Hadirkan PAUD Berkualitas, Demi Turunkan Angka Stunting

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
184
Direktur PAUD Komalasari M.Pd

Direktur PAUD Komalasari M.Pd

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Di PAUD yang berkualitas, setiap anak didampingi agar bertumbuh dan berkembang optimal. Supaya mereka memiliki fondasi yang utuh dalam berbagai aspek perkembangan. Terdiri dari nilai-nilai, pengetahuan, dan keterampilan yang tidak hanya berfokus pada membaca, menulis, dan berhitung saja. 

Untuk mencapai tujuan tersebut, Direktur PAUD Komalasari menegaskan bahwa anak perlu dikenalkan dengan pengalaman belajar yang menyenangkan dan memberi manfaat bagi dirinya. Menurutnya tidak ada perbedaan antara bermain dengan belajar, karena bagi anak usia dini bermain adalah belajar. 

“Kita pasti sepakat bahwa usia dini adalah kesempatan yang tidak dapat diperoleh kembali. Usia 0 sampai 3 tahun perkembangan otak kita sangat cepat. Yang kita bangun di jenjang pendidikan anak usia dini adalah kemampuan fondasi yang terdiri dari nilai-nilai, pengetahuan dan keterampilan,” ujar perempuan yang menyelesaikan pendidikan S2 Manajemen Pendidikan di Universitas Negeri Yogyakarta tahun 2006 tersebut. 

Usia dini menurutnya merupakan fase investasi yang cukup besar untuk tumbuh kembang anak ke depan. Oleh karena itu Direktorat PAUD berusaha membuat dan menyusun program pendampingan terbaik bagi anak-anak Indonesia. Dalam hal ini Direktorat PAUD selalu menjalin kerja sama dengan Aisyiyah. Di antara program kerja sama tersebut seperti mewujudkan pembelajaran yang berkualitas, transisi dari PAUD ke Sekolah Dasar yang menyenangkan (rapot pendidikan, program sekolah penggerak). 

Terkait dengan PAUD HI (Holistik Integratif). Ia menjelaskan bahwa satuan-satuan PAUD HI ini berperan serta untuk menurunkan tengkes atau stanting. PAUD HI menurutnya merupakan salah satu intervensi sensitif yang berakibat tidak langsung di luar aspek kesehatan. 

“30 persen dari penyebab stanting merupakan hal-hal di luar masalah gizi. Anak-anak yang stanting itu disebabkan karena lingkungannya sakit. Sehingga ia terus-terusan sakit. Hal ini di mulai dari fase memilih calon pengantinnya, ibu hamilnya, sampai hari kehamilan,” tuturnya. 

Maka, intervensi sensitive diperlukan karena jauh lebih efektif untuk menciptakan lingkungan yang holistik. Mulai dari adanya kelas bagi orang tua, pemantauan perkembangan anak, ada koordinasi dengan lembaga kesehatan dan gizi, pemberian makanan tambahan, pemantauan kepemilikan NIK, dan ketersediaan fasilitas sanitasi.  

“Program ini sesuai dengan Perpres nomor 60 tahun 2023, tujuannya agar anak di PAUD tidak hanya mendapatkan layanan pendidikan, tetapi anak-anak PAUD juga mendapatkan layanan esensial. Dan untuk memenuhi ini, PAUD tidak bisa sendirian. Di setiap daerah mesti ada PAUD HI,” tegasnya mengamini hal ini bisa terjadi. (diko)

 


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

BANDUNG, Suara Muhammadiyah – Siang itu Veritas Room 3501 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politi....

Suara Muhammadiyah

11 July 2024

Berita

BOGOR, Suara Muhammadiyah - Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Setusari laksanakan penyerahan Kartu....

Suara Muhammadiyah

15 October 2023

Berita

MEDAN, Suara Muhammadiyah - Dua Lembaga Badan Pembantu Pimpinan (BPP) Aisyiyah Sumatera Utara, LBSO ....

Suara Muhammadiyah

10 December 2023

Berita

ACEHTENGAH, Suara Muhammadiyah - Majelis Pendidikan Dasar, Menengah dan Pendidikan Non Formal (Dikda....

Suara Muhammadiyah

7 May 2024

Berita

BANDUNG, Suara Muhammadiyah – Pendiri dan Ketua Pembina Odesa Indonesia Budhiana Kartawijaya m....

Suara Muhammadiyah

17 January 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah