PEKANBARU, Suara Muhammadiyah — Universitas Muhammadiyah Riau (Umri), melalui Lembaga Penyelenggara Diklat (LPD) melalui Dikdasmen, menggelar Pelatihan Koding dan Kecerdasan Artifisial (KA) bagi guru-guru Sekolah Dasar (SD) di Kota Pekanbaru. Kegiatan yang berlangsung selama lima hari (12-16/8/2025) ini, diikuti oleh 30 guru dari berbagai SD di kota tersebut.
Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan literasi digital di lingkungan pendidikan dasar, sekaligus membekali para pendidik dengan keterampilan teknologi mutakhir. Dua narasumber utama yang dihadirkan adalah Dr Vitriani, SKom MKom, dan Soni, SKom MKom PhD, yang membawakan materi mengenai dasar-dasar pemrograman, pemanfaatan AI dalam pembelajaran, serta strategi integrasi teknologi di ruang kelas.
Kegiatan ini secara resmi dibuka oleh Kepala Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru, Dr H Abdul Jamal, MPd. Ia menekankan pentingnya transformasi digital di sektor pendidikan, khususnya melalui penguasaan koding dan AI sejak dini.
“Pembelajaran koding dan kecerdasan buatan bukan hanya melatih siswa memahami bahasa teknologi, tetapi juga membentuk pola pikir terstruktur yang sangat penting untuk memecahkan persoalan secara efektif,” ujar Dr Abdul Jamal dalam sambutannya pada Selasa (12/8/2025).
Ia menjelaskan bahwa pemerintah saat ini sedang mendorong penguatan kurikulum digital, termasuk penerapan koding dan AI di jenjang pendidikan dasar dan menengah. Langkah ini dinilai krusial untuk mempersiapkan generasi muda agar tidak sekadar menjadi pengguna teknologi, melainkan juga pencipta dan pengembang teknologi.
Lebih lanjut, Ia menegaskan bahwa kesiapan guru menjadi faktor kunci dalam keberhasilan transformasi ini. “Para guru tidak boleh tertinggal dari perkembangan zaman. Mereka harus menjadi motor penggerak dalam membentuk siswa yang melek digital, memiliki keterampilan abad 21, serta siap menghadapi tantangan global,” tambahnya.
Dengan adanya pelatihan ini, Umri berharap para guru dapat mengimplementasikan materi yang diperoleh dalam kegiatan belajar mengajar sehari-hari, serta mampu menjadi agen perubahan dalam mendorong literasi digital sejak pendidikan dasar. (Rls/Walida)