SURABAYA, Suara Muhammadiyah — TVMu Jawa Timur kembali menghadirkan program unggulan Ngaji Sore (Ngaso) yang kali ini tayang secara langsung pada Ahad, 3 Agustus 2025, pukul 16.00–17.00 WIB dari Studio TVMu Jatim. Dalam tayangan penuh inspirasi ini, hadir sebagai narasumber Ketua Lembaga Dakwah Komunitas (LDK) Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Ustadz Muchamad Arifin, S.Ag., M.Ag., dengan dipandu oleh host Ustadz Dikky Syadqomullah, M.Hes.
Dengan mengusung tema “Dai Komunitas di Garda Depan Membangun Indonesia”, acara ini menjadi sangat relevan ditayangkan di bulan kemerdekaan. Spirit perjuangan para dai komunitas Muhammadiyah benar-benar mencerminkan nilai-nilai perjuangan bangsa: keberanian, pengabdian, dan ketulusan membangun negeri dari pinggiran.
Dalam dua puluh menit awal, Ustadz Arifin memaparkan bagaimana para dai LDK Muhammadiyah menyusuri daerah-daerah 3T—tertinggal, terdepan, dan terluar—demi menunaikan tugas dakwah tanpa pamrih. Tayangan video yang menyertai narasi tersebut menampilkan medan dakwah yang menantang, mulai dari jalan setapak di pegunungan Patikalain, Kalimantan Selatan, hingga perjalanan menyusuri sungai dan laut menuju komunitas Suku Baduy Luar di Banten dan Suku Bajo di Pulau Kera, Kupang, Nusa Tenggara Timur.
“Demi mengajarkan satu dua huruf al-Qur’an, para dai kami rela berjalan berjam-jam, naik perahu, dan bertahan hidup di tempat yang bahkan tidak terjangkau jaringan komunikasi,” ungkap Ustadz Arifin dengan nada haru.
Tak hanya di pelosok, para dai komunitas Muhammadiyah juga hadir di pusat-pusat kota, menyasar kelompok-kelompok marginal yang seringkali terpinggirkan bahkan dibenci masyarakat. Dai LDK menyapa mereka dengan pendekatan kasih sayang: bergabung dalam komunitas punk, anak jalanan, pecinta motor, dan komunitas-komunitas hobi lainnya, lalu membina dari dalam.
Momen dialog antara host dan narasumber menjadi semakin menarik saat Ustadz Arifin menanggapi pertanyaan dengan disertai potongan-potongan video dokumenter perjuangan para dai. Penjelasan yang disampaikan dengan bahasa yang ringan namun sarat makna membuat pemirsa semakin memahami pentingnya peran dakwah komunitas dalam membangun Indonesia dari akar rumput.
Sebagai penutup dalam program Ngaji Sore, Ustadz Muchamad Arifin menyampaikan pesan penting dan menggugah, bahwa sejatinya setiap manusia bisa menjadi dai. “Dai itu bukan gelar, tetapi peran. Dai adalah marketing-nya Allah di muka bumi, yang membawa satu misi utama: menyampaikan kebenaran. Maka setiap orang bisa berdakwah, kapan saja, di mana saja,” ungkapnya.
Ia juga menekankan bahwa perkembangan teknologi saat ini, terutama gadget dan media sosial, membuka ruang baru bagi siapa pun untuk berdakwah di dunia virtual. “Hari ini, dengan satu klik, kita bisa menyebarkan pesan kebaikan ke seluruh dunia. Maka dakwah harus merambah ke ruang-ruang digital, menjadi terang di tengah derasnya arus informasi,” tegasnya menutup sesi Ngaji Sore dengan penuh semangat.
Acara Ngaji Sore edisi kali ini menjadi bukan hanya informatif, tetapi juga inspiratif. Sebuah tayangan yang membuktikan bahwa dakwah Islam berkemajuan bisa hadir di mana pun, bersama siapa pun, dan dengan cara apapun selama tidak bertentangan dengan syar’i.
