Hari Populasi Sedunia dan Nurani untuk Palestina

Publish

19 July 2024

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
298
Foto Istimewa

Foto Istimewa

Hari Populasi Sedunia dan Nurani untuk Palestina

Oleh: Teguh Pamungkas, Relawan Muhammadiyah

Sejak memasuki pertengahan abad ke-21, pertumbuhan populasi dunia telah mengalami peningkatan tiga kali lipat, di antara tahun 1950 hingga 2020. Mengutip dari indonesia.un.org, pada tahun 2011, populasi penduduk global mencapai 7 miliar. Dan saat tahun 2021 populasinya tumbuh hampir mencapai 7,9 miliar.

Tanggal 11 Juli yang lalu merupakan Hari Populasi Sedunia. Masyarakat dunia memperingatinya sebagai peningkatan kesadaran isu-isu kependudukan, termasuk di dalamnya berkaitan dengan lingkungan dan pembangunan. Di tahun 2024 ini mengusung tema “To leave no one behind, count everyone” yang memiliki arti “Untuk tidak meninggalkan siapapun, hitung semua orang”. Namun apa yang terjadi dengan negara Palestina? 

Sebanyak 38.000 jiwa lebih meninggal dunia, puluhan ribu orang menderita luka-luka bahkan cacat permanen. Bangunan rumah, sekolah, rumah sakit, gedung-gedung dan jalan porak poranda, rata dengan tanah akibat serangan membabibuta (baca; genosida) Israel. Gejolak di Palestina yang terjadi sejak Sabtu, 7 Oktober 2023 hingga kini belum berakhir.

Berselang tiga hari (10/10/23) sejak serangan itu, pemerintah Indonesia melalui juru bicara Kemenlu RI, menyampaikan secara resmi akan terus melakukan komunikasi dengan sejumlah negara serta organisasi internasional dalam rangka menghentikan kekerasan Israel.

Teror-teror Israel terus datang tiada henti. Serangan yang terjadi hingga kini bukan yang pertama. Masih jelas dalam ingatan, tatkala tentara Israel mengejar seorang bocah Palestina berusia tujuh tahun pada Kamis (29/9/2022) saat ia pulang sekolah. Tragis, saking takutnya dikejar, si anak tersebut pun meninggal dunia karena mengalami gagal jantung.

Di berbagai belahan dunia banyak pihak yang mengecam arogansi Israel. Bukan hanya Indonesia dan negara-negara di timur tengah saja, kecaman pun hadir dari rakyat negara sekutunya sendiri, yaitu Inggris dan Amerika. Rakyat Inggris dan Amerika menyadari bahwa kebijakan yang dilakukan negaranya merupakan sikap serampangan, di mana telah merampas hak dan kehidupan bangsa lain.

Aksi demonstrasi terjadi di mana-mana, di berbagai negara di seluruh benua. Bentangan bendera Palestina menghiasi jalan-jalan dan bangunan kota maupun desa. Anak-anak, kaum remaja dan orangtua bertumpah ruah berempati, mengikuti aksi solidaritas Palestina.

Belum lama ini juga, tak sedikit pasukan Israel di wilayah perbatasan –terutama tentara perempuan– yang mengalami depresi. Karena benturan antara penolakan kehendak diri dengan instruksi perang berkecamuk dalam dirinya. Yang hanya bisa dilakukan tentara itu hanya tertunduk bingung dan menangis sedih. Hal ini menandakan siapa pun orangnya jika masih memiliki nurani tentu memiliki kedekatan hati dan pikiran dalam menjalani kehidupan.

Akal dan Hati

Jika populasi global sebagai memiliki peran penting dan penentu pembangunan, mengapa sampai detik ini nasib Palestina belum terbebas dari kekerasan perang? Semestinya kemajuan dan kemerdekaan bersifat universal, tanpa kekerasan dan diskriminasi.

Tepat pada tanggal 24 Oktober 1945 organisasi internasional antarbangsa dideklarasikan. Organisasi itu bernama Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). PBB dibentuk untuk mendorong kerjasama antarbangsa serta mencegah terjadinya peristiwa serupa Perang Dunia II. Ada sebanyak 193 negara yang tergabung sebagai anggota PBB.

Peran akal manusia sebagai rasio mengukur empirisme subyektif. Karena pemikiran akan mengantarkan pertarungan interpretasi yang bisa membedakan antara benar dan salah. Sedangkan hati berdekatan dengan intuisi manusia yang paling mendasar. Di mana manusia bisa menyandarkan rasa kemanusiaan, asas saling menghargai, aspek menghormati sesama dan tolong menolong. Kepekaan diri yang tercermin dalam kebaikan perilaku.

Nurani adalah fitrah manusia. Bahwa hal tersebut terjadi menandakan kedangkalan bahasa hati apabila tidak bisa merasa akan keadaan orang lain. Yang ada berganti pemujaan terhadap “sesuatu”. Kata “sesuatu” yang menunjuk pada harta, kekuasaan, sensasi atau apapun yang merasa dirinya menjadi terpuaskan.

Agresi militer yang dilakukan Israel terhadap Palestina mengindikasikan betapa lemahnya – atau bahkan telah lenyap – nurani yang ada pada diri orang-orang Israel. Menandakan telah mengalami kedangkalan bahasa hati, yang ada hanya kepentingan-kepentingan kekuasaan dan keegoisan.

Mempertahankan nurani sangat mahal harganya. Jika Israel dan afiliasinya mau menyadari arti persaudaraan tentu sebagai negara berdaulat enggan berkonflik dengan negara lain. Karena kedekatan suatu nurani berdampak positif, sehingga tidak mau merusak, menghancurkan bahkan pasti menolak untuk membunuh orang-orang.

Secara sengaja nurani dibenturkan pada egoisme. Padahal tanpa melalui pendekatan hati, dari pemikiran akal sehat saja sangat kentara mana di mana posisi suatu kehumanisan. Penyakit ego kita yang tercela adalah serakah. Akibat keserakahan –dari makanan, kekuasaan, kekayaan, ketenaran dan sebagainya– mengakibatkan penderitaan bagi orang lain. Ego yang ada tak akan pernah mewakili kepuasan duniawi.

Menumbuhkan kepekaan diri (nurani) sama pentingnya mengontrol keinginan untuk memiliki. Sebab jika tidak memiliki nurani, maka seseorang tidak akan bisa menyayangi sesuatu. Akhirnya pun tidak bisa mencintai apa yang semestinya, sehingga tega menyakiti dan membunuh orang-orang, berbuat memaksakan kehendak serta tak mampu membedakan mana kepunyaan sendiri dan mana milik orang lain. Begitulah yang dilakukan oleh Israel dan para afiliasinya.

Di Hari Populasi Dunia ini kita terus gelorakan untuk mengakhiri kekerasan dan konflik yang terjadi di Palestina harus segera berakhir. Tak ada lagi pembunuhan massal. Israel memberikan semua hak-haknya kembali yang telah dirampas kepada Palestina sebagai suatu negara.

Karena gaung deklarasi kemerdekaan Palestina telah dinyatakan pada 15 November 1988 di Aljir oleh Dewan Nasional Palestina dan Organisasi Pembebasan Palestina. Di tahun 2012 telah sebanyak 193 negara anggota PBB mengakui Palestina sebagai negara.

Sesuai tema Hari Populasi Sedunia 2024 “Untuk tidak meninggalkan siapapun, hitung semua orang”. Oleh karena itu, kami tidak meninggalkan Palestina, termasuk selalu membersamai saudara kita untuk kembali merdeka. Save Palestine. 


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Wawasan

Oleh: Donny Syofyan Islam menyuguhkan apa dan bagaimana makna dan tujuan keberadaan kita. Seringkal....

Suara Muhammadiyah

13 October 2023

Wawasan

(Menulis 109 Tahun Suara Muhammadiyah 2) Oleh Mu’arif Siapakah pembaca Suara Muhammadiyah se....

Suara Muhammadiyah

19 August 2024

Wawasan

Keprihatinan dalam Proses Kecurangan Pemilu Oleh: Sobirin Malian, Dosen  Fakultas Hukum U....

Suara Muhammadiyah

5 February 2024

Wawasan

Refleksi Filosofis Candu Judi Online: Kenikmatan Perbuatan Maksiat Oleh: Muzdakir Muhlisin, M.Phil.....

Suara Muhammadiyah

29 July 2024

Wawasan

Oleh: Izza RohmanKetua Pimpinan Ranting Istimewa Muhammadiyah New South Wales Baitul Arqam Camp Syd....

Suara Muhammadiyah

6 January 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah