Al-Maun Goes to Village, Program Muhammadiyah Memberdayakan Warga Wadas

Publish

21 August 2024

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
98
Foto Istimewa

Foto Istimewa

PURWOREJO, Suara Muhammadiyah – Muhammadiyah lewat Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah bersama Majelis Hukum dan Hak Asasi Manusia (MHH) PP Muhammadiyah dan Lembaga Bantuan Hukum dan Advokasi Publik (LBHAP) hadir mendampingi warga Wadas yang terdampak tambang.

Kehadiran PP Muhammadiyah melalui Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) yang didukung Lazismu melakukan advokasi, salah satunya dengan melaksanakan pemberdayaan masyarakat untuk peningkatan daya ekonomi.

Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik PP Muhammadiyah pada (13/8/24) hadir di lokasi untuk meresmikan Al-Maun Goes to Village, sebuah program konkret pemberdayaan dan pendampingan warga yang menolak tambang dengan melaunching peternakan yang dikelola masyarakat setempat yang diikuti dengan aktivasi workshop berisi tentang pengelolaan peternakan dan pertanian kepada warga yang menjadi korban tambang.

Al-Maun Goes to Village merupakan program rumusan yang berkolaborasi dengan Lazismu sejak Mei 2024. Tujuan dari program ini meliputi peningkatan daya ekonomi masyarakat Wadas dalam sector peternakan dan pertanian. Aktivasi kegiatan yang sama juga dilaksanakan di lokasi lain, seperti Banyuwangi dan Batam.

Dilansir dari laman Muhammadiyah.or.id (20/8/24), disebutkan bahwa kegiatan pemberdayaan untuk warga Wadas memetik siasat kreatif agar tetap memperoleh sumber ekonomi dan menjaga kelestarian lingkungan. Hal itu sangat urgen, seperti upaya membangun usaha peternakan berbasis komunitas.

Ada yang menarik dari kolaborasi kerja ini, dimana program peternakan dikemas dengan berbasis komunitas yang tata kelolanya fokus pada komunitas kambing. Bertajuk Wadas Farm, warga memperoleh pendampingan yang sebagian besar melibatkan partisipasi anak-anak muda, diupayakan secara menyeluruh.

Materi pendampingan program peternakan diberikan secara bergantian, mulai dari pelatihan manajemen bisnis, pembangunan kendang, konsultasi hewan ternak, perencanaan kedaulatan pakan ternak, hingga urusan kedaulatan obat bagi hewan ternak. 

David Efendi, Sekretaris LHKP PP Muhammadiyah mengatakan bahwa yang bertahan adalah mereka yang memperjuangkan hak-haknya.

“Semoga program ini bisa lestari berapapun warganya yang masih bertahan memperjuangkan idealisme lingkungan hidup. Kami setia pada warga Wadas untuk tetap menemani sampai batas akhir,” pungkasnya.

Bersama rombongan LHKP turut hadir jajaran pengurus harian Ketua LHKP PP Muhammadiyah, Ridho Al-Hamdi, Wakil Bendahara, Shanty Saleh, dan juga anggota LHKP, Sanna Ulail.

Dalam kunjungan yang sama, Busyro Muqoddas Ketua PP Muhammadiyah memberikan suntikan semangat kepada warga Wadas yang senantiasa konsisten mempertahankan keadilan warga di tengah gempuran eksploitasi pertambangan.

“Walaupun Muhammadiyah ada kesamaannya dengan NU, yaitu menerima izin usaha tambang, tetapi Muhammadiyah melalui LHKP MHH dan LBHAP itu tetap akan mendampingi masyarakat, agama, suku apapun juga. Semoga tidak, menjadi korban PSN (Proyek Strategis Nasional),” tegasnya.

Pasalnya, rutinitas sidang di pengadilan untuk mempertahankan tanah warga dari kuasa ekonomi pertambangan sangat menguras energi, waktu, dan biaya. Oleh karena itu, Wadas Farm jadi sumber pendapatan dan penjaga api semangat perjuangan ruang hidup masyarakat.

Busyro menjelaskan, Muhammadiyah tetap memiliki misi membela yang lemah yang sesuai dengan semboyan dari Muhammadiyah, yaitu Penolong Kesengsaraan Oemat (PKO), termasuk kambing-kambing kita bela, kita beri kandang yang baik. 

Dengan demikian, pendekatan filantropi adalah pintu masuk yang strategis dalam melakukan pendampingan melalui pembaruan distribusi zakat, infak, dan sedekah agar sesuai dengan kebutuhan warga sebagai penerima manfaat, seperti di desa Wadas. Tujuannya supaya pengelolaan kambingnya semakin berkemajuan.

Diketahui bahwa kunjungan ini juga dibersamai dengan Muhammad Abduh Zulfikar dan Syafi’i Latuconsina.

Kehadiran keduanya berbagi pengalaman dan pengetahuan semakin membuat hangat diskusi terkait pemberdayaan peternak dan petani berbasis komunitas. Kedatangan para praktisi ini menjadi tambahan motivasi untuk warga wadas. 

Selain berfungsi untuk menjaga ketahanan ekonomi dasar dan kelestarian lingkungan, hasil pendampingan ini ke depannya akan jika pendapatan dari ternak ini juga memberikan nilai dalam menjaga perjuangan hukum warga Wadas.

Sebagaimana disampaikan oleh Ardi Luthfi dalam kesempatan yang berbeda, bahwa program ini tidak lain upaya sinergi Lazismu dalam pemberdayaan masyarakat melalui penguatan ekonomi berbasis jamaah. 

“Terutama untuk masyarakat yang memang secara keadaan sedang kurang beruntung sehingga membutuhkan dukungan dari berbagai pihak,” tandasnya.

Lazismu sebagai penghimpun dana tentunya sangat terbantu dalam penyaluran dana zakat infak dan sedekah, melalui kegiatan Al Maun Goes To Village yang digagas oleh LHKP PP Muhammadiyah. Selain lebih strategis, tentunya bisa menyasar masyarakat yang terverifikasi sangat membutuhkan.


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

SURABAYA, Suara Muhammadiyah - Musyawarah Wilayah (Musywil) Pimpinan Wilayah (PW) Ikatan Pelajar Muh....

Suara Muhammadiyah

9 November 2023

Berita

PALEMBANG, Suara Muhammadiyah – Lembaga amil zakat, infak dan sedekah Muhammadiyah (LazisMu) t....

Suara Muhammadiyah

22 November 2023

Berita

SURAKARTA, Suara Muhammadiyah - Hari ke dua Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) VII Pesantren Muham....

Suara Muhammadiyah

30 August 2024

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Sumber energi yang masih terpusat kepada penggunaan fosil dipandang....

Suara Muhammadiyah

24 December 2023

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah -Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) mengadakan Upacara Wisuda ....

Suara Muhammadiyah

7 June 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah