UMS Unjuk Prestasi Global, Bawa Pulang 4 Medali Emas di ISIF 2025

Publish

20 November 2025

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
129
Foto Istimewa

Foto Istimewa

DENPASAR, Suara Muhammadiyah - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) kembali mengukir prestasi dengan memperoleh 4 medali emas sekaligus dalam kompetisi 7th International Science and Invention Fair (ISIF) 2025. Ajang kompetisi tingkat internasional ini diselenggarakan di Bali, pada (12-15/11). 

ISIF 2025 merupakan kompetisi dalam bidang sains dan teknologi yang mempertemukan inventor muda berprestasi dari berbagai belahan dunia. Perolehan prestasi ini menunjukan komitmen inovasi mahasiswa UMS yang mengintegrasikan teknologi dalam dunia kesehatan.

Direktur Direktorat Kemahasiswaan dan Pengembangan Talenta Inovasi (DKPTI) UMS, Ir. Ahmad Kholid Alghofari, S.T., M,T., mengungkapkan prestasi ini sesuai target yang telah ditetapkan bahwa mahasiswa UMS mampu bersaing di kancah global.

“Prestasi ini menunjukan bahwa talenta dan inovasi mahasiswa kita mampu bersaing ditingkat global, serta menunjukan kualitas pendidikan dan pembinaan di UMS semakin meningkat,” ungkap Kholid saat dimintai keterangan, Kamis (20/11).

Diantara 4 tim yang meraih medali emas, inovasi tim ‘Panda Spray’ mengusung ide penggunaan daun pandan sebagai pereda nyeri memukau juri melalui penggunaan kearifan lokal yang menjelma menjadi obat herbal. Inovasi ini menjadi solusi dalam mengurangi efek samping obat kimia melalui penerapan tanaman herbal.

Samiyem, selaku ketua tim ‘Panda Spray’ menjelaskan bahwa daun pandan dinilai sebagai sumber daya alam yang mudah ditemukan namun hanya digunakan sebagai tambahan pewarna dan pewangi makanan. Namun, menurut riset yang mereka lakukan daun pandan mengandung propanoida, alkaloid, dan tanin yang efektif dalam menghilangkan dan mengurangi nyeri. 

“Karena waktu itu kita mikirnya kayak apa ya bahan yang mudah ditemukan di lingkungan sekitar kita tapi belum dimanfaatkan dengan baik gitu. Nah ternyata, ada daun pandan ternyata memang belum dimanfaatkan sebagai pereda nyeri juga,” jelasnya.

Tim selanjutnya, ‘Nansyi’ atau Nano Technology Syifa yang mengangkat sistem penghantaran obat berbentuk nanoemulsi dari benalu. Selama ini benalu dikenal sebagai tanaman parasit, tetapi mereka berusaha mengubah opini tersebut dengan menjadikan benalu sebagai obat anti-inflamasi.

Dalam wawancara Dany Hendrawan, sebagai ketua, menuturkan benalu sebagai nanoemulsi berfungsi mempercepat absorpsi obat dengan memaksimalkan penghantaran pada sel target, dan mengurangi dampak negatif penggunaan jangka panjang obat anti-inflamasi sintetis bagi tubuh. 

“Obat anti-inflamasi yang digunakan oleh dokter itu NSS CID (Non Steroid Anti-Inflammatory Drug) dan dia menghambat Siklooksigenase-1 dan Siklooksigenase-2. Tetapi ketika dikonsumsi dalam jangka panjang, dia punya masalah iritasi terhadap gastrointestinal, bagian sistem pencernaan, dan juga kardiovaskular, bagian sistem peredaran darah,” tutur ketua Nansyi itu.

Selain penggunaan daun pandan dan benalu, tim ‘Sunchips’ dengan kreasi snack alternatif obesitas berbentuk kue kering tipis menggunakan perpaduan tepung tinggi serat yang berasal dari biji bunga matahari, biji buah nangka sebagai pengganti tepung terigu, dan tepung jagung.

Afiza Fitriana Sabilla, sebagai salah satu perwakilan tim Sunchips, memaparkan saat ini Indonesia berada di peringkat kelima dalam kasus obesitas di negara-negara ASEAN. “Karena obesitas itu adalah salah satu penyakit yang membuat menjadi faktor masalah, akar masalahnya penyakit degeneratif. Penyakit tidak menular, seperti nanti bisa jadi jantung, kemudian stroke, dan lain-lain,” paparnya.

Beralih dari teknologi pangan, tim selanjutnya mempersembahkan ZIMO: A Next-Generation Gamified Digital Health Innovation to Overcome the Triple Burden of Malnutrition in Adolescents. 

Ketua tim, Hanifah Herawati, mengaku ‘ZIMO’ adalah aplikasi berbasis gamifikasi yang terintegrasi dengan Artificial Intelligent (AI) yang hadir dalam menjawab isu peningkatan kasus kekurangan gizi, kelebihan gizi, serta defisiensi mikronutrien yang masih banyak terjadi pada remaja Indonesia.

“Di dalamnya (ZIMO) terdapat fitur permainan yang membuat pengguna tetap termotivasi, serta pemantauan status gizi secara real time sehingga indeks massa tubuh (IMT) remaja dapat terpantau dan terus terupdate. Aplikasi ini juga terintegrasi dengan teknologi kecerdasan buatan (AI), memungkinkan pengguna memfoto makanan yang dikonsumsinya,” pungkasnya. (Roselia/Humas)


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

MAKASSAR, Suara Muhammadiyah - Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sulawesi Selatan (Sulses) bakal m....

Suara Muhammadiyah

14 April 2024

Berita

KUDUS, Suara Muhammadiyah - Universitas Muhammadiyah Kudus (UMKU) menyelenggarakan Workshop Pendampi....

Suara Muhammadiyah

26 May 2025

Berita

PACITAN, Suara Muhammadiyah – Perkembangan bisnis kuliner yang dijalankan Suara Muhammadiyah m....

Suara Muhammadiyah

9 August 2025

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) kembali mengukuhkan guru ....

Suara Muhammadiyah

25 February 2025

Berita

MEDAN, Suara Muhammadiyah -  Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia, Abdul Mu....

Suara Muhammadiyah

25 November 2024