Kampus Memiliki Kepentingan Vital dalam Mengawal Kebijakan Publik

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
319
Seminar Kebijakan Publik di  di Kampus 4 UAD Yogyakarta Ruang Amphiteater Museum Muhammadiyah, Sabtu (30/8). Foto: Kikiy

Seminar Kebijakan Publik di di Kampus 4 UAD Yogyakarta Ruang Amphiteater Museum Muhammadiyah, Sabtu (30/8). Foto: Kikiy

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Penasehat Ahli Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Maila Dinia Husni Rahiem menyebut, kampus memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk kebijakan publik. Setidaknya ada beberapa variabel yang berkelindan, pertama, kapasitas sains, analitik kebijakan, dan verifikasi publik terdapat di kampus.

"Mereka yang terbiasa berpikir sistematis dan mencari jawaban lewat proses saintifik. Ini menjadi penting, bahwa kebijakan harus lahir dari suatu proses berpikir dan memikirkan dampak dari kebijakan itu, sebelum kebijakan tersebut disebelarluaskan," katanya saat Seminar dan Peluncuran Pusat Studi Kebijakan Publik di Kampus 4 UAD Yogyakarta Ruang Amphiteater Museum Muhammadiyah, Sabtu (30/8).

Kedua, netralitas akademik untuk menimbang opsi dan dampak kebijakan. Hal ini, kata Maila, untuk mempertimbangkan bagaimana suatu kebijakan dapat menguntungkan bagi masyarakat. "Bukan hanya untuk golongan atau pun bagi mereka yang berkuasa," tegasnya.

Selain itu, yang ketiga, jangkauan implementasi mahasiswa, alumni, dan jejaring daerah. "Ini menjadi penting sekali. Karena suara kita akan bisa langsung terdengar di sekitar kita. Dan kita punya akses yang sangat luas," jelasnya.

Di sinilah, lanjut Maila, peran kampus menjadi strategis dalam memperkuat demokrasi dan tata kelola kebijakan publik. Sementara, Ahmad Norma Permata, Dewan Pakar Lembaga Hukum dan Kebijakan Publik Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyebut, kebijakan publik dalam perspektif Thomas R Due, sebagai apa saja yang dilakukan dan tidak dilakukan oleh negara.

Sementara, pandangan David Easton, mengetengahkan kebijakan publik merupakan alokasi secara otoritatif terhadap nilai-nilai kepada seluruh masyarakat. Dan, menukil pandangan Daniel Berliner, ialah sistem hukum, perangkat peraturan, arah tindakan, dan prioritas alokasi anggaran, yang dilakukan oleh lembaga pemerintahan untuk menyelesaikan persoalan sosial; dan ekonomi.

“Kebijakan publik (yang baik) merupakan agregasi preferensi individu yang ada di masyarakat,” tegasnya. (Cris)


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Suronatan, Cabang Ngampilan, Ko....

Suara Muhammadiyah

1 June 2024

Berita

SOLO, Suara Muhammadiyah - Setelah sukses melatih dokter gigi kecil dan pembina Usaha Kesehatan Gigi....

Suara Muhammadiyah

20 October 2023

Berita

BANDUNG, Suara Muhammadiyah - Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Dr H Irwan Akib, MPd hadir memb....

Suara Muhammadiyah

7 March 2024

Berita

TUBAN, Suara Muhammadiyah - Momen bersejarah terjadi di halaman Klinik Pratama Muhammadiyah Panyuran....

Suara Muhammadiyah

27 September 2023

Berita

MEDAN, Suara Muhammadiyah - Empat mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendididkan Universitas Muham....

Suara Muhammadiyah

11 July 2024