Kader Nasyiah Diharapkan Mampu Menjaga Kesehatan Jasmani dan Rohani

Publish

9 October 2023

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
507
Foto Istimewa

Foto Istimewa

JAKARTA, Suara Muhammadiyah - Kesehatan mental menjadi topik yang diangkat dalam kegiatan Gerakan Mengaji Nasyiah atau RAJIN edisi ke-4 yang diinisiasi Departemen Dakwah Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah. Topik kajian ini selaras dengan poin kedua pilar KMTNA yaitu sehat jasmani dan rohani.

Melalui pilar Keluarga Muda Tangguh ini, Ketua Bidang Kesehatan dan Lingkungan Hidup PPNA, Lia Kharisma Saraswati, menekankan poin kedua ini diharapkan mampu mendekatkan akses, mempermudah proses dan mendekati terpenuhinya hasil yaitu kebutuhan fisik, rohani, emosional, sosial dan intelektual setiap anggota keluarga terpenuhi secara adil.

"Sehingga sehat jasmani, rohani dan lingkungan dapat diartikan sebagai wujud keadaan individu yang prima/sejahtera yang berada pada lingkungan yang sehat sehingga terpenuhi kebutuhan fisik, rohani, emosional, sosial dan intelektualnya secara adil untukmenjadi bekal seseorang dalam meraih kesejahteraan hidup dunia dan akhirat di masa yang akan datang, juga berdaya guna positif bagi orang lain dan lingkungan sekitarnya," ujar Lia Kharisma dalam kajian RAJIN bertajuk 'Menjadi Perempuan Tangguh yang Tidak Mudah Rapuh', Ahad (8/10/2023).

Lia menjelaskan, elemen kedua dalam pilar KMTNA yakni sehat jasmani, rohani, dan lingkungan. Nasyiatul Aisyiyah meyakini sebuah pepatah “di dalam tubuh yang sehat, terdapat jiwa yang kuat.

"Kader Nasyiatul Aisyiyah diharapkan untuk menjaga diri dengan melakukan gaya hidup sehat, dengan melakukan olahraga, makan makanan yang halalan thoyiban, membaca sebagai asupan nutrisi otak, bersosialisasi, dan bermasyarakat," tuturnya.

Selain itu, kader Nasyiah juga diharapkan mampu menjalin komunikasi dengan masyarakat sekitar. Hal ini sebagai bentuk ikhtiar menjaga kesehatan jiwa, karena hakikat manusia hidup salah satunya adalah bermasyarakat. Terlebih lingkungan yang sehat juga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ketangguhan perempuan. 

Lia pun mengingatkan, bahwa perempuan merupakan makhluk yang sangat dimuliakan dalam agama Islam. Ini tertera jelas dalam Hadits Nabi SAW yang tegas mengatakan bahwa “Aku wasiatkan kepada kalian untuk berbuat baik kepada perempuan” (HR. Muslim). 

"Dari sini kita bisa melihat bagaimana perempuan dipandang istimewa oleh agama kita karena beberapa kemuliaannya. Diantaranya; perempuan memiliki peran yang sangat penting dalam melahirkan generasi terbaik, dari tangan perempuanlah seorang anak dapat terdidik dengan baik dan terbentuk karakternya, dan berbagai peran ganda yang dimiliki oleh seorang perempuan," terangnya.

Maka dari itu, kata Lia, peran perempuan diharapkan mempunyai kepribadian yang tangguh. Perempuan yang tangguh adalah perempuan yang cerdas, teguh pendirian, dan ulet dalam bertindak sesuai dengan norma kemanusiaan.

Lebih lanjut, ia mengungkapkan perempuan tangguh akan tetap memegang teguh nilai Islam dan tidak menyerah dengan berbagai keadaan. Berikut ini sejumlah karakter yang dimiliki perempuan tangguh:

Pertama, taat kepada Allah. Perempuan yang tangguh adalah perempuan yang taat dan takwa kepada Allah. Ia akan menjauhi segala larangan Allah, menangis karena takut dan ingat kepada Allah, dan mengerjakan amal saleh yang diperintahkan Allah di mana pun dan kapan pun, baik sendiri atau ada temannya.

Kedua, berpengetahuan luas sebagai bekal bersikap untuk berbagai keadaan dan pendampingan generasi peradaban. Lia menjelaskan, seorang perempuan yang akan melahirkan anak-anak yang cerdas di masa depan perlu berpengetahuan luas. Kewajiban menuntut ilmu ini wajib untuk dikerjakan para perempuan. Sebagaimana hadist Nabi yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah, “mencari ilmu adalah kewajiban setiap muslim, dan siapa yang menanamkan ilmu kepada yang tidak layak seperti yang meletakkan kalung permata, mutiara, dan emas di sekitar leher hewan”.

Seorang perempuan tangguh akan disiplin dalam menuntut ilmu. Hal itu dimulai dari diri sendiri dan melakukan perubahan melalui berkarya sesuai peran dan bidangnya, sehingga membawa perubahan bagi keluarga masyarakat dan lingkungan.

Ketiga, pintar bersosialisasi. Perempuan tangguh harus pandai menempatkan diri, bermurah hati, menjaga lisan, dan berakhlakul karimah. Pintar bersosialisasi ini adalah sarana dakwah yang juga kewajiban seorang perempuan. Berdakwah tidak hanya retorika bahasa yang membius massa, tetapi aktivitas apa saja yang dapat memberikan keteladanan. Berdakwah adalah ber-amar ma’ruf nahi munkar untuk masyarakat sekitarnya. 

Keempat, sabar menghadapi cobaan dan ridha dengan ketentuan Allah SWT. Allah tidak saja melimpahkan nikmat-Nya, Allah juga menimpakan berbagai cobaan kepada orang yang beriman. Perempuan yang tangguh tidak akan larut dalam kesedihan yang menimpa. Ia akan terus bangkit untuk melanjutkan langkah pengabdian dengan terus berharap ridha Allah.

Kelima, berbaik sangka kepada Allah. Perempuan tangguh akan selalu mengharapkan jalan rahmat dan ampunan dari Allah. Segala permasalahan yang ada akan ia sikapi dengan berbaik sangka kepada Allah dan yakin ada hikmah di balik setiap kejadian yang menimpa.


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

SOLO, Suara Muhammadiyah - Tim Pengabdian Kepada Masyarakat Kemitraan Internasional (PKM KI) Univers....

Suara Muhammadiyah

20 March 2024

Berita

MALANG, Suara Muhammadiyah - Menurut Wakil Ketua Umum Bidang Keselamatan Transportasi Indonesia (MTI....

Suara Muhammadiyah

19 February 2024

Berita

BANDUNG, Suara Muhammadiyah – Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah sekaligus Ketua Badan Pembina ....

Suara Muhammadiyah

2 March 2024

Berita

KUNINGAN, Suara Muhammadiyah – ”Saya percaya Muhammadiyah selalu hadir dalam berbagai pe....

Suara Muhammadiyah

7 October 2024

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah  – Gempa bumi Maroko berkekuatan magnitudo 6.8 SR pada Jum....

Suara Muhammadiyah

10 September 2023

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah