SERANG, Suara Muhammadiyah - Dalam sambutan pembukanya di acara Tanwir Nasyiatul Aisyiyah (NA) II yang berlangsung di Kota Serang, Banten, Ariati Dina Puspitasari mengungkapkan rasa syukurnya bahwa Tanwir II NA tetap bisa berjalan meski beberapa hari sebelumnya terjadi demonstrasi dimana-mana.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah itu pun bercerita bahwa pada beberapa waktu lalu NA telah melaksanakan sidang pleno. Pleno tersebut dimaksudkan untuk mempersiapkan kegiatan organisasi di bulan Agustus 2025 di Menteng Jakarta.
Namun dalam perjalanan dari Yogyakarta ke Jakarta, kereta yang ditumpangi para kader NA itu anjlok. Hal ini membuat perjalanan terhambat sekitar 15 jam.
Pada penutupan sidang pleno, ia menyampaikan bahwa di hari tragedi anjloknya kereta, perempuan dengan sapaan akrab Yunda Dina menganalogikannya sebagai tantangan kehidupan. Masalah yang mesti dihadapi oleh setiap makhluk untuk membuat dirinya berkembang.
Menanggapi keadaan dan situasi yang baru-baru ini terjadi, dirinya kembali menganalogikan Tanwir II NA di Banten kali ini sebagai sebuah pesawat yang mengalami turbulensi. Dengan berbagai upaya yang dilakukan oleh seluruh awak, tentu semua masalah dapat terselesaikan sesuai harapan.
"Di tengah situasi yang tidak menentu ini NA semakin bertekad menjadikan Tanwir II ini sebagai forum sekaligus momentum untuk semakin memberikan kontribusi kepada negara, baik itu sebuah ide, masukan, ataupun aksi nyata," ucap Dina (4/9).
Dengan tetap berpegang pada prinsip 'hari ini harus lebih baik dari kemarin' Dina yakin NA akan menjadi organisasi yang matang dan siap menghadapi perubahan yang cepat.
Mengusung tema Tanwir, "Memajukan Perempuan, Mengokohkan Peradaban" menuntut organisasi perempuan muda Muhammadiyah tersebut adaptif terhadap banyak hal, khususnya dunia digital yang saat ini tengah menjadi arus pesar perubahan. (diko)