Ikhtiar Awal Menuju Keluarga Sakinah (23)

Publish

11 February 2024

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
447
Istimewa

Istimewa

Ikhtiar Awal Menuju Keluarga Sakinah (23)

Oleh: Mohammad Fakhrudin (warga Muhammadiyah tinggal di Magelang Kota)  dan Iyus Herdiyana Saputra (dosen al-Islam dan Kemuhammadiyah Universitas Muhammadiyah Purworejo)

Telah diuraikan di dalam “Ikhtiar Awal Menuju Keluarga Sakinah” (IAMKS) 22 kriteria mutlak bagi perempuan yang akan dijadikan istri, yakni ketaatannya dalam beragama. Ada dua hal pokok yang diuraikaan secara padat, yakni akidah dan ibadah. 

Perempuan yang taat beragama pasti berakidah tegak lurus. Dia istikamah menjaga kesucian akidahnya dari kemusyrikan.  

Perempuan yang taat beragama, pasti taat juga beribadah. Dia sangat ketat dalam hal mengatur jadwal semua aktivitasnya lebih-lebih lagi waktu shalat. Lebih dari itu, dia telah mempersiapkan diri sebelum azan berkumandang. Dia  pun menyiapkan perlengkapan shalat dengan sebaik-baiknya. Dengan demikian, shalat dapat dikerjakannya dengan “khusyuk.” Di samping itu, dia berusaha secara sungguh-sungguh agar dapat shalat berjamaah.

Bagi jamaah Muhammadiyah dan ‘’Aisyiah, telah ada pedoman berakidah sebagai muslim sebagaimana terdapat di dalam _Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah_ (PHIWM) yang merujuk pada Al-Qur’an dan as-Sunah. Kiranya sangat bermanfaat jika pada IAMKS (23) ini disajikan pedoman tersebut.

*Pedoman dalam Akidah*

1. Setiap warga Muhammadiyah harus memiliki prinsip hidup dan kesadaran imani, berupa tauhid kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala yang benar, ikhlas, dan penuh ketundukan sehingga terpancar sebagai ibad ar-Rahman yang menjalani kehidupan dengan benar-benar menjadi mukmin, muslim, muttaqin, dan muhsin yang paripurna.

(QS al-Ikhlas: 1-4; al-Furqan: 63-77) 

2. Setiap warga Muhammadiyah wajib menjadikan iman dan tauhid sebagai sumber seluruh kegiatan hidup, tidak boleh mengingkari keimanan berdasarkan tauhid itu, dan tetap menjauhi serta menolak syirik, takhayul, bid’ah, dan khurafat yang menodai iman dan tauhid kepada Allah Subhnahu wa Ta’ala.

(QS an-Nisa: 136; al-Ikhlas: 1-4;  al-Baqarah: 105, 221; dll.) 
 
Pimpinan Pusat Muhammadiyah menerbitkan juga pedoman beribadah.

*Pedoman dalam Ibadah*

1. Setiap warga Muhammadiyah dituntut  untuk senantiasa membersihkan jiwa/hati ke arah terbentuknya pribadi yang muttaqin dengan ibadah yang tekun dan menjauhkan diri dari jiwa/hati yang buruk sehingga terpancar kepribadian yang salih yang menghadirkan kedamaian dan kemanfaatan bagi dirinya dan sesamanya.

(QS asy-Syams: 5-8; Ali Imran: 114; al-Ashr: 3) 

2. Setiap warga Muhammadiyah melaksanakan ibadah mahdhah dengan sebaik-baiknya dan menghidupsuburkan amal nawafil (ibadah sunnah) sesuai dengan tuntunan Rasulullah serta menghiasi diri dengan iman yang kokoh ilmu yang luas, dan amal salih yang tulus sehingga tercermin dalam kepribadian dan tingkah laku yang terpuji. 

Jika ingin memperoleh keterangan yang lebih lengkap tentang pengamalan shalat, kiranya perlu dibaca buku _Himpunan Putusan Tarjih Muhammadiyah_ 3  (hlm. 521-594) atau uraian “Shalat untuk Menjemput Rahmat” (1-23) tulisan Mohammad Fakhrudin dan Nif'an Nazudi, yang telah dipublikasikan  _Suara Muhammadiyah_ 1 Maret 2023-31 Agustus 2023
 
Di dalam IAMKS (23) ini disajikan uraian lanjutan tentang ketaatan beragama bagi perempuan dengan  fokus akhlak. Bagi jamaah Muhammadiyah dan ‘Aisyiah, telah ada pedoman sebagaimana terdapat di dalam PHIWM.

