SLEMAN, Suara Muhammadiyah - Kamis [29/2/2024), PPM MBS Yogyakarta menggelar Jikamsi (Pengajian Kamis Siang) bersama PP Muhammadiyah. Dalam kesempatan kali ini, hadir sebagai pembicara Ustaz Oman Fathurrahman dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Acara berlangsung dari pukul 13.20 wib -14.45 wib. Kegiatan ini diadakan di Aula Lt 2 Ki Bagus Hadikusumo. Acara ini dihadiri ratusan guru dan karyawan PPM MBS Yogya.
Ustaz Fajar dalam sambutannya mengatakan, “Minggu lalu saya bersama beliau di Munas Tarjih. Dalam Munas Tarjih, dibahas Kalender Islam Global yang menjadi kesepakatan Muhammadiyah. Kita juga melakukan kesepakatan metode hisab. Hari ini kita melakukan kajian dalam rangka penguatan pemahaman Ustaz-Ustazah ini, yang dinanti di masyarakat. Mudah-mudahan bisa bermanfaat untuk kita semua.
Pengajian Kamis Siang hari ini melanjutkan tentang Pembahasan Kalender Islam Global yang sebelumnya sudah dimulai sepekan yang lalu. Ustaz Oman Fathurrahman melanjutkan penjelasan tentang pembagian kalender, “Kalender Hijriah Lokal, Zonal dan Global”. Kalender lokal untuk komunitas tertentu, negara tertentu dan Kawasan tertentu. Di Padang Pariyaman ada, di Goa Sulawesi, ada Naqsabandiyah, hingga pemerintah. Kalender ini berlaku untuk kawasan tertentu.
Dalam paparannya ia menjelaskan ada komunitas di Goa Sulawesi yang “menetapkan awal bulan berdasarkan pasang surut air laut. Waktu saya tanya mengapa demikian?, mereka menjawab, “Kalau kita mengikuti petunjuk leluhur, kita akan selamat, kalau kita salah leluhur yang menanggung dosanya. Kalau kita mengikuti kita sendiri, atau yang lain, maka kita yang akan menanggung sendiri salah atau dosanya bila keliru.”
Ustaz Oman Faturrahman juga menerangkan, problem penyatuan Kalender Islam Global adalah “Kalau memakai kalender Islam Indonesia, belum tentu di terima di dunia. Tetapi kalau kita menyatu dengan Kalender Global, maka Indonesia akan turut menyatu, mengikuti.”
Kalender Islam Global adalah konsep satu tanggal yang sama di seluruh dunia. Barat dan Timur tanggal 1, meski waktunya berbeda, tetapi kita sama tanggalnya, ungkap Ustaz Oman Faturrahman.
Dengan Kalender Islam Global, tanggal akan sama seluruh dunia, yang berbeda hanya Mrika (di sana) sama Mriki (di sini), yang disambut dengan senyum peserta kajian.
Acara ditutup dengan diskusi dan tanya jawab berkaitan dengan Kalender Islam Global dan tantangannya.
Dalam Munas Tarjih di Pekalongan beberapa minggu silam, Muhammadiyah sepakat Memperjuangkan Kalender Islam Global. “Dulu Kiai Dahlan meluruskan arah kiblat, sekarang Muhammadiyah sedang berjihad memperjuangkan Kalender Islam Global, meskipun tidak mudah.” (Arif Yudistira)