SURAKARTA, Suara Muhammadiyah – Tim Program Kreativitas Mahasiswa bidang Pengabdian Masyarakat (PKM-PM) JAWARA-TECH Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menggencarkan pelestarian bahasa krama dan aksara Jawa melalui pendekatan inovatif berbasis teknologi. Program ini menyasar siswa Sekolah Dasar (SD) Muhammadiyah 16 Karangasem sebagai upaya mengembalikan bahasa daerah dan aksara leluhur ke kehidupan sehari-hari anak-anak di sekolah maupun rumah.
Inisiatif ini lahir dari keprihatinan tim terhadap fenomena generasi Z dan generasi Alpha yang cenderung menggunakan bahasa asing sebagai bahasa gaul, mempelajari aksara luar, dan meninggalkan warisan budaya sendiri. Melalui hibah PKM Tahun 2025, tim itu berupaya mengemas pembelajaran bahasa krama dan aksara Jawa secara menarik dan menyenangkan.
“Kami memberikan materi bahasa krama kepada siswa melalui aplikasi mobile JAWARA Adventure yang dikembangkan tim. Aplikasi ini memuat permainan edukatif untuk memperkuat pemahaman siswa,” ujar Ketua Tim PKM, Ela Fitriana, saat ditemui pada Jumat (15/8).
Ela Fitriana menjelaskan, metode yang digunakan adalah Game Based Learning yang dipadukan dengan teknologi inovatif, seperti aplikasi mobile, Augmented Reality (AR), dan Virtual Reality (VR). Melalui pendekatan ini, siswa dapat belajar sambil bermain dan terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran.
Program yang dilaksanakan mulai 7 Juli 2025 ini digerakkan oleh lima mahasiswa UMS. Mereka adalah Ela Fitriana (PGSD) selaku ketua, bersama Ja’anur Lathifah (PGSD), Alfina Dwiyanti (PGSD), Naurah Qolbia (Pendidikan Teknik Informatika), dan Siti Sofia (Pendidikan Teknik Informatika). Tim ini didampingi oleh dosen PGSD, Ika Candra Sayekti, S.Pd., M.Pd.
Selain aplikasi mobile, mereka juga mengembangkan game berbasis AR bernama Jejak Aji Saka. Game ini mengajak siswa menjelajahi dan merebut wilayah secara virtual, sambil mempelajari bahasa krama dan aksara Jawa.
“Kami juga memanfaatkan VR melalui Museum JAWARA-TECH, di mana anak-anak dapat melihat tokoh pahlawan Indonesia sekaligus belajar bahasa krama dan aksara,” lanjut Ela.
Penerapan itu berdasarkan literatur yang dirujuk tim, yaitu Astuti dkk., 2020, yang menyebut pelestarian bahasa krama dan aksara Jawa berbasis teknologi permainan merupakan bentuk revitalisasi budaya yang relevan di era globalisasi. Penggunaan game terbukti efektif dalam meningkatkan minat siswa mempelajari bahasa dan aksara daerah.
Program ini diharapkan mampu memberikan dampak nyata berupa peningkatan pemahaman, keterampilan, dan minat belajar bahasa krama dan aksara Jawa. Lebih jauh, siswa diharapkan mampu mempraktikkan bahasa krama dalam interaksi sehari-hari, baik dengan orang yang dikenal maupun tidak, serta memandang aksara Jawa sebagai media tulis yang indah.
Kepala SD Muhammadiyah 16 Karangasem, Maghfirotun Na’imah, menyampaikan apresiasi dan harapan terhadap program ini. Ia menilai kegiatan yang diinisiasi Tim JAWARA-TECH sejalan dengan visi sekolah untuk melestarikan bahasa dan aksara daerah.
“Saya berharap program ini bisa menjadi branding bagi SD Muhammadiyah 16 Karangasem serta membantu anak-anak belajar bahasa krama dan aksara Jawa. Apalagi saat ini Dinas Pendidikan Kota Surakarta sedang mendorong program Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI),” ungkapnya.
Dengan dukungan sekolah dan lingkungan sekitar, Tim PKM-PM JAWARA-TECH optimistis dapat terus menyuarakan pelestarian bahasa krama dan aksara Jawa. Mereka mengusung semangat “Teknologi untuk Budaya” sebagai bentuk komitmen menjaga warisan leluhur di tengah gempuran arus globalisasi. (Yusuf/Humas)