JAKARTA, Suara Muhammadiyah – Muhammadiyah tidak lelah hadir untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Hal itu dibuktikan dengan kiprahnya yang sangat konsen terhadap orang-orang yang termarginalisasikan, yang kemudian mewujud pada konsep “Teologi Al Maun.”
“Itu satu teologi yang didorong oleh ee ajaran agama, maka warga Muhammadiyah dan umat didorong untuk supaya peduli terhadap sesama,” kata Anwar Abbas dalam acara Ruang Publik TvMu, Sabtu (22/11).
Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah itu mengemukakan, sampai saat ini kehidupan bangsa masih terjadi disparitas yang sangat mencolok. Menurutnya, problem sosial kemiskinan merupakan tantangan kompleks sampai hari ini masih menjadi pekerjaan bersama semua pihak, termasuk di Muhammadiyah sendiri.
Oleh karena itu, Ia mengatakan tema Milad ke-113 Muhammadiyah mengusung “Memajukan Kesejahteraan Bangsa.” Tema ini, sambung Anwar, menjadi bentuk keresahan sekaligus seruan moral agar seluruh warga Muhammadiyah dan bangsa Indonesia semakin peduli terhadap kesenjangan sosial yang masih terjadi.
“Kita melihat sebagian orang sudah bisa hidup sejahtera, bahkan berkelimpahan. Tetapi sebagian orang masih hidup dalam kemiskinan dan hidup berkekurangan. Oleh karena itu, milad Muhammadiyah kemarin mengajak kita, terutama warga Muhammadiyah untuk peduli kepada sesama dan membantu mereka-mereka yang hidup dalam berkesusahan,” jelasnya.
Dalam ajaran agama, umat Islam, terlebih warga Persyarikatan, diserukan untuk membantu orang lain, bahkan yang tidak hanya orang kaya saja. Tetapi, semua orang harus saling membantu tanpa memandang siapa dia dan dari mana berasal.
“Tuhan menyuruh orang yang berkelapangan untuk membantu orang lain sesuai dengan tingkat kelapangannya. Tetapi jika ada orang yang hidupnya agak cekak, rezekinya agak sedikit, maka hendaklah dia juga bersedekah dan berinfak serta membantu orang lain sesuai dengan rezeki yang dia dapat,” tegasnya. (Cris/Anggi)