*Pedoman dalam Akhlak*

1. Setiap warga Muhammadiyah dituntut untuk meneladan perilaku Nabi dalam mempraktikkan akhlak mulia sehingga menjadi uswah hasanah, yang diteladan oleh sesama berupa sifat siddiq, amanah, tabligh, dan fathanah.

2.     Setiap warga Muhammadiyah dalam melakukan amal dan kegiatan hidup harus senantiasa didasarkan kepada niat yang ikhlas dalam wujud amal-amal saleh dan ihsan, serta menjauhkan diri dari perilaku riya, sombong, iṣraf, fasad, fahsya, dan kemunkaran.

3.     Setiap warga Muhammadiyah dituntut untuk menunjukkan akhlak yang mulia (akhlaqul karimah) sehingga disukai/dicontoh dan menjauhkan diri dari akhlak yang tercela (akhlaq madzmumah) yang menyebabkan dibenci dan dijauhi sesama.

4.     Setiap warga Muhammadiyah di mana pun bekerja dan menunaikan tugas maupun dalam kehidupan sehari-hari harus benar-benar menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan korupsi dan kolusi serta praktik-praktik buruk lainnya yang merugikan hak-hak publik dan membawa kehancuran dalam kehidupan di dunia ini.

*Perempuan Berakhlak Mulia*

Berdasarkan pedoman umum tersebut, dapat kita ketahui bahwa pada prinsipnya muslim wajib berakhlak mulia. Oleh karena itu, perempuan yang "dijemput" untuk dijadikan istri adalah perempuan yang berakhlak mulia.

Berakhlak mulia hakikatnya merupakan bagian dari amal saleh. Allah subhanahu wa Ta’ala memberikan rahmat  kepada laki-laki dan perempuan atas amal saleh yang dilakukannya sebagaimana dijelaskan firman di dalam Al-Qur’an misalnya at-Taubah (9): 71

وَا لْمُؤْمِنُوْنَ وَا لْمُؤْمِنٰتُ بَعْضُهُمْ اَوْلِيَآءُ بَعْضٍ ۘ يَأْمُرُوْنَ بِا لْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُقِيْمُوْنَ الصَّلٰوةَ وَيُؤْتُوْنَ الزَّكٰوةَ وَيُطِيْعُوْنَ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ ۗ اُولٰٓئِكَ سَيَرْحَمُهُمُ اللّٰهُ ۗ اِنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌ حَكِيْمٌ

"Dan orang-orang yang beriman, laki-laki dan perempuan, sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang munkar, melaksanakan shalat, menunaikan zakat, dan taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka akan diberi rahmat oleh Allah Subḥanahu wa Ta'ala. Sungguh, Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana."

Dari ayat tersebut kita ketahui bahwa laki-laki dan perempuan muslim yang beramal saleh memperoleh rahmat dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sebagai muslim kita menyadari bahwa rahmat-Nya sangat kita perlukan. Dengan rahmat-Nya itu muslim dapat hidup bahagia dunia akhirat. Di dalam surat an-Nisa (4): 124 Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman

وَمَنْ يَّعْمَلْ مِنَ الصّٰلِحٰتِ مِنْ ذَكَرٍ اَوْ اُنْثٰى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَاُ ولٰٓئِكَ يَدْخُلُوْنَ الْجَـنَّةَ وَلَا يُظْلَمُوْنَ نَقِيْرًا

"Dan barang siapa mengerjakan amal kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan sedang dia beriman, maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak dizalimi sedikit pun."

Perlu kita pahami baik-baik bahwa keutamaan berakhlak mulia adalah memberatkan timbangan kebaikannya pada hari pembalasan. Hal itu dijelaskan di dalam HR at-Tirmizi

عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ قَالَ سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَا مِنْ شَيْءٍ يُوضَعُ فِي الْمِيزَانِ أَثْقَلُ مِنْ حُسْنِ الْخُلُقِ وَإِنَّ صَاحِبَ حُسْنِ الْخُلُقِ لَيَبْلُغُ بِهِ دَرَجَةَ صَاحِبِ الصَّوْمِ وَالصَّلَاةِ

"Abu Darda radiyallahu 'anhu berkata, “Aku mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, ‘Tak ada yang lebih berat pada timbangan (mizan, pada hari pembalasan) daripada akhlak yang baik. Sungguh, orang yang berakhlak baik mencapai derajat orang yang berpuasa dan shalat."

*Akhlak Berkomunikasi*

Dalam hal komunikasi, ada hal tertentu yang sama antara laki-laki dan perempuan. Mereka umumnya berkomunikasi secara verbal dan menggunakan bahasa sebagai media utamanya. 

Komunikasi nonverbal dengan bahasa tubuh dilakukan sebagai pelengkap. Ketika komunikasi verbal yang dlakukannya memerlukan bantuan bahasa tubuh, mereka pun menggunakannya.

Berdasarkan kenyataan tersebut, kemuliaan akhlak perempuan dapat kita ketahui ketika dia berkomunikasi, baik verbal maupun nonverbal. Dengan demikian, pada masa ta'aruf, calon suami dan keluarganya dapat mengetahui salah satu penanda mulia tidaknya akhlak perempuan.

Ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam hal memfungsikan bahasa. Hal ini dijelaskan oleh Janet Holmes di dalam bukunya _Women, Men, and Politeness_ (hlm. 2-8). Menurut dia, laki-laki cenderung berpendapat bahwa fungsi bahasa lebih dari sekadar sebagai sarana untuk mendapatkan dan menyampaikan informasi,  sedangkan perempuan menganggap bahwa bahasa  berfungsi sebagai sarana penting untuk memelihara hubungan, terutama dengan teman dan keluarga inti.

Telah dilakukan penelitian secara ilmiah, dari segi psikologis, ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Hal ini dijelaskan oleh Thariq Kamal an-Nu’aimi di dalam bukunya _Psikologi Suami Istri_ terjemahan Muh. Muhaimin (hlm. 16-67). Perbedaan itu terdapat misalnya pada gerak intuisi. Respons perempuan ketika menghadapi kelelahan dan kesukaran umumnya berbeda dari laki-laki. Kebiasaan mengeluh dan menggerutu ketika terjadi interaksi antara laki-laki dan perempuan berbeda juga. 

Sangat baik kiranya jika perbedaan-perbedaan itu diketahui sejak masa ta’aruf. Dengan demikian, sejak dini sudah ada pemahaman sisi lebih dan kurangnya calon istri sehingga telah ada kesiapan mental saling menasihati untuk kebenaran dan untuk kesabaran, bukan saling “menjatuhkan” ketika terjadi konflik. Perlu selalu diingat bahwa kesempurnaan hanya milik Allah Subhanahu wa Ta’ala. Tidak ada orang yang sempurna dalam segala hal. Demikian pula  dalam hal akhlak.

Sikap tubuh dan/atau ucapan yang mengekspresikan gerak intuisi yang terwujud ketika merespons suatu peristiwa, keadaan, dan/atau masalah dapat diketahui melalui pengamatan ketika berinteraksi. Umumnya perempuan mempunyai gerak intuisi yang lebih tinggi. Makin dewasa, apalagi terlatih, gerak intuisinya makin tinggi. 

Boleh jadi, gerak intuisinya terhadap “calon mertuanya” pun hampir selalu benar. Dia dapat menangkap apa yang ada di balik yang dikatakan. Dengan demikian, jika dia merasa cocok dengan laki-laki yang menjadi calon suaminya, sejak dini dia sudah mempersiapkan diri secara mental menghadapi berbagai kemungkinan yang terjadi.

Allahu a’lam


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Wawasan

  Mudik: Menoleransi atau Melawan Tradisi Oleh: Ahsan Jamet Hamidi, Ketua Pimpinan Ranting Mu....

Suara Muhammadiyah

14 April 2024

Wawasan

Meneladani Akhlak Manusia Agung dalam Kehidupan di Era Digital Oleh: Rumini Zulfikar Setiap tangga....

Suara Muhammadiyah

3 October 2023

Wawasan

Oleh : Amalia Irfani Mengikuti dialog dan bincang ilmu tentang berbagai fenomena sosial dari multi ....

Suara Muhammadiyah

26 September 2024

Wawasan

Kurikulum Merdeka: Antara Harapan dan Tantangan Oleh: Rizki P. Dewantoro Kurikulum merupakan keran....

Suara Muhammadiyah

29 April 2024

Wawasan

Nasib Muhammadiyah Kedepan, Mari Perhatikan Kader Oleh: Noval Sahnitri, Kader PW IPM Lampung Muham....

Suara Muhammadiyah

24 June 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah