Oleh: Yusri Ramadhan, Pengajar PPM MBS Wanayasa, Banjarnegara
اِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا، وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ ،َأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ , وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ
فَيَا عِبَادَ اللّٰه، أُوْصِيْنِيِ نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللّٰه، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. وَقَالَ اللهُ تَعَالَى: يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللّٰهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah
Waktu berputar, kehidupan terus berjalan. Setiap harinya, manusia disibukkan dengan berbagai aktivitas duniawi yang melelahkan jiwa dan raga. Dalam sehari, manusia diberikan jatah durasi waktu yang sama, yakni 24 jam. Namun, realitas dalam memanfaatkan waktu yang diberikan terjadi perbedaan. Ada orang-orang yang benar dapat memanfaatkan waktu dengan baik. Dan sebaliknya, ada orang-orang yang lalai dalam memanfaatkan waktu.
Dalam Islam pembahasan tentang waktu termaktub di Al-Qur’an dan juga terdapat di beberapa hadits Nabi Muhammad Saw. Dari beberapa ayat dan hadits yang menyinggung tentang waktu, tentu hal ini mengindikasikan waktu begitu erat dan lekat keberadaannya dalam kehidupan manusia. Selain itu secara tidak langsung juga memberikan peringatan kepada manusia perihal pentingnya waktu.
Jamaah Shalat Jum’at Rahimakumullah
Allah SwT berfirman di dalam Q.S Al-Ashr [103] : 1-3 :
وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلَّا الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ(3)
”Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholih dan saling menasihati supaya menaati kebenaran dan saling menasihati supaya menetapi kesabaran."
Beberapa literatur tafsir menjelaskan bahwa Q.S Al-Ashr [103] : 1-3 ini membahas tentang keadaan manusia yang merugi. Diawali dengan kalimat qasm, Allah Swt bersumpah dengan nama waktu. Disamping itu, manusia berada dalam kerugian yang besar, kecuali orang-orang beriman dan melakukan amal shalih serta orang-orang yang senantiasa menasihati dalam kebenaran dan kesabaran.
Pada hakIkatnya waktu merupakan sebuah nikmat yang besar yang dilimpahkan kepada seluruh manusia tanpa terkecuali. Keberadaannya yang tidak nampak dalam pandangan mata, membuat manusia sering abai dan lalai dibuatnya. Maka dari itu tugas kita sebagai seorang hamba Nya adalah memanfaatkan waktu dengan sebaik mungkin. Bukanlah hal mudah memang untuk melakukannya, faktanya kebanyakan dari kita mungkin belum bisa memanfaatkan waktu yang ada dengan baik. Perihal ini sudah disampaikan oleh Rasulullah Saw dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dari Ibnu ‘Abbas :
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنْ النَّاسِ الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ
Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu anhuma, dia berkata: Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Dua kenikmatan, kebanyakan manusia tertipu pada keduanya, (yaitu) kesehatan dan waktu luang”. [HR Bukhari]
Semakin banyak waktu luang yang terbuang sia-sia semakin sedikit pula manfaat yang diperoleh. Selain itu waktu yang telah berlalu tidak mungkin dapat terulang kembali. Bahkan sedetik pun saja sekalipun. Inilah yang membuat kebanyakan manusia lalai. Terlena dengan segala tipu daya dunia yang fana. Sibuk dengan aktivitas duniawi yang nihil esensi Sehingga begitu banyak melewatkan waktu luang dan kesempatan yang ada untuk melakukan kebaikan.
Lantas bagaimana cara agar waktu luang yang kita miliki tidak terbuang sia-sia tanpa makna ? Pertama, membuat timeline jadwal aktivitas harian. Jadwal harian ini berfungsi untuk membantu kita memanajemen waktu sebaik mungkin, sehingga meminimalisir terjadinya waktu yang dapat terbuang sia-sia. Selain itu, jadwal harian dapat menjadikan kita sebagai pribadi yang disipilin dan teratur. Keseharian kita akan menjadi lebih terarah dan terencana dengan adanya jadwal harian yang jelas.
Kedua, menjadi pribadi yang tidak cepat puas terhadap atas apa yang telah dilakukan. Orang yang cepat puas biasanya akan cenderung menjadi malas untuk melakukan sesuatu hal. Rasa malas ini muncul dan membuat seseorang akan bersantai dan berleha-leha. Karena merasa dirinya sudah cukup banyak melakukan banyak hal, sehingga waktu luang yang dimiliki tidak dimanfaatkan untuk melakukan aktivitas yang bermanfaat. Tanpa disadari hal tersebut membuat kebanyakan manusia lalai dan abai terhadap waktu luang. Andaikan manusia menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang dimiliki, niscaya manusia tidak akan menyia-nyiakan waktu luang yang ada.
Sebagai penutup khutbah yang pertama marilah kita renungkan sejenak sabda Nabi Muhammad Saw :
اِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ : شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ وَ صِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ وَ غِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ وَ فَرَاغَكَ قَبْلَ شَغْلِكَ وَ حَيَاتَكَ ققَبْلَ مَوْتِكَ
"Manfaatkanlah lima perkara sebelum lima perkara (yaitu) waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu, waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu, masa luangmu sebelum datang masa sibukmu, hidupmu sebelum datang matimu." (HR An Nasa'i dan Al Hakim)
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْم
KHUTBAH II
اَلْحَمْدُ لله الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ، لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَكَفَى بِاللهِ شَهِيْدًا، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ, وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ, اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ, أَمَّا بَعْدُ
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرٌۢ بِمَا تَعْمَلُونَ
اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰۤىِٕكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّۗ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ
رَبّنَا لاَتُؤَاخِذْ نَا إِنْ نَسِيْنَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى اّلذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا رَبّنَا وَلاَ تًحَمّلْنَا مَالاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلاَنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ
. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ
لَّآ اِلٰهَ اِلَّآ اَنْتَ سُبْحٰنَكَ اِنِّيْ كُنْتُ مِنَ الظّٰلِمِيْنَ
اَللّهُمَّ اغْفِرْلِيْ وَلِوَالِدَيَّ وَارْحَمْهُمَاكَمَارَبَّيَانِيْ صَغِيْرَا
رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ. والحمد لله رب العالمين
Sumber: Majalah SM Edisi 08/2025