Kenalkan Sejarah pada Anak Muda, Muhammadiyah Luncurkan Film Djuanda

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
438
Peluncuran Film Djuanda: Pemersatu Laut Indonesia. Foto: Cris

Peluncuran Film Djuanda: Pemersatu Laut Indonesia. Foto: Cris

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Muhammadiyah melalui Lembaga Seni Budaya sukses menghasilkan karya terbarunya dibidang perfilman. Film yang bertajuk Djuanda: Pemersatu Laut Indonesia ini resmi diluncurkan pada Sabtu (22/2) di Amphiteater E6 lantai 5 Kampus Terpadu Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Tampak hadir Ketua PP Muhammadiyah Irwan Akib, Dewan Pakar LSB PP Muhammadiyah Sukriyanto AR, Ketua LSB PP Muhammadiyah Gunawan Budiyanto, Cucu Djuanda Ismeth Wibowo Amirullah, dan beberapa tamu undangan launnya.

Ismeth mengaku senang dengan peluncuran film bersejarah itu. Ia menceritakan bahwa Djuanda merupakan sosok yang pernah menduduki jabatan sebagai Perdana Menteri terakhir Republik Indonesia terhitung dari tahun 1957-1959.

“Bahkan dulu waktu Bung Karno sering keluar negeri beberapa kali, kakek saya ditunjuk menjadi Pejabat Presiden,” tuturnya.

Ditambahkan lagi oleh Ismeth, jabatan strategis Djuanda yaitu Menteri Pekerjaan Umum dan Menteri Perhubungan. Lalu Menteri Keuangan serta Menteri Pertahanan. 

“Dan beliau adalah Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia yang pertama. Dan beliau juga Menteri Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional)—dulu Badan Perancang Nasional,” jelasnya.

Djuanda bukan saja dikenal sebagai nama jalan, bandara, dan sebagainya. Namun, kata Ismeth, kiprahnya terhadap bangsa berperan dalam menggagas sebuah deklarasi bersejarah, yaitu Deklarasi Djuanda yang lahir pada 13 Desember 1957.

“Yang mana itu kita kenal dengan Hari Nusantara,” katanya.

Sementara, Gunawan menyebut tanggal tersebut pada masa itu dikenal sebagai Hari Nuswantoro. Bahkan, ditegaskan oleh Gun, jika konsep pertama Pemerintahan Indonesia yang diterima oleh dunia internasional adalah konsep kemaritiman.

“Dan itu ditampung oleh Hukum Laut Internasional atau United Nations Convention On The Law of The Sea (UNCLOS) pada tahun 1982,” ujarnya.

Gun mengungkapkan bahwa Djuanda merupakan Tokoh Muhammadiyah. Perannya mendirikan SMA Muhammadiyah Kramat di Jakarta yang saat itu masih berusia 23 tahun. “Lalu Djuanda meneruskan menjadi kepala sekolah,” imbuhnya.

Rektor UMY periode 2016-2024 itu menyampaikan terima kasih atas diluncurkannya tersebut. Dengan adanya film Sejarah berdurasi 120 menit yang diproduseri oleh Andika Prabhangkara dan disutradarai Ery Isnanto ini, diharapkan generasi muda dapat mengambil pelajaran dari para tokoh bangsa yang berperan terhadap bangsa dan negara, terutama mewujudkan Kemerdekaan Indonesia.

“Dengan adanya pemutaran pertama tentang film ini menjadi menarik. Kita berharap generasi muda bisa memahami itu (kisah Djuanda). Dan kita upayakan film Djuanda kita ekspos. Nanti mungkin ada di sekolah-sekolah yang secara bergilir bisa menyaksikannya,” tandasnya. (Cris) 


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

KLATEN, Suara Muhammadiyah - Ketua Umum Pimpinan Pusat Aisyiyah Salmah Orbayyinah menyanjung ground ....

Suara Muhammadiyah

16 November 2024

Berita

BEKASI, Suara Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengumumkan awal bulan Syawal jatuh pada Se....

Suara Muhammadiyah

30 March 2025

Berita

PONOROGO, Suara Muhammadiyah - Pimpinan Daerah Ikatan Pelajar Muhammadiyah Ponorogo pada Minggu (9/6....

Suara Muhammadiyah

10 June 2024

Berita

GAMPING, Suara Muhammadiyah - Majelis Tabligh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DIY mengadakan Dia....

Suara Muhammadiyah

21 September 2024

Berita

MEDAN, Suara Muhammadiyah - Rektor Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Prof. Dr. /Agussani, MAP ....

Suara Muhammadiyah

15 November 2023

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah