YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Sebanyak 93 orang yang terdiri dari 9 dosen dan 86 Mahasiswa Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Muhammadiyah Bengkulu (UM Bengkulu) melakukan kunjungan ke Grha Suara Muhammadiyah (SM), Rabu (1/11). Kunjungan ini dalam rangka studi banding untuk memperkuat jiwa kewirausahaan, khususnya bagi mahasiswa di masa depan.
Dekan FAI UM Bengkulu Dr Dedy Novriadi, MPdI menuturkan kegiatan studi banding ini menjadi program yang telah dirancang oleh Kampus UM Bengkulu. Menurutnya, dengan adanya kegiatan ini, dirinya mengharapkan kepada mahasiswanya untuk bisa menyerap ilmu sekaligus mengaplikasikan ke dalam lapangan kehidupan.
“Alhamdulillah, siang hari ini kami dari FAI UM Bengkulu bisa mengunjungi dengan keluarga besar SM. Kunjungan ini menjadi sangat penting, selain daripada menyambung silaturahmi, tentu juga di sisi lain bisa memperkenalkan kepada mahasiswa kami tentang seluk-beluk SM,” katanya saat di wawancarai.
Dedy menjelaskan, mahasiswa FAI UM Bengkulu ini tengah digembleng untuk bisa menjadi seorang wirausahawan. Baginya, mahasiswa FAI bukan hanya cerdas dalam ilmu keagamaan, tetapi dituntut bisa cerdas dalam berwirausaha. Karena di era kiwari saat ini, mahasiswa perlu memiliki jiwa kewirausahaan, sehingga bisa mengembangkan setiap potensi-potensi yang ada untuk membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya.
“Kami berkunjung di SM ini ingin belajar lebih lanjut. Karena, SM telah menunjukkan lompatan kemajuan luar biasa. Sampai sekarang, telah mengembangkan usaha yang berkemajuan tersebar di mana-mana. Nah, kami mendorong kepada mahasiswa FAI UM Bengkulu untuk mengambil semangat yang dilakukan oleh SM,” tuturnya.
Dalam kesempatan itu, Direktur Media dan Publikasi SM Isngadi Marwah Atmadja, SHI memotivasi kepada mahasiswa FAI UM Bengkulu harus memiliki semangat dalam belajar, utamanya berwirausaha. Ia berpandangan jika SM yang lahir sejak tahun 1915 bisa mengembangkan usahanya, maka para mahasiswa sebagai generasi muda jauh lebih mampu dan berkemajuan dalam berwirausaha lewat usaha-usaha yang produktif.
“Kita bisa berbuat untuk itu. Mengembangkan usaha di luar apa yang ada dan apa yang sudah terbiasa. Saya kira UM Bengkulu sudah membuka cakrawala untuk berpikir ke depan,” ucapnya.
Sekretaris Lembaga Pengembangan Cabang Ranting dan Pembinaan Masjid Pimpinan Pusat Muhammadiyah ini juga mengingatkan jika kelahiran SM di masa awal berfokus pada penerbitan majalah, maka di abad kedua ini, SM mampu menumbuhkembangkan usaha-usaha variatif yang bisa membawa kebermanfaatan bagi kehidupan.
“SM yang bisnis awalnya adalah majalah dan penerbitan, ternyata bisa mengembangkan unit usaha lain. Tentu, adik-adik semua juga bisa mengembangkan usaha lain. Saya yakin itu,” tuturnya. (Cris)