Agriverse Karya Mahasiswa UMY, Sulap Keong Emas Menjadi Pupuk Organik

Publish

30 July 2025

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
53
Istimewa

Istimewa

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Petani di berbagai wilayah terus menghadapi ancaman penurunan produktivitas lahan, khususnya pada pertanian tanaman padi akibat serangan hama seperti keong emas. Serangan hama keong emas pada tanaman padi dapat menyebabkan kerusakan serius, terutama pada fase awal pertumbuhan. Keong emas dapat memakan bibit padi yang baru ditanam, sehingga menyebabkan tanaman mati dan mengurangi hasil panen.

Selain itu, ketergantungan yang tinggi terhadap pupuk kimia juga dapat merusak tanah dalam jangka panjang. Keprihatinan terhadap persoalan yang mengancam keberlanjutan hasil panen petani padi ini mendorong Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Arif Reksa Pambudi untuk menciptakan ekosistem bernama " Agriverse" yang bertujuan meningkatkan produktivitas lahan dengan mengolah hama menjadi pupuk organik cair.

Melalui Agriverse, Arif mengembangkan produk pupuk organik cair berbahan dasar keong emas. Hama yang biasanya menjadi momok bagi petani ini diolah menjadi biofertilizer yang mengandung mikroorganisme dan mampu meningkatkan produktivitas lahan secara signifikan. Inovasi ini tidak hanya efektif memberantas hama, tetapi juga mengolah dan meningkatkan kesuburan tanah.

“Agriverse mencoba menjawab keresahan petani yang setiap musim harus menghadapi serangan hama, dan di saat yang sama harus menggunakan pupuk kimia yang semakin menurunkan kesuburan tanah mereka. Konsepnya adalah circular agriculture, sehingga hama dapat diolah menjadi pupuk yang digunakan untuk menghasilkan produk pertanian berbahan dasar organik,” ujar Arif, founder sekaligus CEO Agriverse, saat dihubungi pada Rabu (30/07).

Uji coba yang dilakukan Arif dan timnya menunjukkan bahwa penggunaan pupuk organik biofertilizer dari Agriverse telah meningkatkan hasil panen petani. Penggunaannya di lahan sawah seluas 5.000 meter persegi di daerah Tempel, Sleman, meningkatkan hasil panen dari semula hanya 2.800 kilogram menjadi 3.100 kilogram.

Arif memulai Agriverse pada tahun 2024 saat masih menjadi mahasiswa baru UMY, terinspirasi dari latar belakang keluarganya yang berprofesi sebagai petani di Sleman. Ia merasa terpanggil untuk membantu petani mengatasi persoalan di lapangan dengan pendekatan yang lebih ramah lingkungan. Dengan memanfaatkan dukungan pendanaan dari Startup and Business Incubator (SEBI) UMY dan Program Pembinaan Mahasiswa Wirausaha (P2MW), Arif membentuk tim mahasiswa lintas disiplin untuk memperkuat pengembangan Agriverse.

“Sejak kecil, saya melihat bagaimana petani kesulitan saat gagal panen akibat serangan hama. Satu keong emas saja bisa menghasilkan hingga 500 butir telur dan berkembang sangat cepat. Maka saya pikir harus ada cara agar hama ini tidak hanya dikendalikan, tapi juga bermanfaat bagi petani,” imbuhnya.

Kini, Agriverse telah menjalin kerja sama dengan berbagai pihak untuk terus mengembangkan penelitian dan uji coba produknya. Kerja sama dengan Balai Penyuluh Pertanian dan Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman telah dilakukan di sejumlah kelompok tani di wilayah Sleman dan perbatasan Yogyakarta-Magelang.

Arif juga menambahkan bahwa jejaring mitra Agriverse telah menjangkau industri pertanian seperti Soga Farm Indonesia, yang setuju untuk melakukan kerjasama penelitian. Mereka menyediakan lahan seluas 1 hektare untuk pengembangan penelitian dan uji coba di lahan greenhouse. Jika berhasil, seluruh mitra petani dari Soga Farm Indonesia akan diarahkan untuk menggunakan pupuk dari Agriverse.

Meskipun merupakan mahasiswa prodi hukum, Arif sadar bahwa peralihan dari sistem pertanian berbasis kimia ke sistem organik membutuhkan waktu. Ini terkait dengan kebiasaan petani dan kondisi lahan yang sudah lama bergantung pada pupuk kimia. Namun, ia optimistis dengan pendampingan dari dinas dan pihak-pihak terkait, program ini dapat berjalan lebih optimal pada akhir tahun ini dan diperluas secara bertahap mulai 2026.

“Kami ingin menjadi katalis dalam pengolahan lahan berbasis organik. Saat ini, Agriverse juga sedang mempersiapkan pengembangan produk beras organik yang menggunakan pupuk kami untuk mendukung praktik pertanian berkelanjutan. Ini adalah bentuk nyata dari circular agriculture yang ingin kami dorong,” pungkas Arif. (ID)


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Rapat Kerja Daerah (RAKERDA) Majelis dan Lembaga Pimpinan Daerah Mu....

Suara Muhammadiyah

17 February 2025

Berita

BENGKULU, Suara Muhammadiyah - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia, Prof. ....

Suara Muhammadiyah

3 March 2025

Berita

GIRISUBO, Suara Muhammadiyah - Sabtu 28 Oktober 2023 bertempat di komplek SD Muhammadiyah unggulan A....

Suara Muhammadiyah

29 October 2023

Berita

ACEH, Suara Muhammadiyah - Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Aceh menyelenggarakan Pengajian Ramad....

Suara Muhammadiyah

22 March 2024

Berita

Termasuk Outing Class di Pantai Cemoro Sewu dan Gumuk Pasir  BANTUL, Suara Muhammadiyah -....

Suara Muhammadiyah

24 October 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah