pengalaman dalam pengelolaan program joint degree dengan universitas di Taiwan dan Malaysia. Kerja sama dengan University of Sussex akan memperluas cakupan internasionalisasi, khususnya di bidang manajemen, akuntansi, dan ekonomi,” jelas Slamet.
Slamet juga menambahkan bahwa UMY berkomitmen menjadikan pendidikan tinggi sebagai sarana pembangunan jejaring global, kolaborasi riset, serta penguatan tanggung jawab sosial.
Dalam diskusi tersebut, kedua pihak juga membahas peluang bagi mahasiswa UMY untuk mengikuti program summer school, magang berbayar, dan study abroad selama satu hingga dua semester di University of Sussex. Dr. Zhang mengungkapkan bahwa Sussex memberikan potongan biaya kuliah (tuition discount) bagi mitra internasional, berkisar antara 2.000 hingga 5.000 Euro, tergantung pada jenis program dan jumlah peserta yang berpartisipasi. Mahasiswa juga diperbolehkan bekerja paruh waktu hingga 20 jam per minggu selama masa studi di Inggris.
Kerja sama ini dinilai strategis, baik bagi Sussex yang ingin memperluas jaringan di kawasan Asia Tenggara, maupun bagi UMY yang tengah memperkuat reputasinya di tingkat internasional.
“Kami ingin memastikan bahwa kolaborasi ini tidak hanya bersifat simbolik, tetapi benar-benar memberi nilai nyata bagi mahasiswa, dosen, dan civitas academica UMY,” pungkas Slamet Riyadi. (ID)
