Kita dan Indonesia

Publish

8 September 2025

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
82
Foto Istimewa

Foto Istimewa

Kita dan Indonesia

Oleh: Teguh Pamungkas, Warga Muhammadiyah Kalimantan Selatan

Suatu ketika di pagi yang cerah saya berbincang-bincang di teras rumah warga di Desa Bajuin, Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan. Bersama teman, kami mendatangi rumah seorang ibu yang merupakan rekan dalam melakukan kegiatan. Kami pun duduk di teras rumah ketua kelompok kegiatan bersama delapan orang lainnya.

Saking asiknya ngobrol-ngobrol, tema demi tema mengalir sebagai bahan obrolan. Obrolan santai namun hidup terjadi dalam pertemuan itu. Mulai mengulas tentang keluarga, pertemanan, makanan hingga tentang bangsa tercinta Indonesia ini. Dari sekian banyak bahan obrolan yang dibahas selalu diselingi candaan khas ibu-ibu.

Ada yang menarik dari orang-orang yang berkumpul di teras rumah itu. Rupanya dari sembilan orang yang ada, kita terdiri dari berbeda-beda suku dalam forum kecil itu. Ada yang dari suku Banjar, Sunda dan Jawa. Dengan bahasa daerah dan budaya yang berbeda-beda juga. Pun logat dan dialek yang berbeda. Bahasa Indonesia menjadi bahasa umumnya dalam saling tanya jawab. Namun tatkala saling berbicara satu dengan lainnya adakalanya bahasa dari ketiga bahasa daerah acapkali terucap di antara kami.

Suasana perbincangan pun semakin ramai ketika membahas perihal bahasa daerah. Ya kosakata-kosakata dari bahasa Banjar, Sunda dan Jawa yang terlontar turut dibahas. Kami pun larut dalam perkumpulan itu, hingga hari menjelang siang. Dan kami pun berpamitan pulang untuk melakukan aktivitas masing-masing.

Kemerdekaan Indonesia

Baru saja Indonesia merayakan hari kemerdekaannya. Tepat di tahun 2025, Republik Indonesia merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) kemerdekaan ke-80. Merupakan suatu perjalanan panjang yang berdarah-darah dari berbagai elemen bangsa guna menggapai kemerdekaan ini dengan falsafah bangsa dan negara Pancasila.

Dari semangat ketuhanan dalam membangun Indonesia, setiap warga negara Indonesia diberikan kebebasan beribadah, memeluk agama dan kepercayaan masing-masing yang tertuang dalam Pancasila di sila pertama, “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Dan karena dari ber-Tuhanlah manusia dapat merasakan makna kebersamaan hidup bernegara.

Kedudukan Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum atau sumber hukum dasar nasional dalam tata hukum di Indonesia. Adanya pengakuan persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap manusia dengan perwujudan nilai kemanusiaan. Bahwa manusia merupakan makhluk berbudaya dan bermoral termaktub pada sila kedua Pancasila yang berbunyi, “Kemanusiaan yang adil dan beradab”.

Pertemanan kami yang diceritakan di awal tulisan ini ibarat miniatur Indonesia. Dari suatu desa kita bisa merajut persatuan dan kebersamaan. Berkumpul bersama, berinteraksi untuk menjalani kehidupan sosial dalam persatuan dengan toleransi. Di mana di setiap benak manusia secara otomatis menghadirkan kesepakatan antarmanusia dalam hidup bersama.

Membangun Indonesia dengan memahami kesamaan hak, kewajiban dan tanggung jawab setiap warga negara. Menghadirkan toleransi untuk membangun Indonesia dengan menjaga persaudaraan di masyarakat. Hal ini demi menjaga keutuhan bangsa, sesuai dengan bunyi sila ketiga Pancasila yaitu “Persatuan Indonesia”. 

Karena suatu bangsa bisa mengalami kehancuran apabila toleransi agama, sosial, dan budaya antarwarga tidak dirawat lagi, begitu kata guru bangsa Buya Syafii Maarif. Rawatlah kehidupan berbangsa agar tak berjarak.

Penting memiliki prinsip untuk selalu menjaga Indonesia. Memelihara kemerdekaan sama halnya menjaga NKRI. Persatuan untuk persaudaraan jangan sampai tercerai berai hanya gara-gara perbedaan, entah perbedaan etnis, agama, budaya atau bahkan perbedaan pandangan politik.

Legislator terpilih merupakan orang yang duduk di parlemen, bertugas untuk bersuara. Tentu ia adalah penyambung suara aspirasi rakyat. Anggota parlemen yang terpilih tetap rendah hati untuk membawa aspirasi rakyat juga.

Wakil rakyat benar-benar menyuarakan keinginan-keinginan demi kebahagiaan rakyat, maka sama halnya menjaga kedaulatan rakyat, sesuai dengan bunyi sila keempat Pancasila, yaitu “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan”.

Di era pemerintahan baru ini, kita semua berharap masyarakat Indonesia memperoleh pada kesejahteraan, seperti apa yang tertuang pada sila kelima Pancasila, yaitu “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.

Kemerdekaan yang telah diraih susah payah di masa lalu wajib disyukuri bersama, siapapun kita. Salah satu tanda bersyukurnya adalah dengan menjaga dan merawat bangsa ini dengan rasa tanggung jawab.

Saatnya kemerdekaan ke-80 Republik Indonesia tahun ini sebagai momen lebih dekat bersama rakyat. Sebagai langkah menuju rakyat lebih sejahtera. Hal ini sesuai tema HUT ke-80 RI, “Bersatu berdaulat, rakyat sejahtera, Indonesia maju”.


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Wawasan

Ketulusan: Pondasi Kokoh Menuju Kedamaian Oleh: Suko Wahyudi, PRM Timuran Yogyakarta  Ketulus....

Suara Muhammadiyah

28 January 2025

Wawasan

Bandara Kematian - Catatan Perjalanan Oleh: Machnun Uzni, Wakil Sekertaris PWM Kaltim, Owner Sang S....

Suara Muhammadiyah

4 September 2024

Wawasan

Oleh: Suko Wahyudi, PRM Timuran Yogyakarta Percaya diri adalah sikap fundamental yang seharusnya me....

Suara Muhammadiyah

6 May 2025

Wawasan

KAPLING LAUT: Jamaah Akar Rumput dan JALAMU Jogja, Sabtu 14 Oktober 2023. Beberapa menit menjelang ....

Suara Muhammadiyah

20 October 2023

Wawasan

Mewujudkan Pendidikan Bermutu lewat Literasi Sosial dan Ekologis Oleh Gunawan Trihantoro, Sekretari....

Suara Muhammadiyah

2 May 2025

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah